Teknologi adalah segala hasil cipta manusia yang dapat membantu pekerjaan manusia. Dengan kehadiran teknologi, manusia bisa melakukan berbagai hal dengan lebih mudah, cepat dan efisien. Teknologi dapat ditemukan karena manusia memiliki kemampuan luar biasa. Mereka selalu berfikir untuk memperbaiki kehidupan, membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah. Itu sebabnya di zaman modern ini, manusia melakukan beberapa eksperimen untuk menciptakan teknologi yang lebih baru, lebih aman dan lebih ramah lingkungan.

Teknologi Penghasil Energi

Dunia membutuhkan energi. Selama ini energi didapat dari sumber-sumber yang terbatas, seperti minyak dan gas bumi. Itu sebabnya manusia mencoba menciptakan penghasil energi baru. Jika tidak, akan terjadi krisis energi. Akibatnya, banyak kegiatan manusia yang akan terhenti. Berbagai penelitian maupun eksperimen dilakukan untuk mendapatkan penghasil energi yang murah. Namun lebih penting lagi, penghasil energi tersebut harus aman dan ramah lingkungan
Berbagai penelitian dan eksperimen dilakukan untuk mencari sumber energi yang murah, aman, ramah lingkungan, dan dapat diperbarui atau tidak akan habis. Mulai dari pembangkit listrik tenaga angin, pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga surya atau sering kita sebut sebagai panel surya, dan baru baru ini akan dikembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Salah satu daerah yang sedang gencar untuk menerapkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) adalah Karanganyar. PLTPB relatif tidak merusak lingkungan, namun masih banyak masyarakat Karanganyar yang khawatir terhadap rencana eksploitasi geothermal Gunung Lawu untuk PLTPB. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum paham masalah geothermal. Oleh karena itu, penting untuk memahami tentang bagaimana proses panas bumi diubah menjadi energi.
Pada dasarnya panas bumi tidak merusak lingkungan. Lokasi pengeboran dilakukan di lapisan bebatuan yang sangat keras dan padat, sehingga akan aman dari kebocoran. Namun tidak bisa ditimpali apabila kebocoran terjadi di instalasi di permukaan tanah akibat human error atau terjadi karena pipa bagian atas pengontrol gas terlalu besar, hal ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi, saat ini sudah bisa membuat jaringan pipa berkarakter fleksibel dan tahan terhadap goncangan gempa.
Kembali lagi ke pembahasan bagaimana proses panas bumi diubah menjadi energi. Tahap pertama adalah pengeboran menuju bagian yang menjadi lokasi panas untuk membebaskan uap pada kedalaman tertentu. Tahap kedua adalah memompakan air dingin ke dalam sumur injeksi. Air tersebut dialirkan melalui batu panas. Ketika sampai di permukaan, air berubah menjadi uap, dan uap itulah yang dipakai untuk menggerakkan turbin. Setelah itu uap didinginkan kembali menjadi air, lalu dikembalikan lagi ke sumber panas bumi. Begitulah seterusnya. Sehingga dalam proses tersebut terdapat tahap pembaruan.

Teknologi terbaru yang digunakan sebagai penghasil energi dari uap air adalah pembangkit dengan siklus biner. Teknologi ini memungkinkan fluida mencapai suhu terendah hingga 57°C. Air panas bumi yang tidak terlalu panas dialirkan melalui fluida sekunder yang memiliki titik didih jauh di bawah titik didih air. Hal ini menyebabkan fluida sekunder menguap kemudian digunakan untuk memutar turbin. Ini adalah jenis teknologi pembangkit yang paling umum dibangun saat ini. Efisiensi termal pembangkit jenis ini sekitar 10 – 13 % .

Dalam pembangunannya, proyek PLTPB tidak membutuhkan lahan luas untuk kontruksi bangunannya, sehingga keberadaan bangunan tidak merusak hutan. Bangunan diatas tanah hanya beberapa digunakan untuk menggerakkan turbin. Meskipun membutuhkan modal tinggi, pembangkit ini sangat skalabel, dimana pembangkit kecil dapat menyediakan listrik untuk sebuah pedesaan. Dengan memanfaatkan teknologi ini, sumber energi panas bumi dapat menjadi solusi sebagai sumber energi ramah lingkungan dan juga sebagai pengganti sumber energi yang tidak terbarukan.