Pengamat politik Arbi Sanit mencium ada yang tak beres di balik aksi demontrasi besar-besar yang akan digelar Senin (26/2/2018) di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Aksi tersebut untuk mengawal sidang perdana Peninjauan Kembali yang dilakukan terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menurut Arbi, aksi ini adalah kelanjutan dari 'Bela Islam' yang marak saat Pilkada DKI lalu.

Pengamat dari Universitas Indonesia ini menilai, aksi yang dimotori Sekjen FUI Al Khaththtat ini sebagai pelampiasan karena mereka gagal memulangkan Imam Besar Front Pembela Islam(FPI) Habib Rizieq Shihab.

"Jadi di sini dibuktikan, kalau tak bisa memulangkan Rizieq
sekarang Ahok dipakainya," kata Arbi kepada Kricom di Jakarta, Senin (26/2/2018).

Tak hanya itu, lanjut Arbi, aksi ini juga dipakai untuk sarana eksistensi. "Mereka ingin menunjukkan kalau kelompok ini masih ada," imbuhnya.

Arbi menilai, inilah akibat dari
agama digunakan untuk tujuan politik. "Kalau salah menurut agama jadi enggak ada benarnya. Yang dicari tafsir agama bukan kebenaran," tuturnya..

"Ahok punya hak supaya dia adil dan memperjuangkan agar dapat keadilan, namun malah dibuat tak bermakna. Ahok dianggap salah malah menurut ekstrim Agama, darahnya halal. Makanya Ahok dimatikan hak-haknya," tutup Arbi.
http://www.kricom.id/habib-rizieq-ga...sidang-pk-ahok

8etapa bodohnya alasan yang disampaikan oleh dongoker 212.

Meskipun Ahok tidak bebas, dia tetap bisa mencalonkan diri sebagai capres. Karena hukuman pidana yang dilakukan bukan pelanggaran dengan saksi 5 tahun atau lebih.

Imam cabul berdiri...umat cabul berlari..

Tidak ada nasbung yang tidak bodoh.