banuasehatAvatar border
TS
banuasehat
Déjà vu yang Katanya Bisa Mempredeksi Masa Depan


Apakah Anda pernah mengalami perasaan yang sangat aneh ketika berpapasan dengan orang lain dan merasa pernah melihatnya ? mungkin Anda berpikir bahwa Anda mengetahui apa yang akan terjadi setelahnya. Perasaan aneh ini sering dikenal dengan istilah déjà vu (” Pernah Mengalami “). Namun bagaimana hal ini bisa terjadi?


Mungkin di antara kita juga pernah mengalami Déjà vu. Saya sendiri juga memiliki pengalaman ketika saya sedang asyik nonton serial TV, saat episode-nya mulai, saya sangat merasa bahwa episode tersebut pernah menontonnya dan tau cerita selanjutnya.


Itu semua ternyata tidak benar.


Saya yakin apa yang telah saya alami juga dialami oleh banyak orang seumur hidup mereka.


Sangat sedikit para ahli yang tertarik dengan fenomena ini, namun tidak bagi Anne, ilmuwan dari Colorado State University di Fort Collins, ia sangat tertarik dengan ini.


Anne telah meneliti mekanisme otak dari pengalaman ini selama beberapa tahun, dan sekarang ia telah memperluas proyeknya untuk menjawab pertanyaan: “apakah déjà vu bisa memprediksi masa depan atau tidak?


Dan hasil dari penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Psychological Science.



Fenomena Kegagalan Mengingat

Dalam riset tersebut, Anne dan Cox mampu mencetuskan déjà vu kepada peserta penelitian. Ini bertujuan untuk menguji kemampuan keakuratan perasaan Déjà vu dan untuk melihat apakah berbagai perasaan sesuai dengan kejadian yang nyata.


Dalam kata lain, para ahli ingin melihat apakah orang yang memiliki pengalaman déjà vu bisa memprediksi apakah yang akan terjadi di masa depan, atau apakah sensasi tersebut hanyalah tipuan dari pikiran.


Untuk mencetuskan déjà vu, Cleary Anne menggunakan strategi yang telah dia gunakan pada berbagai penelitian sebelumnya.


Pada tahun 2012, ia menentang bahwa perasaan “sudah mengalami” adalah fenomena alami pada memori di dalam otak, sama halnya dengan saat kita ingin mengucapkan sesuatu yang kita ingat tapi susah untuk diucapkan. Fenomena yang kita sebut fenomena “di ujung lidah”.


Cleary Anne menemukan bahwa ketika kita mengalami déjà vu, otak mengingatkan kita akan sesuatu yang telah kita lihat atau alami dalam dunia nyata namun tidak bisa kita ingat dengan baik.


Oleh karena itu, kita akan mengakses otak kita untuk mengingat apa yang telah kita alami di waktu dan lokasi yang berbeda. Katakanlah otak kita mengingatkan kita sebuah tempat secara sekilas dari sebuah peristiwa yang telah kita alami namun kita tidak sadar bahwa kita pernah melihat dan mengalaminya.


“Kita tidak mampu mengingat kejadian sebelumnya meskipun kita telah mencobanya, namun otak kita mengenali kemiripannya,” kata Cleary Anne. “Informasi tersebut muncul menjadi perasaan aneh, kemudian kita merasa pernah di sana sebelumnya, namun kita tidak bisa ingat kapan.”


Pengalaman Déjà vu dan “di ujung lidah” juga dikenal sebagai fenomena metamemory. Metamemory adalah suatu fenomena ketika kita tau bahwa kita ingat, atau kita memang seharusnya ingat sesuatu.



Quote:





Déjà vu dan Firasat

Di penelitian mereka, Cleary dan Cox membuat peserta penelitian mengalami déjà vu dengan menanyakan mereka beberapa pemandangan virtual 3D.


Cara melakukan percobaannya sangat sederhana: pemandangan-pemandangan disusun menjadi identik namun tampak berbeda. Contohnya, kadang peserta akan melihat tempat pembuangan sampah, di lain waktu mereka juga ditunjukkan pemandangan kebun.


Semua peserta penelitian merasa mereka telah melihat beberapa pemandangan karena mereka benar-benar telah melihatnya – namun dalam bentuk yang sangat berbeda.


Kemudian, para ahli menguji mereka, apakah peserta yang mengalami déjà vu berpikir bahwa mereka dapat memprediksi pemandangan selanjutnya dengan benar, atau apakah mereka hanya tertipu oleh otak mereka.


Layaknya tipuan otak, Cleary menjelaskan ini sesuai dengan penjelasan beberapa teori memori, yang menolak bahwa kita menyimpan memori yang kita serap setiap harinya agar kita bisa belajar “memprediksi” situasi yang akan datang. Hal ini akan membuat kita survive atau bertahan dan berkembang.


Para ahli telah melihat bahwa kira-kira setengah peserta penelitian yang melaporkan déjà vu juga mengatakan bahwa mereka telah memiliki berbagai firasat dan mampu memprediksi gambar apa selanjutnya. Namun “kemungkinan memprediksi gambar selanjutnya dengan benar selama penelitian ini” tidak 100% benar. Artinya mereka tidak bisa memprediksi gambar apa selanjutnya yang akan muncul.


Singkatnya, ketika kita berpikir bahwa kita bisa memprediksi apa yang terjadi selanjutnya dalam pengalaman déjà vu, kesan tersebut masih jauh dari kenyataan.


Sekarang, Cleary akan melanjutkan penelitiannya dengan terfokus pada perasaan lebih detail lagi.


Dalam melakukannya, ia berharap untuk lebih memahami apa yang menyebabkan perasaan mampu memprediksi masa depan ini, dan apakah benar ini terhubung dengan sensasi keakraban akan suatu hal.


Penutup

Jadi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cleary Anne, jelas bahwa déjà vu tidak ada hubungannya dengan memprediksi masa depan layaknya indra ke-6. Déjà vu hanyalah permainan memory yang membuat kita lebih berhati-hati di masa akan datang



0
11.6K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.