Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Penataan Sudirman-Thamrin oleh Gubernur Anies Masih Diskriminatif?

rudiasmanAvatar border
TS
rudiasman
Penataan Sudirman-Thamrin oleh Gubernur Anies Masih Diskriminatif?

Redesain trotoar dan lajur jalan sepanjang Sudirman-Thamrin adalah langkah revolusioner Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Penataan jalan sejauh 6,6 kilometer itu bakal memfasilitasi lajur sepeda motor. Padahal, sebelumnya, di era Gubernur Djarot sepeda motor sempat dilarang melitnas di ruas Sudirman-Thamrin.


"Saya terus terang tidak menerima ketika melihat rancangan awal karena tidak ada ruang untuk motor. No. This is notJakarta. Jakarta milik semua," kata Anies di Balai Kota, Selasa (6/3) seperti dilansir CNN Indonesia.


Menurut Anies, semua pengguna jalan harus bersikap toleran kepada pesepeda motor dan tidak memandangnya sebelah mata. "Mohon maaf, saya ingatkan kepada yang sudah naik mobil mewah. Dulu pun yang naik mobil mewah, naiknya bus dan motor," kata Anies.


Selain itu, trotoar yang ada, akan dilebarkan sebanyak 8-12 meter dan dirancang tematik bernuansa batik di beberapa titik Stasiun MRT. Pembiayaan penataan trotoar berasal dari kompensasi pelampauan kelebihan lantai bangunan (KLB) PT Mass Rapid Transit (MRT), PT Kepland Investama, dan PT Mitra Panca Persada. Dengan demikian, Pemprov DKI tidak menggunakan APBD.


Namun cukup disayangkan, dalam agenda penataan itu, pedagang kaki lima tampaknya belum diakomodir. Padahal, PKL seperti penjual gorengan dan kopi sasetan tetap dibutuhkan, bahkan oleh karyawan yang berkantor di gedung-gedung megah di Jakarta. Karena tidak semua pekerja di Jakarta mampu makan di restoran atau ngopi di cafe ngetren.


"Pertama, trotoar sepanjang Sudirman-MH Thamrin bukan tempat berjualan pedagang kaki lima. Di sini adalah tempat untuk para pejalan kaki, tidak ada yang lain," kata Anies. Penataan PKL, kata Anies, akan diatur secara tersendiri sembari Pemprov berkoordinasi dengan pemilik gedung untuk menampung para PKL.


Meski tak ada PKL, Pemprov DKI tetap akan menyiapkan kios-kios non-kuliner untuk menunjang kebutuhan warga sekitar, khususnya pekerja di kawasan Sudirman-Thamrin.


"Kios penunjang yang nanti akan dibuatkan. Jadi kemungkinan besar seperti (kios) majalah, koran, kartu Transjakarta. Jadi, kios-kiosnya itu bukan kios makanan tetapi kios penunjang yang memang relevan dengan kegiatan di tempat itu," kata Anies.


Sebagai masukan saja, ada beberapa titik di Jakarta dimana PKL diakomodir. Misalnya, di Blok M Square, di pagi hari dan malam hari PKL diberi ruang berjualan dan punya pelanggan sendiri. Keberadaan PKL bahkan menjadi destinasi kuliner legendaris dan ikon Blok M Square.


Demikian pula di Green Pramuka City, juga mengakomodir PKL. Superblok berkonsep one stop living itu, punya area jajanan. Antara pukul 06.00 hingga 10.00 di dekat Tower Tahap I, berderet pedagang menjajakan hidangan sarapan. Mulai dari bubur ayam, ketupat sayur, nasi uduk, pecel, dan lainnya. 





Sementara di sore hingga malam hari, dari pukul 17.00 hingga 23.00, dijajakan beragam street food di area Tower Biru Tahap I yang menawarkan aneka pilihan makanan. Tentu juga warga Apartemen Green Pramuka atau pengunjung bisa menyeruput kopi sambil bercengkrama bersama.


"Ketersediaan beragam makanan di Green Pramuka City bertujuan agar penghuni dan masyarakat sekitar nyaman bermukim di kawasan ini, karena tersedia makanan sejak pagi hingga malam hari. Sekaligus agar menjadi destinasi kuliner di Jakarta Pusat," ujar Marketing Director Green Pramuka City, Jeffry Yamin seperti diwartakan metrotvnews.com.


Bagi pengelola apartemen Green Pramuka, variasi pilihan makanan diharapkan memberikan kemudahan dan menjadi nilai jual tersendiri. Saat ini, apartemen Green Pramuka sendiri masih gencar melakukan promosi. Apartemen ini menjual beberapa keunggulan, seperti memiliki unit yang ready stock, bisa dicicil 120 kali, kredit tanpa slip gaji, gratis iuran selama dua tahun, hingga gratis full furnished sehingga bisa langsung ditempati setelah akad. Apartemen Green Pramuka dipasarkan dari harga Rp 450 jutaan untuk tipe dua kamar.[ /size]


[size=3]Konsep kuliner di Blok M Square maupun di Green Pramuka City, mestinya juga diadopsi dalam penataan jalan Sudirman-MH Thamrin. PKL, harusnya digandeng agar para karyawan dan pekerja di sekitar Sudirman-MH Thamrin bisa membeli makanan dengan harga terjangkau. 


Jika diakomodir, keberadaan PKL bakal semakin memperkuat kesan “Jakarta Milik Bersama”. Tagline yang selama ini dibanggakan oleh Gubernur Anies Baswedan. Namun sebelum digadeng, PKL tentu harus dilatih dan diedukasi agar tetap menjaga kebersihan dan ketertiban. Bahkan juga dilibatkan secara aktif merawat trotoar yang bakal hypetersebut.


Bagaimana menurut agan, apakah PKL memang harus ditiadakan dari Sudirman-Tahmrin?

Diubah oleh rudiasman 08-03-2018 00:50
0
2K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.