Presiden Joko WIdodo saat membuka rapat kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia (KEPPRI) di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Senin (12/2/2018). Presiden bakal membuka izin buat kampus asing jika kampus dalam negeri tak mau berubah.
Pemerintah ingin memancing inovasi di kampus-kampus Indonesia dengan membuka pintu bagi universitas asing.

Presiden Joko 'Jokowi' Widodo' tak menolak adanya kampus asing di Indonesia. Jokowi, menyarankan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) lebih dahulu berbicara dengan para rektor kampus di tanah air, baik negeri maupun swasta, sebelum membuka pintu itu.

"Kalau tanpa diberi kompetitor sudah berubah ya enggak usah. Tapi kalau kita tunggu enggak berubah-ubah, ya kita beri," kata Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2018, di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2/2018) seperti dikutip dari Setkab.

Pemikiran ini muncul ketika Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir mengusulkan ke Jokowi untuk membuka pintu bagi universitas asing ke Indonesia karena perguruan tinggi diyakini tidak berubah jika tidak ada saingan.

Nasir menyatakan, akan membatasi kampus asing yang beroperasi di Indonesia. "Sebagai permulaan saya akan batasi dulu, cukup lima sampai 10 dulu," kata Nasir di Jakarta, Selasa (30/1/2018) seperti dikutip dari Republika.co.id.

Dua pekan lalu Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Tinggi Totok Prasetyo menyatakan Indonesia tak bisa menghindar dari kedatangan kampus asing.

Pemerintah akan mendorong universitas dalam negeri untuk bersaing dengan universitas asing. "Kalau kita tidak meningkatkan mutu, tentunya akan ditinggalkan oleh mahasiswa kita," ungkap Totok, Jumat (2/2/2018) seperti dikutip dari situs Kementerian.

Wakil Presiden Jusuf 'JK' Kalla, tahun lalu juga mendorong pembukaan universitas asing di tanah air. Menurut JK, ribuan anak Indonesia keluar negeri dengan biaya besar demi kuliah.

Mana yang lebih baik, antara mengirimkan mereka keluar negeri atau mengizinkan pendirian universitas yang bersifat internasional di Indonesia. "Tentu kita memilih dua-duanya," kata JK, di Jakarta, Kamis (21/12/2017) seperti dipetik dari detikcom.

Menurut data Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristek Dikti, sejak 2015, jumlah kampus asing telah beroperasi di 76 negara. Kampus dari Amerika Serikat sudah banyak yang beroperasi di Tiongkok.

Di Malaysia, kampus luar negeri juga sudah diberikan izin beroperasi. Kini ada 8 kampus asing di Malaysia. Hasilnya, tak hanya mahasiswa setempat yang bisa belajar, tapi ada 170 ribu mahasiswa asing kuliah di Malaysia.

Jumlah ini kalah jauh dari jumlah mahasiswa luar negeri yang belajar di Indonesia, baru mencapai sekitar 13 ribuan

Sejak tahun lalu, Jokowi memang berencana memberi izin kepada perguruan tinggi asing untuk membuka cabang di Indonesia. Tujuannya, dunia pendidikan Indonesia memiliki pembanding dalam hal kualitas.

Pembanding diperlukan agar perguruan tinggi Indonesia mengetahui sistem yang ada selama ini benar atau tidak. Dalam 30 tahun terakhir belum ada terobosan mendasar di sektor pendidikan.

Jokowi menekankan, yang penting bagi universitas dalam negeri bukan menjadi world class university, tapi menjadi relevan dan berkontribusi bagi masyarakat sekitarnya.

"Sekali lagi kuncinya adalah relevansi dan inovasi. Jangan lagi terjebak pada rutinitas. Cara-cara baru harus dikembangkan, keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus ditumbuhkan, kreasi-kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan," tutur Jokowi.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...n-kampus-asing

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Malaysia berharap Indonesia tak hentikan pengiriman TKI

- ForBALI sindir pemerintah dengan berunjuk rasa pada hari libur

- Produksi ponsel lokal bergairah seiring impor melemah