peace.newsAvatar border
TS
peace.news
Seorang Pedofil Inggris Dijatuhi Hukuman 32 Tahun Penjara

Seorang hakim Inggris hari Senin (19/2) menjatuhkan vonis 32 tahun penjara pada seorang pedofil, yang digambarkan badan penegak hukum Inggris sebagai peristiwa besar melawan teknologi yang menyebarluaskan kebejatan moral.

Pakar geofisika Matthew Falder mengaku bersalah atas 137 pelanggaran; termasuk pemerasan, voyeurism atau kebiasaan mengintip dan mendorong pemerkosaan anak.

Dengan menyamar sebagai artis perempuan yang mencari model untuk dilukis, Falder yang berusia 29 tahun, memikat para korban untuk mengiriminya foto-foto cabul, yang kemudian banyak beredar di internet. Ia menghubungi kira-kira 300 orang di seluruh dunia, sebagian diantaranya adalah remaja yang mengiklankan diri mereka di dunia maya sebagai pengasuh anak dan mengurus anjing.

Falder juga memasang beberapa kamera tersembunyi di kamar mandi untuk merekam perempuan dan anak perempuan telanjang. Ia bahkan memasang kamera di rumah orang tuanya sendiri.

Dalam sebuah iklan di internet yang berjudul "100 Hal yang Ingin Kita Saksikan Setidaknya Satu Kali’’, ia menunjukkan ‘’seorang gadis yang digunakan sebagai sasaran anak panah dan video yang menunjukkan tulang seorang anak ‘’secara perlahan-lahan sengaja dipatahkan.’’

Hakim Philip Parker menyebut Falder sebagai ‘bandit internet” yang berperilaku ‘’licik, gigih, manipulatif dan kejam.’’

‘’Kerusakan dan penderitaan ini terus berlanjut pada orang-orang tersebut,” ujar Parker tentang korban Falder, karena pelecehan yang dilakukannya masih ada di komputer-komputer banyak orang lainnya, dan hal ini tidak akan pernah berakhir,” tegas Parker.

National Crime Agency atau NCA di Inggris mengatakan untuk menghentikan kejahatan-kejahatan Falder itu membutuhkan sumber daya yang belum pernah ada sebelumnya. Badan itu bekerjasama dengan badan intelijen elektronik Inggris, Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika, Polisi Federal Australia dan Europol untuk melacak kasus-kasus tersebut. Pernah ada sekitar 100 petugas yang terlibat sekaligus.

“Dalam penegakan hukum selama lebih dari 30 tahun, saya belum pernah menemukan pelaku yang motif satu-satunya adalah untuk menimbulkan kesakitan dan penderitaan,” ujar Matt Sutton, seorang petugas penyelidik senior di NCA.

“Saya juga belum pernah mengalami penyelidikan yang begitu rumit, di mana pelakunya sangat melek teknologi dan dapat tetap bersembunyi dalam jaringan web di internet," imbuhnya.

Penyelidikan ini merupakan titik awal pemberantasan kegiatan seperti ini.
Ketika ditangkap NCA tahun lalu, Falder bekerja sebagai dosen di Universitas Birmingham. Ia sangat mahir menutupi jejaknya, menggunakan 70 identitas di dunia maya, dan tidak meninggalkan jejak di media sosial.

Falder memiliki akun di jaringan “Hurt 2 The Core”, sebuah situs terenkripsi yang telah ditutup oleh FBI, yang kemudian memberi tahu polisi Inggris. NCA – yang setara dengan badan penegak hukum di Amerika – hanya punya sedikit petunjuk tentang pelakunya yang punya alias “ inthegarden .’’

https://www.voaindonesia.com/a/pedof...a/4261455.html
sebelahblog
anasabila
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
975
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.