Credit: wonderopolis.org

Biasanya sih gangguan ini hadir dalam bentuk pengguna sosial media yang membuat kita teralihkan dari apa yang sedang kita fokuskan sebelumnya.

Tidak sedikit orang-orang yang justru teralihkan dari apa yang dia fokuskan dengan apa yang dilakukan manusia pencari perhatian di sosial media, yang sebagian besar hanya berupa hal-hal konyol.

Nggak lucu kan kita di geplak dari belakang sama bos/guru saat lagi bekerja/belajar tapi sambil nonton video seorang wanita menunggang kuda dengan topeng di wajahnya, dimana kudanya juga di pakein topeng agar identitas kuda itu tidak diketahui oleh masyarakat luas.

Kuda: "Anak bini gua tau mampus gua".

Credit: materialparaelmaestro.com

Banyak orang yang merasa dia mendengarkan lagu yang bagus, tapi jika orang itu memperhatikan lirik lagunya, tidak jarang liriknya sama sekali tidak sejalan dengan ajaran orang tua, norma masyarakat, bahkan perintah agama.

Sebagai seorang yang mendalami pengetahuan tentang otak, diakui atau tidak, meski lirik lagu terkadang biasa-biasa saja, tapi banyak makna yang terkandung di dalamnya, dan percaya sama ane, kita perduli atau nggak sama liriknya, itu tertanam di alam bawah sadar otak kita.

Tidak jarang banyak anak kecil yang ngomong kasar karena lirik lagu yang sering dia dengar, kan? Nah itu. Lucunya, orang tuanya bilang, "Jangan ngomong begitu, nggak boleh". Padahal dengerinnya juga dari hp dia.

Anak: "Pak, denger deh aku nyanyi, **** ****** *** ****** ***. Bagus, kan?"
(*Bintang kecil maksudnya, kan bentuknya bintang.)

Credit: marketingland.com

Ini jenis manusia yang harus amat sangat di hindari. Soalnya dia bukan siapa-siapa, temen juga ya cuma sebatas temen satu kerjaan doang, tapi biasanya dia sok mengatur hidup kita.

Bagaimana cara kita berjalan, berbicara, berpikir, berolahraga, berpacaran, semua ajah dia yang ngatur. Di sini kita harus percaya bahwa diri kita, ya kita sendiri yang mengontrolnya. Dan perlu diketahui juga, kita boleh menerima saran dari siapapun, tapi jangan sampai merubah siapa diri kita sebenarnya.

Tukang ngatur: "Gaya rambut lu jelek banget, nih gua bilangin, pantesnya lu potong gaya cepak kecuplak."

Credit: pikiran-rakyat.com

Nih gan, ane bagikan saran ane kenapa harus tidak terlalu banyak menonton berita. Menghemat waktu, menghemat pikiran, tapi yang paling pertama, menghemat emosi. Inget Spongebob yang episode kotak tertawa? Maksud ane begitu. Yang nggak tau mending nonton dulu sana.

Setiap hari kita disuguhi cerita pembunuhan, perampokan, pelecehan seksual. Informasi yang kita dapat paling cuma nama korban, nama pelaku, sama pasal dan hukumannya berapa tahun. Tapi waktu, pikiran, dan emosi yang terbuang bisa sangat luar biasa. Mending beritanya bener, kalo hoax?

"Sastra dan Hoax, serupa tapi tak sama" Kata Melani Budianta, Humas Dewan Kesenian Jakarta.

Credit: kintakun-collection.co.id

Tau ga gan kalo keinginan seksual meningkatkan kemampuan berpikir kreatif? Sayangnya kita terkadang mengarahkannya ke arah yang buruk. Seberapa kreatif sih? Ya mulai dari berburu link, bobol pertahanan blokir website, silahkan diteruskan sendiri. Semua caranya pasti sangat amat kreatif.

Ane sih cuma nggak kebayang ajah kalo pola pikir kreatif seperti itu digunakan buat hal yang lebih baik, pasti hasilnya akan lebih baik juga. Tapi, gimana ya... alesannya banyak sih orang yang suka sama hal yang berbau pornografi. Ane sendiri nggak munafik dan nggak mau kebangetan sok suci juga. Tapi sih kalo bisa diarahkan ke hal yang lebih baik, seperti pekerjaan, tugas sekolah, dan yang lain-lain.

Pokonya begitu sih, soalnya banyak yang pro di indonesia untuk yang satu ini. Mulai dari kakek-kakek, sampe anak-anak. Jadi lebih baik mulai dari diri masing-masing gan.