Pesirkus Kepala Buaya dan Pawang



Ini tidak mengada-ada karena pesirkus buaya memang ada di negara Thailand. Tugas mereka adalah memasukkan kepala mereka ke mulut buaya yang menganga untuk menghibur pengunjung seperti dilansir Careeraddict.com(03/11/2017). Coba bayangkan kalau itu buaya sedang lapar? Dan pawang buaya juga sangat berisiko kalau ane pikir. Tangan atau anggota tubuh yang lain kapan pun bisa terluka bahkan patah

Nelayan Kepiting Raksasa Alaska



Nelayan ini harus menghadapi suhu ekstrem dengan suhu laut di bawah 0 derajat karena kepiting besar Alaska hanya ada di musim dingin. Belum lagi Alaska yang dekat sekali dengan kutub utara yang pastinya menambah dingin. Seperti dilansir Tribunnews.com (13/11/2017), mereka ini harus berada di tengah laut dengan kondisi tersebut sampai kepiting tertangkap. Mereka tahu risiko tersebut berbahaya dan bisa menelan nyawa. Karena itu, para nelayan ini membuat semacam ritual sebelum berangkat melaut dengan pesta perpisahan Seakan mereka tak yakin kalau bisa kembali ke daratan.

Kernet Bus Kota/Metromini



Kalau yang ini sepertinya hanya ada di Indonesia. Kenapa masuk? Indonesia masih bagian dari dunia bukan? Lalu profesi juga berbahaya, lihat saja kalau kernet menyetop untuk penumpang. Masih di tengah jalan juga tak masalah buat mereka. Mereka biasanya lari ke pinggir jalan untuk menjemput penumpang, tak peduli kendaraan lain melaju kencang. Belum lagi kernet yang selama perjalanan berada di pinggir pintu sambil berteriak keras; memegang uang, menyetop kendaraan, melindungi penumpang, dan sebagainya. Kalau bukan seorang ahli, mana mungkin bisa begitu. Profesi ini patut dihargai karena sangat berbahaya,bahkan beberapa dilakukan wanita

Kalau diartikan dalam bahasa Indonesia wartawan perang atau jurnalis yang khusus ditempatkan di daerah konflik. Mungkin Gansis akan berpikir kalau tentara dan relawan medis lebih berbahaya, tapi itu lebih ke pangabdian dan tugas kemanuisaan bukan profesi.

Sedangkan wartawan perang adalah profesional yang ahli di bidangnya. Mereka mencari nafkah di bawah desingan peluru, hantaman mortir, roket, dan ranjau. Menurut berita yang diturunkan Aljazeera(31/12/2017), tahun 2017 saja ada 81 wartawan yang meninggal di zona perang. Sebagian besar dalam laporan yang dirilis Reporter Without Borders For Freedom of Information (2016) negara yang sangat mematikan bagi wartawan perang adalah Suriah, Afganistan, Meksiko, Irak, dan Yaman.

Paling menarik adalah Meksiko yang bukan wilayah perang politik. Tetapi wartawan di negara ini banyak terbunuh karena perang antara kartel narkoba. Tahun 2016 saja, sembilan (9) orang wartawan tewas di tengah meliput perang narkoba dalam laporan yang sama.