Quote:
Gerindra: PDIP Tak Akan Usung Jokowi di Pilpres 2019
Oleh Liputan6.com pada 16 Feb 2018, 17:46 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono memprediksi PDI Perjuangan tidak akan mengusung kembali Joko Widodo menjadi calon presiden di Pemilu 2019 mendatang.
Sebab, menurut dia, jalannya pemerintahan Jokowi telah keluar dari nawa cita yang digaungkan saat kampanye Pilpres 2014 silam.
Prediksi ini disampaikan menanggapi pernyataan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Jawa dan Kalimantan, Nusron Wahid yang memprediksi Prabowo Subianto tidak akan maju di Pilpres 2019.
"Menurut saya sebenarnya sekarang melihat gelagatnya baik PDIP tidak dukung lagi Jokowi," kata Ferry saat dihubungi merdeka.com, Jumat (16/2).
Merujuk hasil survei Indo Barometer terbaru, jika Jokowi dan Prabowo mencalonkan kembali, maka akan terulang kembali seperti Pilpres 2014. Jokowi meraih dukungan publik 48,8% dan Prabowo 22,3%.
Ferry menilai hasil survei itu tidak menggambarkan fakta di lapangan. Kondisi sebenarnya, kata Ferry, masyarakat sekarang justru berat untuk memilih Jokowi kembali menjadi presiden.
Tren ini dikarenakan pemerintahan Jokowi dianggap gagal menyejahterakan rakyatnya, tidak mampu menyediakan lapangan kerja, menurunkan harga bahan pokok, hingga kebijakan impor sejumlah produk pertanian.
"Jadi rakyat yang mana yang menganggap, bilang pemerintahan pak Jokowi berhasil?" ucap Ferry.
Lagipula, lanjut Ferry, perolehan suara Jokowi sebesar 48,8 persen itu tidak terlalu signifikan bagi seorang presiden. Sehingga wajar jika Prabowo mendapatkan presentase 22,3 persen karena belum melakukan manuver pemenangan.
"Pak Jokowi selama ini sudah kampanye terselubung masuk gorong-gorong, bagi-bagi sepeda hasil survei segitu, pak Prabowo belum ngapa-ngapain," Ferry menandaskan.
Bukan Lawan Prabowo
Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Jawa dan Kalimantan, Nusron Wahid, sebelumnya meyakin Prabowo tak akan maju di Pilpres 2019 buat melawan Jokowi.
"Saya menyakini, dan kita sudah persiapan, lawannya Pak Jokowi bukan pak Prabowo," kata Nusron saat acara diskusi Survei Nasional Indo Barometer 'Dinamika Pilpres 2019: Tiga Skenario Pilpres 2019, Siapa Kuda Hitam?' di Hotel Century Park, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Februari 2018.
Hasil survei Indo Barometer terbaru, jika Jokowi dan Prabowo mencalonkan kembali, maka akan terulang kembali seperti Pilpres 2014. Namun siapa yang akan jadi wakil dari masing-masing pasangan tersebut tak dirinci.
Jokowi meraih dukungan publik 48,8% dan Prabowo 22,3%.
Kemudian, jika sejumlah skenario cawapres dilakukan, hasilnya Jokowi tetap unggul. Salah satu contohnya jika Jokowi menggandeng Gatot Nurmantyo sebagai cawapres maka akan mendapatkan suara 38,4% saat melawan Prabowo Subianto jika menggandeng Anies Baswedan yang akan mendapat 20,7%
https://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/3292829/gerindra-pdip-tak-akan-usung-jokowi-di-pilpres-2019
Tambahan :
https://m.jpnn.com/news/sangat-mungkin-pdip-tak-usung-jokowi-di-pilpres-2019
https://www.google.co.id/amp/s/www.jawapos.com/read/2018/01/07/179821/pdip-usung-tb-hasanuddin-anton-mega-bukti-saya-tak-anti-militer%3famp=1
Terlepas dari tepat atau melesetnya prediksi gerindra kelak dan gw juga paham bhw publik akan mengira insiden pencegatan pak anies tdk akan jadi isu nasional tanpa ada salah satu jakmania yg kebetulan merekam dan share insiden tsb,jika menilik tragedi persija kemarin dan keanehan yg ditunjukkan maruarar,tidak ada salahnya kita iseng merangkai kejadian demi kejadian.
Itung2 asah otak hehehe
Tindakan maruarar kemarin disayangkan banyak pihak dan sdh jelas mayoritas masyarakat menilai ini blunder fatal yg bisa mempengaruhi elektabilitas jokowi.
Tapi rasanya janggal jika maruarar beralasan tidak paham protokoler.
Sudah banyak penjelasan logis yg beredar terkait tidak masuk akalnya alasan maruarar.
Tentu saja dampaknya dahsyat. Seperti kampanye gratis utk pak anies (rejeki anak soleh hehe) dan membuat bertambahnya publik yg antipati dg jokowi,minimal mengernyitkan dahi. Hehehe
Mayoritas publik yakin panggung pilpres 2019 kembali dimiliki jokowi dan prabowo.
Tapi.. mengingat banyaknya kritik dan kekecewaan publik terhadap jokowi,tudingan pdip anti islam,dilanjut dg mulai sadarnya pdip bhw 'dagangan' mrk yaitu "sosok pemimpin sederhana" mulai ga laku, termasuk 'keunikan' peta dukungan partai2 misalnya di pilgub jatim..... asumsikan bhw pdip mulai melakukan manuver2 tertentu guna meraih kembali kemenangan 2019 mendatang.
Nahh.. menurut anda,mungkinkah pdip tdk usung jokowi dan bermanuver dg membuat kejutan besar misalnya mengusung anies berpasangan dg salah satu figur dari kalangan militer?
Ingat yaa,gw sebut nama anies berdasarkan tragedi persija kemarin. Fokus ke rangkaian kejadian please.
Ijinkan gw berasumsi bhw senyum and jabat tangan hangat mega dan prabowo kemarin pertanda tdk tertutup kemungkinan mrk berkoalisi kembali di pilpres 2019 seperti saat pilkada 2012.
Jika ada narasi yg kurang tepat,mohon maklum dan koreksinya. Gw juga lagi belajar 😁😁
Monggo digoreng.. hehe..