Selamat datang di thread ane agan dan sista

Kali ini ane mau ngereview sebuah film yang sudah ane tonton, judulnya Bomb City. Film ini sangat menarik bagi ane, karena film ini membahas tentang sesuatu yang menurut ane sensitif dan ternyata dekat dengan kehidupan kita.

Spoilers Ahead

Bomb City adalah film yang beradasarkan kisah nyata tentang pertikaian antar dua kelompok,  punk dan jock (para atlet SMA populer) pada tahun 1997 di kota Amarilo, Texas. Penamaan Bomb City sendiri diambil dari julukan Kota Amarilo sebagai satu-satunya tempat perakitan dan pembongkaran senjata nuklir yang ada di Amerika Serikat. Film ini sendiri bercerita tentang kematian Brian Deneke seorang pemuda yang memilih untuk memiliki gaya hidup punk terlepas dari pandangan orang lain. Terlihat dalam film bahwa kedua orang tuanya tak pernah keberatan dengan gaya hidup yang dipilih Brian dan kakaknya itu.

Dalam film kita akan banyak melihat gagasan-gagasan yang menentang otoritas. Pertama hal itu ditunjukkan dalam percakapan antara Brian dan ibunya ketika dia berkunjung ke rumah, saat itu Brian mengatakan bahwa kita semua merupakan budak dari otoritas. Selanjutnya hal itu ditunjukkan lagi ketika percakapan Brian dan King waktu mereka membuat grafiti di sebuah tembok, inti percakapan mereka adalah otoritas yang mana di film adalah pemerintahan Amerika Serikat mempunyai hukum untuk semua hal yang dilakukan oleh warga negaranya dan saya rasa ini dihubungkan dengan pelarangan berekpresi, menganut, dan berseni dengan budaya/gaya tertentu, khususnya punk dalam film ini.

Secara lebih dalam kita akan melihat penindasan-penindasan yang dilakukan oleh para jock terhadap Brian dan teman-temannya, dimana mereka menganggap hal itu biasa karena Brian dan teman-temannya berbeda dengan mereka. Belum lagi perbedaan perlakuan yang diberikan oleh polisi ke anak punk dan jock, semakin memperlihatkan betapa diskriminasi merupakan sesuatu yang sangat-sangat tidak baik untuk dilakukan.

Ketika proses persidangan kita bisa melihat diskriminasi lain. Pengacara dari Cody Cates secara kejam menganggap bahwa kematian dari Brian adalah sesuatu yang memang seharusnya terjadi. Meyakinkan para hakim bahwa punk adalah kriminal dan kliennya adalah seseorang yang seharusnya dipertahankan dan tidak seharusnya ditahan atas pembunuhan yang dia lakukan. Disini lain senjata yang dibawa ketika dua kelompok ini bertikai, atribut-atribut punk pun dijadikan senjata olehnya untuk menyatakan bahwa punk adalah kejahatan.

Setelah menonton film ini saya tersadar bahwa kehidupan yang ada di dalam film, mungkin hampir sama dengan kehidupan yang ada di Indonesia. Dimana diskriminasi masih sering terjadi dan penindasan meraja lela. Perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan sering kali dijadikan senjata untuk legitimisasi kekuatan maupun kekuasaan. Kita dengan mudahnya menganggap sesuatu berbahaya karena dia berbeda dibanding kita, memberi alasan yang tidak masuk akal untuk melakukan kekerasan.

Director-editor: Jameson Brooks
Screenwriters: Sheldon R. Chick, Jameson Brooks
Cast: Dave Davis, Luke Shelton, Glenn Morshower, Logan Huffman, Lorelei Linklater, Eddie Hassell, Henry Knotts, Maemae Renfrow, Dominic Ryan Gabriel, Marilyn Manson

Terlepas dari apa yang disajikan dalam film ini, ane rasa film ini bisa menjadi sesuatu yang membuat agan dan sista berpikir kembali bagaimana memperlakukan atau berbuat sesuatu terhadap orang lain. Menurut ane film ini bisa jadi watchlist bagi yang belum nonton dan pembelajaran bagi yang udah nonton

Silahkan menuangkan isi pikiran tentang film ini maupun apa yang dibahas dalam film ini di komen ya GanSis

Kunjungi Thread Ane yang lain: