Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

misterhunterAvatar border
TS
misterhunter
KOPI TERAKHIR
KOPI TERAKHIR




Abah sangat suka kopi. Abah hapal semua jenis kopi di dunia ini. Dia dapat mengetahui jenis kopi hanya dari aromanya saja, dia sudah seperti musang.

Abah menghabiskan hampir separuh waktu dan uangnya untuk mencicipi kopi, aku tidak pernah bertemu orang yang menggilai kopi seperti abah.

Tapi abah tidak bekerja untuk kopi, aku tidak mengerti. Abah bisa saja membuat kedai dengan segala pengetahuannya tentang kopi. Dia tidak pernah melakukannya.

Filosofinya tentang kopi sangat dalam. Baginya kopi adalah sesuatu yang nyaris sempurna.

"untuk mendapatkan kenikmatan, biji kopi harus dipanggang dan ditumbuk terlebih dahulu, hancur, menjadi butir-butir, dihaluskan, disaring, disiram oleh air panas yang kadang derajatnya harus diatur... proses yang panjang itu seperti kehidupan kita"

Kata-kata itu meresap di benakku, ada pesan yang dalam di setiap kalimatnya tadi.

Aku tidak suka kopi, lidahku tidak bisa membedakan jenis-jenis kopi seperti abah. kata abah aku dungu karena tidak menyukai kopi, bukan pria sejati katanya. Ah, aku tidak pernah betul-betul menggubris perkataannya. Biarkan saja.

"Anakku sudah dua, abah saja yang kebanyakan minum kopi sehingga hanya mempunyai seorang putera saja seperti aku..."

Abah hanya tersenyum saat aku membalas perkataannya seperti itu.

"Buat apalah punya banyak anak, cukup satu putera seperti kau yang menyayangiku dan mampu membelikanku kopi setiap hari..."

Abah memang naif, lugu dan terkadang kekanak-kanakan. Tapi aku sangat mencintainya, keringatnya lah yang mengantarkan aku menjadi seperti sekarang. Dia membakarku, menumbukku, menghaluskan dan menyaringku.

Setiap aku mengingatkan agar mengurangi minum kopi abah selalu mengelak dan menceramahiku balik, sia-sia saja kalau aku bersikeras melarangnya.

"Hanya ada satu orang di dunia ini yang mampu melarangku minum kopi, ibumu... tapi sayangnya dia sudah di akhirat mendahului aku"

Abah terdiam. Aku terdiam. Suasana hening seketika.

Sejak ibu wafat 20 tahun yang lalu abah memilih untuk tidak menikah lagi, dia mengasuhku seorang diri, menafkahiku dengan hasil jerih payahnya sebagai guru honorer.

Hanya kopi yang menemani kesendiriannya, apalagisejak aku menikah. Kesibukan membuat jarak antara aku dan abah.

Aku tidak pernah meninggalkan abah, dan aku tidak berniat melakukannya. Walaupun banyak tawaran kerja di luar pulau dengan bayaran yang menjanjikan. 

"Aku masih mampu menafkahi isteri dan kedua anakku di kota ini" itulah jawabanku ketika abah menasehatiku untuk mengambil tawaran-tawaran besar itu.

"Aku tidak bisa mewariskan banyak harta untukmu, hanya rumah sederhana dan mesin kopi ini"

Abah pernah mengajariku memakai mesin kopi kuno itu, dan hasilnya sudah bisa ditebak. Aku tidak berbakat. 

Abah memuntahkan kopi pertamaku.

"Rasanya seperti pasir...! tidak bisa diminum"

KOPI TERAKHIR


Aku tidak pernah bisa memenuhi keinginan abah untuk membuat kopi yang enak untuknya.

Pagi ini aku berdiri di hadapannya, mematung, membisu. Kuletakan segelas kopi buatanku sendiri di tembok datar itu.

"ini untuk abah, aku membuatnya subuh tadi dengan mesin kopi warisanmu.... sudah dingin, tapi kata abah kopi yang enak akan tetap enak walau sudah dingin. Aku sudah mencicipinya sendiri, tidak terlalu enak tapi setidaknya rasanya sudah tidak seperti pasir lagi"

Aku meninggalkan abah sendiri dengan kopi terakhirnya.

Dan aku berjalan melangkah meninggalkan area pemakaman ini dengan hati yang lapang.

KOPI TERAKHIR


KOPI TERAKHIR


Diubah oleh misterhunter 16-02-2018 10:58
beqichot
anasabila
anasabila dan beqichot memberi reputasi
2
6.4K
61
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32KThread45KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.