Jangan sampai Anda termasuk orang yang akan kehilangan pendengarannya tiga dekade yang akan datang.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini ada 466 juta orang di seluruh dunia yang menderita kehilangan pendengaran. Jumlahnya akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya lansia.
Menurut WHO
lebih dari 900 juta orang berisikokehilangan pendengaran pada tahun 2050. Itu mengapa, telinga merupakan salah satu bagian tubuh yang harus selalu dijaga kesehatannya.
Shelly Chadha, pejabat teknis di Departemen Pencegahan Ketulian dan Kehilangan Indra Pendengaran WHO, menjelaskan bahwa meskipun populasi lansia meningkat, sebenarnya tidak berarti risiko kehilangan pendengaran juga meningkat.
Shelly mengatakan, ada banyak faktor selain usia yang dapat memengaruhi pendengaran. Ada pun beberapa faktor yang berpengaruh pada kesehatan telinga antara lain infeksi, campak Jerman atau penyakit gondong, atau meningitis. Juga ada faktor lain seperti mendengarkan musik keras-keras atau suara berisik di tempat kerja.
Pencegahan sejak dini tentu masih bisa dilakukan untuk menyelamatkan pendengaran banyak orang.
Untuk
mencegah kehilangan pendengaran, mulai saat ini kesehatan telinga perlu mendapatkan perhatian lebih.
Ini bisa dimulai dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, seperti berhenti menggunakan earbud dan tidak membersihkan telinga dengan jari karena dapat merusak kulit di sekitar telinga yang halus sehingga membuat Anda rentan infeksi.
Bagi yang sering menggunakan penyumbat telinga saat tidur, pastikan Anda membersihkan benda tersebut secara teratur. Anda juga dilarang memasukkan benda kecil ke telinga karena bisa menyebabkan luka pada gendang telinga.
Jika sering berenang, jangan lupa untuk selalu membersihkan telinga setelah selesai berolahraga. Anda bisa menggunakan kain untuk menyeka bagian luar telinga lalu miringkan kepala untuk membantu mengeluarkan air.
Selain itu, Anda sebaiknya hindari melakukan perjalanan udara saat sedang flu karena akan berisiko terkena 'aeroplane ear' atau rasa sakit saat lepas landas dan mendarat.
Kondisi ini bisa terjadi karena adanya tekanan udara yang tidak merata di dalam telinga dibandingkan dengan atmosfer di luar. Pun bila merasakan sakit atau ketidaknyamanan pada telinga sebaiknya segera hubungi dokter.
Sebisa mungkin Anda juga perlu menghindari suara yang terlalu keras. Ini termasuk saat mendengarkan musik, menonton film, berada di tempat yang terlalu berisik, di dekat suara mesin, dan sebagainya.
Batas kebisingan yang aman adalah 85 desibel (dB). Sebagai gambaran tentang seberapa bisingnya suara di sekitar Anda, berbisik memiliki ukuran 30dB, mengobrol 60dB, lalu lintas padat 70 sampai 85dB, sepeda motor 90dB, mendengarkan musik dengan volume penuh melalui headphone 100 sampai 110dB, dan pesawat lepas landas 120dB.
Ciri-ciri suara terlalu bising bagi Anda adalah saat bicara dengan orang lain dengan meninggikan suara seperti di acara konser musik, tidak bisa mendengar apa yang dikatakan orang di dekat Anda, serta telinga terasa sakit.
Saat telinga terpapar kebisingan tinggi, ini dapat berisiko merusak pendengaran untuk selamanya.
Sebaiknya, gunakan penyumbat telinga jika Anda berada di lingkungan yang bising dan batasi volume saat mendengarkan musik. Kemudian, istirahat secara berkala saat menggunakan headphone. Jangan gunakan earphone atau headphone lebih dari satu jam pada satu waktu. Istirahatlah minimal lima menit setiap jam.
Selanjutnya, mengenai
pembersihan telinga. Anda mungkin termasuk orang yang rutin membersihkan telinga dengan cotton bud setiap hari. Padahal cara ini tidak disarankan dokter karena akan mendorong kotoran masuk ke dalam telinga.
Sebenarnya, telinga tidak perlu dibersihkan. Namun, jika merasa terlalu banyak kotoran telinga terbentuk, Anda mungkin merasa tidak nyaman.
Alih-alih menggunakan cotton bud, Anda bisa memakai kain lap dengan beberapa tetes baby oil, minyak mineral, gliserin, atau membeli obat tetes telinga yang dijual di apotek.