Mabes Polri masih melakukan pendalaman terhadap para pelaku penyebar konten provokatif berbau SARA dan informasi bohong alias hoax di media sosial yang tergabung dalam kelompok Muslim Cyber Army (MCA).
Termasuk, menemukan keterlibatan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher dalam kelompok ini. Nama politisi PKS ini sempat terpampang dalam sebuah pamflet yang disebar MCA saat akan menggelar workshop.
"Kita lihat dulu nanti hasil penyelidikan apakah terkait ke sana atau tidak," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (9/3).
Setyo menegaskan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan. Jika dalam penyidikan ini ada pihak yang ditemukan berkaitan dengan kasus MCA, maka akan dipanggil untuk dimintai keterangan mengenai keterlibatan itu.
"Intinya bagi semua yang terlibat oleh penyidik akan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku,” urainya.
Aher sendiri telah membantah dirinya pernah menjadi pembicara di acara workshop MCA. Dia mengklaim tidak pernah datang ke acara MCA.
"Tidak ada undangan apa-apa," kata dia, Kamis (1/3) lalu.
Dia menduga, kemungkinan namanya masuk dalam pamflet karena pihak penyelenggara hendak mengundangnya sebagai pembicara. Namun undangan tidak disampaikan sehingga dia tidak hadir ke tempat workshop.
"Mungkin mau undang saya, tapi saya tidak tahu. Saya tidak diundang jadi ya tidak datang," ujarnya.
MCA menyelenggarakan workshop pada 20 Desember 2017. Aher menjadi satu di antara para pembicara yang namanya terpampang di pamflet. Selain Aher, tokoh yang hadir Ahmad Khaliq, Ibnu Hamad, Zeng Wai Zian, Nazar Haris, dan Ahmadie Thaha. Acara workshop itu diketahui dilangsungkan di Convention Hall, At-Taqwa Centre, Cirebon, Jawa Barat. [ian]
http://hukum.rmol.co/read/2018/03/10...-Akan-Selidiki