Dalam hal ini, tentu banyak fitur atau kegunaan yang pada akhirnya jadi standar smartphone: seperti speaker, layar dengan rasio lebar dan tanpa keyboard fisik, serta kamera.

Namun karena inovasi adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaring peminat pada suatu produk smartphone, para produsen smartphone mulai memproduksi smartphone dengan 'gimmick.' Benar, gimmick dalam konteks smartphone tak lain adalah fitur yang belum tentu fungsional untuk kita gunakan, namun terlihat keren.

Pernahkah kamu membeli smartphone dengan aspek yang kamu rasa hanyalah 'gimmick?' Melansir dari daftar yang dibuat Phone Arena, berikut beberapa di antaranya.

1. Kyochera Echo





Smartphone dengan layar yang bisa dilipat dan punya dual layar sebelumnya pernah jadi rumor yang akan direalisasikan oleh Samsung. Meski demikian, yang pertama bukanlah perusahaan asal Korea Selatan tersebut. Dialah Kyochera Echo, smartphone yang sebagai smartphone yang punya dual layar.

Terlihat seperti perangkat smartphone pada umumnya yang lahir di 2011, Kyochera Echo bisa dibuka dengan model sliding ke samping, dan akan membuka layar kedua. Layar kedua ini punya setup yang sama persis dengan ponsel slider yang harus kita geser untuk membuka keyboard fisik.

Meski demikian, ketika membuka kedua layar, akan kita temukan garis hitam yang merupakan bezel. Terlebih lagi jika dalam mode tertutup, layar akan punya komposisi bezel yang tidak proporsional di bagian kiri. Jadi, Kyochera Echo punya desain yang sangat aneh. Baterainya pun juga tidak tahan lama.

2. Sony Ericsson Xperia PLAY





Sony Ericsson sempat gemparkan para pecinta teknologi dengan meluncurkan smartphone dengan kemampuan gaming, yakni peria PLAY. Seperti gabungan antara smartphone dan Play Station, yang juga bikinan Sony, Xperia PLAY banyak menarik minat pecinta game.

Lahir di 2011 dengan desain slider untuk memunculkan gamepad, sebenarnya ini tidaklah buruk. Ketika dimainkan pun, ada pengalaman menyenangkan yang diperoleh. Terutama di tahun tersebut smartphone belum secanggih itu. Namun ketersediaan game yang terbatas, dan harga yang cukup tak masuk akal, membuat smartphone ini flop.

3. Smarphone bengkok: LG G Flex dan Samsung Galaxy Round





Di tahun 2013, muncul dua smartphone yang cukup menggemparkan karena 'inovasi' desain berupa curved body: LG G Flex dan Samsung Galaxy Round. Bukan cuma pinggiran layarnya saja yang melengkung, namun dua smartphone ini bengkok layaknya patah.

Bertujuan untuk keergonomisan saat digenggam, terutama ketika menelepon, LG bahkan mendesain baterai lengkung juga. Sedikit berbeda dengan G Flex, Galaxy Round punya desain cekung. Aneh bukan? Uniknya, ada generasi terbaru dari LG G Flex yakni G Flex 2. Sayangnya Galaxy Round tak memiliki generasi penerus.

4. Nokia 3250





Inovasi teknologi di era 10 hingga 15 tahun lalu tentu tak 'seliar' sekarang. Meski demikian, dulu ada sebuah ponsel dari Nokia yang membuat kita terlihat keren jika memilikinya. Benar, ialah 3250.
Nokia 3250 yang lahir di 2005 silam, merupakan ponsel yang memiliki bodi bagian bawah yang bisa diputar 360 derajat.

Ketika tidak diputar, terdapat keyboard fisik candybar, jika diputar 90 derajat terdapat kamera (kameranya tak berada di belakang, namun di samping kiri), dan jika diputar hingga berbail, terdapat tombol multimedia.

5. Nokia 7280





Dengan standar saat ini, melihat Nokia 7280 tentu seperti melihat benda yang digunakan di film fiksi ilmiah. Sama sekali tak terlihat seperti ponsel, ponsel ini lebih mirip seperti aksesoris Power Rangers.

Minimnya tombol di ponsel ini, membuat kegiatan paling nyaman yang bisa dilakukan hanyalah menerima telepon. Menggunakan ponsel ini tentu sangat menyiksa, terutama di kondisi penting untuk menelepon atau meng-sms seseorang. Hal ini dikarenakan tak ada keypad.

6. HTC Evo 3D





Smartphone dengan dual kamera memang tren beberapa waktu belakangan. Namun HTC pernah memunculkan teknologi serupa di tahun 2011 silam. Berbeda dengan setup dual kamera di era sekarang, HTC melalui smartphone yang bernama Evo 3D, mengusung dual kamera untuk kepentingan fotografi 3D.

Tentu hasil yang didapat tak sebagus film 3D di bioskop. Bahkan perlu waktu 6 detik untuk memotret, memproses, lalu menyimpannya. Jika kamu kurang sabar, tentu proses ini akan kamu kira hang.

Layarnya pun sudah mendukung 3D, di mana Anda tak butuh kacamata 3D untuk melihat foto 3D. Dengan melihatnya di angle yang benar, konten 3D sudah bisa dinikmati meski tak terlalu nyaman.

Sumber: www.merdeka.com