Dear mimin dan momod, kalau post ane dianggap ga pantes masuk BP, tolong pindahin ke longue yak.. nuhun..

Sesuai dengan janji Anies, pemerintahan provinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan ragu-ragu dalam mengeksekusi pemindahan warga dari bantara kali dan jalur sudetan Ciliwung. Sudah 3 bulan, yang dilakukan adalah mengajak dialog lagi dan lagi, eksekusinya entah kapan. Akibatnya Sudetan Ciliwung yang harusnya sudah selesai dan menghilangkan banjir di sekitaran Bidara Cina dan sekitarnya, kini makin molor, padahal ada waktu 3 bulan lebih menjelang puncak musim hujan di Februari ini. 

Alhamdulillah, Gubernur dukungan 58 persen warga ini menganggap penanganan Tanah Abang dan Becak masuk Jakarta lebih penting untuk diprioritaskan ketimbang siap siaga menghadapi banjir. Ada sih, sibuk nangani secuil tanggul di Jatipadang. Tapi baru dibangun udah roboh lagi.Itupun sibuk dibikin pencitraan pake nama Tanggul Baswedan segala. Masya Allah, sungguh barokah Gubernur baru yang seiman ini. 



Pemprov Sudah Menang Kasasi, Tapi Diajak Bicara Terus Sampai Kebanjiran Beneran


Padahal, DKI sudah mengajukan kasasi dan menang atas gugatan PTUN warga dalam proyek sudetan tersebut. Artinya tinggal eksekusi saja karena proyek sudetan ini memang sudah lama dan terhambat karena ada beberapa warga yang tidak terima tanahnya terkena jalur sudetan. Namun sudah menang sekalipun, Anies tampaknya senang mengulur dengan mengajak bicara kembali lagi dan lagi. 

Akibatnya banjir parah sedalam dua meter menggenangi RT 6, 10, 12 dan RT 13 RW 11 Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, dan warga terpaksa mengungsi. Belum lagi efek setelah banjir, sampah menumpuk dan mulai menimbulkan penyakit. 

Barulah setelah puncak musim banjir menjelang tanggal 8 Februari lalu, Anies mengatakan bahwa warga sudah setuju dipindah dan sudetan siap dibangun. Padahal siap dibangunnya udah sejak zaman kapaan..  

Apa itu Sudetan Ciliwung gan?

Sudetan Ciliwung adalah jalur tembus air dari Ciliwung dan Banjir Kanal Barat ke Banjir Kanal Timur. Dengan dihubungkan langsung, maka saat air di Ciliwung meluap, beban dipindah ke Banjir Kanal Timur yang sebenarnya kapasitasnya sangat besar untuk bisa menyalurkan air ke daerah Marunda, ketimbang memaksakan jalur Banjir Kanal Barat ke arah Barat Jakarta.

Etapi gan, sebenarnya solusi sudetan Ciliwung yang kini didukung Anies adalah melawan sunatulloh. Karena praktiknya mempercepat mengalirnya air dari hulu ke laut. Sebagaimana kita tahu, BKT itu kan sungai yang dibuat lurus dan dibeton. Ini adalah solusi yang tidak ramah lingkungan. Dalam sekejap air langsung mengalir ke laut dan ikan-ikan tidak bisa hidup. 


Padahal menurut Anies sendiri saat kampanye, Allah menciptakan air hujan bukan untuk dialirkan, tapi dimasukkan ke dalam tanah. Sehingga diperlukan solusi aliran air vertikal diresapkan ke dalam tanah, lalu dibuang ke bawah, sesuai pemikiran ala kaum bani bumi datar. Etapi ya kalau airnya tidak bersedia diresapkan dan dibuang ke bawah bumi, maka yang harusnya didahulukan adalah pendekatan dialog. Airnya diajak bicara, siapa tahu nanti airnya bisa diberi pengertian untuk pulang sendiri ke hulu, ga berbondong-bondong datang ke Jakarta dan digusur oleh Ahok. 

Ya sudahlah mari kita berdoa saja impian Anies sang gubernur baru Jakarta bisa terwujud Gan. Nantinya sudetan Ciliwung tidak mengantarkan air lebih cepat ke laut. Tapi dibangun vertikal. Sehingga air bisa masuk ke perut bumi, nembus ke bawah dan mengalir ke luar angkasa. Crot!



Hidup Gubernur Baru! Banjir Kotanya, Ngungsi dulu Warganya!