Si Jenius Yang Terasing (Self-Talking) Berbicara sendiri tidak selalu buruk!

Beranda

...

The Lounge
Si Jenius Yang Terasing (Self-Talking) Berbicara sendiri tidak selalu buruk!

risdongklow

07-02-2018 06:15

Si Jenius Yang Terasing (Self-Talking) Berbicara sendiri tidak selalu buruk!

Quote:

Pernahkah kamu melihat seseorang yang bebicara sendiri? Maksudku? Orang yang tidak memiliki lawan bicara namun tetap terlihat seperti mengoceh. Atau mungkin kamu pernah berbicara sendiri? Self-talking atau berbicara dengan diri sendiri tidak selalu menandakan seseorang memilki gangguan jiwa. Justru ada sebuah penilitian yang mengatan kalau orang yang berbicara sendiri itu termasuk orang yang jenius. Orang yang mengenal dan menguasai dirinya sendiri.

Namun, stigma negatif sudah terlanjur berkembang di masyarakat, tentang orang yang suka berbincang sendiri sering dijuluki sakit jiwa atau sering dikira menderita kepribadian ganda. Akibatnya, banyak orang yang merasa malu ketika tertangkap basah sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Melihat tatapan sinis orang-orang yang menganggapnya gila dan patut diwaspadai, membuat si jenius kadang seperti orang asing yang datang dari planet lain.

Jill Bolte Taylor seorang ahli syaraf dalam bukunya yang bejudul My Stroke Of Insight menuliskan bahwa ketika seseorang berbicara dengan dirinya sendiri dengan lantang maka itu akan membantu pikirannya menjadi lebih fokus.

Ketika seseorang mencari benda yang kebetulan ia lupa menaruhnya di mana, maka berbicara sendiri dengan menyebutkan nama benda tersebut secara berulang-ulang secara signifikan dapat membantu seseorang menjadi lebih mudah ‘menerima’ objek yang mereka katakan dengan jelas sehingga akan lebih mudah menemukan benda yang mereka cari daripada hanya memikirkanya di dalam otak saja.

Berbicara dengan diri sendiri juga adalah cara terbaik unuk merefleksikan emosi serta suara hati. Dalam beberapa kesempatan mungkin kita sering sekali merasa kesulitan menyalurkan emosi. Merasa tidak enak atau emosi terbendung karena suatu hal yang tidak bisa dijelaskan. Maka seperti air yang perlahan mendidih emosi kita juga bisa mendidih dan meluap. Kemudian satu-satunya cara meluapkan emosi tersebut adalah dengan berbicara sendiri, mengumpat, bahkan di beberapa kesempatan mungkin kita akan berteiak dengan lantang.

Berbicara dengan diri sendiri juga kadang bisa menjadi motivasi. Dengan berbicara ke dalam diri sendiri memberikan sebuah semangat juga kekuatan yang besar berupa penguatan dari motivasi yang diberikan oleh orang lain. Pada dasarnya manusia memang hampir bisa dikatakan selalu berbicara dengan dirinya sendiri. Hanya saja, yang dibutuhkan adalah bagaimana mengolahnya menjadi sesuatu hal yang positif dan sifatnya membangun.

Jika tidak, maka penekanan pada kegagalan akan membuat kamu semakin terpuruk. Seperti ketika kamu membahas kegagalan. Jika kamu mengolah Self-talking ke dalam sesuatu hal yang negatif dengan membahas sebuah kegagalan berulang-ulang, maka tidak menutup kemungkinan kamu akan mengalami stres dan kesehatan yang menurun baik secara psikologis maupun fisik.

Steven Hayes seorang pakar bahasa mengibaratkan fikiran negatif ini seperti penumpang yang berada di jok belakang mobil yang sedang kamu kendarai. Kamu mendengarnya berbicara, padahal fokus kamu harusnya ke depan. Meperhatikan jalan agar tidak mengalami kecelakaan dan jatuh ke dalam lubang yang disebut sebagai defresi yang erat kaitannnya dengan self-talking negatif.

Untuk mengatasi self talking-negatif kamu bisa meniru apa yang dilakukan oleh Brene Brown seorang pengarang buku Gifts of Imperfection and Daring Greatly. Brown memberikan nama pada pikiran negatifnya; The Gremlin. Brown mengatakan bahwa hal itu membuat suara di kepalanya terasa lebih ringan.

Nah itu barusan pembahasan mengenai Self-talking yang diolah dari berbagai sumber. Tentang si jenius yang terasing. Next jangan lupa bantu dan lempar TS pakai
See you on next thread ...