GARDANASIONAL, STOCKHOLM -Impor senjata ke Timur Tengah mengalami kenaikan dua kali lipat selama 10 tahun belakangan. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), kenaikan itu dipicu oleh perang dan konflik di wilayah tersebut.



Dalam studi terkininya, lembaga survey itu mengklaim pengiriman senjata global oleh negara di Timur Tengah naik sampai 103 persen antara 2008 dan 2017. "Jumlah itu merupakan sepertiga dari impor senjata global selama priode 2013-2017," kata peneliti senior SIPRI Pieter Wezeman seperti ditulis Xinhua, Selasa pagi 13 Maret 2018.



Peter menyebut Amerika Serikat dan negara Eropa tetap menjadi pengekspor utama senjata dan memasok lebih dari 98 persen senjata yang diimpor oleh Arab Saudi. Sementara berdasarkan volume setiap lima tahun untuk merancang fluktuasi jangka-pendek, Arab Saudi adalah importir senjata terbesar kedua setelah India.


"Dan Amerika Serikat mengimpor 61 persen senjata ke Arab Saudi, sementara Inggris mengirim 23 persen senjata," ujarnya.