TS
mitalara
[LOVE LETTER 2] Reply 2014
Quote:
Reply 2014
Quote:
Tiga tahun lamanya kamu dan aku
menginjakkan kaki di tempat yang sama.
Tempat di mana seharusnya selama tiga tahun
kita dapat saling mengenal dan bercengkerama.
Namun jangankan saling mengenal, justru kita sama sekali tidak pernah sadar bahwa kita berada
di tempat yang sama.
1 September 2014
Tepat saat lima bulan ke depan, aku sudah harus
meninggalkan tempat yang selama tiga tahun terakhir
sudah menyimpan suka dan duka.
Pertemuan yang diawali rasa benci, bukan rasa suka.
Oleh karena, aku harus mendengar lebih dahulu
tentang sifat burukmu dari teman-temanku
yang katanya berkata apa adanya.
Tentu saja hal itu memengaruhi persepsiku tentangmu
saat awal berjumpa.
Kita saling berinteraksi, tak terasa
sudah lima bulan lamanya.
Perihal yang teman-temanku bicarakan tentang kamu,
ternyata benar adanya.
"Tidak adakah satu hal saja yang positif dari dirimu?"
Ingin sekali rasanya langsung kubertanya.
29 Januari 2015
Adalah, di saat aku harus merasa bahagia.
Bahagia, karena dapat meninggalkan tempat
yang selalu membuat diriku dan dirimu
harus bertatap muka.
Namun langkah kepergian ini justru berat terasa.
Dan, aku merasa...
Ada yang berubah dalam hatiku, entah apa?
Meski aku sudah tidak harus berada di sana,
tapi beberapa kali aku mengunjungi tempatmu
dengan sengaja,
bertemu teman-teman hanya sebuah alasan belaka.
Beberapa kali juga kamu hanya menatapku
dari jauh dan tersenyum, tanpa menghampiri
aku yang sudah sejauh ini berusaha.
Itu sungguh membuatku kecewa...
Aku putuskan untuk berhenti berupaya,
meski rindu ini terus menggebu ingin berjumpa.
Karena yang kutahu, ini akan berakhir sia-sia.
Tahun silih berganti,
namun di usiaku yang sudah cukup matang
untuk ke jenjang pernikahan,
aku justru tidak pernah perduli
dengan siapa pun yang mendekatiku, karena apa?
Karena di hati dan pikiran ini
hanya dirimulah yang selalu ada.
Ini sungguh aneh,
padahal aku dan kamu sudah tidak pernah
berinteraksi apalagi bertemu muka.
Apakah ini cinta?
Aku tidak tahu dan rasanya sulit
untuk menjelaskannya dengan kata-kata.
Tapi seiring berjalannya waktu,
aku menjadi yakin kalau itu adalah cinta.
Karena cinta itu abstrak, orang-orang berkata.
"Seperti matahari merindukan bulan,
seperti itulah rasa cintaku padamu
yang mungkin tak akan pernah bersatu,"
Pikirku saat rasa galau melanda.
16 Oktober 2017
Di tengah ketidaksengajaan saat iseng membuka timeline,
aku menemukan foto yang wajahnya tentu
tidak asing di mata.
Foto yang diupload oleh salah satu kenalan lama.
Setelah aku meyakinkan itu adalah dirimu,
aku pun memberanikan diri
untuk mengirim permintaan pertemanan saat itu juga.
Tapi hari demi hari
kamu juga tidak menerima permintaan pertemanan,
itu sungguh membuat diriku gundah gulana.
Seminggu pun berlalu,
akhirnya kamu menerima pertemananku,
sederhana tapi membuat hati ini sangat berbunga.
29 Januari 2018
Bunga-bungaitu terus bermekaran
bahkan sampai detik aku menulis ini,
yang katanya surat cinta.
Persepsiku tentang kamu
seratus delapan puluh derajat telah berbeda.
Kamu yang aku tahu dulu,
bukan kamu yang sekarang sedang bersamaku
di buai asmara.
Karena sekarang pertanyaan dalam hatiku
terjawab sudah, saat kamu berkata
apa yang kamu lakukan dulu
ternyata untuk menjaga profesionalitas semata.
Jadi melalui surat ini,
terimalah permohonan maafku
yang dulu pernah berburuk sangka.
menginjakkan kaki di tempat yang sama.
Tempat di mana seharusnya selama tiga tahun
kita dapat saling mengenal dan bercengkerama.
Namun jangankan saling mengenal, justru kita sama sekali tidak pernah sadar bahwa kita berada
di tempat yang sama.
1 September 2014
Tepat saat lima bulan ke depan, aku sudah harus
meninggalkan tempat yang selama tiga tahun terakhir
sudah menyimpan suka dan duka.
Pertemuan yang diawali rasa benci, bukan rasa suka.
Oleh karena, aku harus mendengar lebih dahulu
tentang sifat burukmu dari teman-temanku
yang katanya berkata apa adanya.
Tentu saja hal itu memengaruhi persepsiku tentangmu
saat awal berjumpa.
Kita saling berinteraksi, tak terasa
sudah lima bulan lamanya.
Perihal yang teman-temanku bicarakan tentang kamu,
ternyata benar adanya.
"Tidak adakah satu hal saja yang positif dari dirimu?"
Ingin sekali rasanya langsung kubertanya.
29 Januari 2015
Adalah, di saat aku harus merasa bahagia.
Bahagia, karena dapat meninggalkan tempat
yang selalu membuat diriku dan dirimu
harus bertatap muka.
Namun langkah kepergian ini justru berat terasa.
Dan, aku merasa...
Ada yang berubah dalam hatiku, entah apa?
Meski aku sudah tidak harus berada di sana,
tapi beberapa kali aku mengunjungi tempatmu
dengan sengaja,
bertemu teman-teman hanya sebuah alasan belaka.
Beberapa kali juga kamu hanya menatapku
dari jauh dan tersenyum, tanpa menghampiri
aku yang sudah sejauh ini berusaha.
Itu sungguh membuatku kecewa...
Aku putuskan untuk berhenti berupaya,
meski rindu ini terus menggebu ingin berjumpa.
Karena yang kutahu, ini akan berakhir sia-sia.
Tahun silih berganti,
namun di usiaku yang sudah cukup matang
untuk ke jenjang pernikahan,
aku justru tidak pernah perduli
dengan siapa pun yang mendekatiku, karena apa?
Karena di hati dan pikiran ini
hanya dirimulah yang selalu ada.
Ini sungguh aneh,
padahal aku dan kamu sudah tidak pernah
berinteraksi apalagi bertemu muka.
Apakah ini cinta?
Aku tidak tahu dan rasanya sulit
untuk menjelaskannya dengan kata-kata.
Tapi seiring berjalannya waktu,
aku menjadi yakin kalau itu adalah cinta.
Karena cinta itu abstrak, orang-orang berkata.
"Seperti matahari merindukan bulan,
seperti itulah rasa cintaku padamu
yang mungkin tak akan pernah bersatu,"
Pikirku saat rasa galau melanda.
16 Oktober 2017
Di tengah ketidaksengajaan saat iseng membuka timeline,
aku menemukan foto yang wajahnya tentu
tidak asing di mata.
Foto yang diupload oleh salah satu kenalan lama.
Setelah aku meyakinkan itu adalah dirimu,
aku pun memberanikan diri
untuk mengirim permintaan pertemanan saat itu juga.
Tapi hari demi hari
kamu juga tidak menerima permintaan pertemanan,
itu sungguh membuat diriku gundah gulana.
Seminggu pun berlalu,
akhirnya kamu menerima pertemananku,
sederhana tapi membuat hati ini sangat berbunga.
29 Januari 2018
Bunga-bungaitu terus bermekaran
bahkan sampai detik aku menulis ini,
yang katanya surat cinta.
Persepsiku tentang kamu
seratus delapan puluh derajat telah berbeda.
Kamu yang aku tahu dulu,
bukan kamu yang sekarang sedang bersamaku
di buai asmara.
Karena sekarang pertanyaan dalam hatiku
terjawab sudah, saat kamu berkata
apa yang kamu lakukan dulu
ternyata untuk menjaga profesionalitas semata.
Jadi melalui surat ini,
terimalah permohonan maafku
yang dulu pernah berburuk sangka.
Quote:
*Sumber tulisan dan gambar: pribadi
Diubah oleh mitalara 29-01-2018 14:19
aldysadi dan tata604 memberi reputasi
2
2.7K
Kutip
11
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
4KThread•8.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok