Quote:
KRICOM - Pilpres 2019 disebut-sebut hanya diikuti satu pasang calon saja. Pasalnya, koalisi pendukung pemerintah tengah merayu partai oposisi untuk sama-sama mendukung Joko Widodo (Jokowi) di pemilu tahun depan.
Pakar Hukum Tata Negara, Riawan Tjandra menilai citra Jokowi bisa anjlok apabila maju seorang diri di Pilpres 2019. Apalagi selama ini, dia dikenal sebagai pemimpin yang berdemokrasi.
"Karakter Pak Joko Widodo memang termasuk pemimpin yang demokratis ya. Tetapi pemimpin demokratis dari sistem pemilu yang dihasilkan tidak berhasil membangun sebuah kompetisi. Ini dikhawatirkan akan menurunkan derajat dan kualitas beliau serta demokrasi Indonesia," kata Riawan kepada Kricom.id, Sabtu (10/3/2018).
Apabila tidak ada calon penyeimbang, maka Pilpres 2019 berpotensi mengancam demokrasi Indonesia yang sudah dibangun sejak lama. Juga membuat derajat dan kualitas demokrasi di Indonesia menjadi buruk.
Selain itu, tambah Riawan, sistem yang terbentuk akibat majunya seorang calon tunggal akan terjadi absolutisme kekuasaan.
"Di sisi yang lain karena tidak ada calon penyeimbang maka kemudian potensi untuk terbentuknya sistem yang Egaliter yang demokratis itu menjadi terancam," tandas dosen Universitas Atmajaya ini.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum, mengatur tentang tata cara penyelenggaraan Pemilu presiden jika hanya ada calon presiden dan calon wakil presiden tunggal. KPU harus memperpanjang masa pendaftaran, jika hanya ada capres dan cawapres tunggal.
Aturan itu tertuang dalam pasal 221 dan pasal 222 UU Pemilu. Di pasal 235 UU tersebut menuliskan dalam ayat (4), dalam hal hanya terdapat satu pasangan calon, KPU memperpanjang waktu pendaftaran pasangan calon selama dua kali tujuh hari.
Ayat (6) berbunyi, dalam hal telah dilaksanakan perpanjangan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) masih terdapat satu pasangan calon, tahapan pelaksanaan pemilu tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
http://www.kricom.id/citra-jokowi-bisa-rusak-kalau-maju-pilpres-2019-tanpa-lawan
sebenernya perlu dikaji ulang apakah bener status wiwi itu pemimpin demokratis apa kagak diliat dari manuver politiknya akhir2 ini..
Soal capres tunggal..kalo nanti kotak kosong menang..negara kemungkinan besar chaos, kalo jokowi menang lawan kotak kosong..sentimen anti jokowi pasti meningkat, takutnya nanti juga terjadi chaos dan wiwi turun di tengah jalan..kembali lagi indonesia ke jaman bahula