Halo agan sista, balik lagi di thread ane. Jangan bosen-bosen ya mampir ke sini. Seperti biasa ane bakal menyajikan bacaan ringan yang bisa nemenin waktu santai gansis semuanya. Kalo bosen sama berita politik atau kasus artis-artis yang gak ada ujungnya, bolehlah mampir-mampir ke thread ane yang lain (hehe, promo)
Sebelum masuk ke bahasan, ane mau tanya dulu. Inget gak terakhir kali gansis main di taman bermain? Paling suka main ayunan, jungkat-jungkit atau perosotan? Kalo ane sendiri sih udah lupa, terakhir kali kayanya waktu SD main ayunan di salah satu taman kota deket rumah (sekarang udah gak ada, malah jadi gedung pertemuan semacam aula gitu.). Tapi bersyukur sih masih bisa ngerasain masa kecil main di taman kota hehe.
Quote:
Oke, kali ini masih tentang negara favorit kedua ane yaitu Jepang (pertama tetep Indonesia dong haha). Ane abis baca-baca berita nih, jadi di salah satu taman bermain Perfektur Ehime ada satu permainan yang resmi ditutup bahkan sampe pake police line gan. Tau gak mainannya apa? Pasti tau kan? udah ada di judul thread (haha).
Sebelum sampe ke alasan penutupannya, ane mau certain sedikit si perosotan satu ini. Seperti yang udah di sebut di awal, lokasinya ada di taman bermain Perfektur Ehime. Perosotan ini memiliki panjang lintasan 60 meterdengan kemiringan yang cukup curam (kebayang deh ya kecepatan orang yang meluncur bakal kaya apa? Kalo belom kebayang, bisa tonton video di bawah ini dulu)
Seperti dilihat pengamanan saat pendaratan kurang memadai, meskipun sudah dipasang rumput buatan dan matras, namun benturan keras tetap tidak dapat dihindarkan (di videonya orang dewasa aja sampe mental sejauh itu, apalagi anak-anak yang belum mengerti cara mendarat dengan benar). Bayangin juga kalo kondisinya hujan dan lintasan jadi makin licin, bisa bertambah berkali-kali lipat deh kecepatannya. Karena semua hal itu, salah satu acara TV di Jepang bahkan menobatkan permainan ini sebagai “Perosotan Paling Berbahaya di Jepang”
Berdasarkan beberapa opini masyarakat (terutama orangtua yang suka ajak main anaknya disini), mereka menilai perosotan ini berbahaya untuk anak-anak. Karena keluhan tersebut, maka pemerintah kota sempat menanggapi dengan mengambil langkah menutup sementara permainan ini. Namun hal tersebut gak lama, entah dengan alasan apa, kemudian permainan tersebut di izinkan beroperasi kembali. Sayangnya, setelah dibuka kembali, perosotan ini malah memakan korban.
Kejadiannya bulan April 2017, saat itu seorang anak berusia 2 tahun yang bermain perosotan ini harus menerima perawatan medis setelah mendapat luka di kepala akibat menabrak pagar pembatas. Akhirnya pemerintah kota Imabari mengumumkan bahwa tidak ada jaminan keamanan bagi pengguna perosotan, sehingga kemungkinan perosotan tersebut akan kembali memakan korban jika tetap dibuka. Beberapa pecinta permainan ekstrem menyayangkan hal tersebut karena perosotan tersebut sudah identik dengan kota Imabari. Tapi sekali lagi, pemerintah kota lebih memilih kehilangan ikon kota mereka daripada makin banyak korban. Permainan tersebut akhirnya resmi di tutup selamanya.
Keputusan penutupan tersebut membuat para pencari adrenalin harus mencari wahana ekstrem lainnya. Kalo menurut ane, boleh aja sih main permainan ekstrem tapi harus tetap memperhatikan keamanan diri sendiri, kan gak lucu juga ya kalo kecelakaan atau mungkin meninggal dunia gara-gara naik perosotan. Terkesan sia-sia banget hidupnya hehe
Sumber: SoraNews24, Asahi Shinbun
Gambar: Google, Twitter/@ninnikumukimuki