- Beranda
- Stories from the Heart
Life Story : Keadaan Memaksaku Menjadi Peruqyah | Horror Story with Drama
...
TS
diara441
Life Story : Keadaan Memaksaku Menjadi Peruqyah | Horror Story with Drama
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
selamat malam buat kaskuser semuanya, utamanya yang sering nongkrong di forum ini,
saya mau sdikit berbagi kisah hidup, kisah ini dari perjalanan hidup saya sebagai seorang "Guru Wiyata Bakti" di daerah sumatera utara.
tujuan ane bercerita kisah ini, tak lain hanya ingin berbagi, siapa tahu banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
langsung aja ya:
Namaku Diar , bukan nama asli. Melainkan nama sempalan dari nama panjangku. Singkat cerita aku sekolah di sebuah Pondok Pesantren terkenal di Solo, Jawa Tengah . Ponpes ini sangat terkenal hingga ke dunia internasional . Jika temen2 ada yang tinggal di solo pasti tau ponpes mana
Di ponpes ini ada istilah GWB atau guru wiyata bakti . mereka adalah santri2 lulusan yang mengambil jurusan agama. Dan mereka diwajibkan untuk mengabdi didaerah manapun diseluruh Indonesia, tergantung dari pihak pesantren ingin menempatka dimana.
Malam hari sebelum hari wada'an / perpisahan...
Kami berkumpul, mencoba menebak-nebak dimana kami nanti akan ditempatkan.
"Yar, kira-kira kamu bakal ngabdi dimana ?" Tanya Sodiq.
"Aku gatau, yang jelas aku gak berharap jauh-jauh ke pedalaman sana wkk"
"Yah, berdoa aja biar dapet yang deket2. hehe." Kembali Sodiq menimpali.
Zaid tiba-tiba datang dan bicara kepada kami, "Dimanapun bumi dipijak disitu ada tanggung jawab kita terhadap islam".
Degg .... bener juga apa yang dikatakan Zaid , mau tidak mau kita harus siap kemanapun kita ditempatkan . Karena ini Amanah.
Pagi datang. Acara perpisahan kami berjalan lancar diikuti suasana haru karena kita harus saling berpisah satu sama lain. Kami berpelukan, melepas keharuan yang berkecamuk. Kami saling menguatkan satu sama lain, cobaan paling besar bagi seorang santri adalah ketika sudah keluar dari pondok pesantren.
Akupun pulang. Sampai dirumah menyalami ayah ibu. Memeluk mereka, nampak sekali kerinduan diwajah mereka terhadapku. Aku bercerita banyak perihal pesantren. teman-temanku dan yang lainnya. Mereka terlihat bangga dengan hasil yang aku raih. Aku bersyukur, Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT.
3 hari berlalu. waktu yang aku tunggu akhirnya datang. waktu dimana aku dan santri2 yang lain harus mengambil sebuah surat yang isinya adalah penempatan tempat untuk mengabdi.
Aku dan teman-temanku saling berbisik . memegang dada masing-masing. berdebar, ya itulah yg kami rasakan. akan dimana kita ditempatkan hanya itulah pertanyaan yg muncul di kepala kami.
satu persatu temanku dipanggil . mereka tampak bersuka cita, mereka ditempatkan didaerah asal mereka sendiri. ada juga yang ditempatkan tdak jauh dari daerah asal.
Semoga begitupun aku pikirku.
Giliranku .... Namaku dipanggil . Aku maju menghadapku ustadku .
"Ini suratmu Diar, baca dengan teliti antum ditempatkan dimana . disitu juga udah ada cp yang harus dihubungi, jaga Amanah dengan baik, semoga Allah melindungimu selalu." Ustad Ibrahim memberiku sedikit wejangan.
"Thoyyib/Baik, ustad. jazakallah."
Aku segera menuju kamar. pelan-pelan aku membuka surat itu. Akupun mulai membaca dari atas . dari namaku sampai tempat pengabdian.
Dan .......
Jreeeeeeeeeeeeeeeeeeng .......
Lokasi Pengabdian : Sumatra Utara.
Deg , serius ? batinku. sejauh ini ? jujur temen2 . pandanganku tentang sumatera adalah masih banyaknya hutan . dan lain-lain . temen2 akan tau apakah pandanganku ini terbukti di part selanjutnya .
INDEX OF STORY
Diubah oleh diara441 05-03-2020 19:24
johanvangest544 dan anasabila memberi reputasi
7
120.4K
382
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.1KThread•45.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya