c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Aksi Para BEM Di Mata Najwa




Dari segelas susu menjadi cerita, pastinya kalian sudah melihat aksi para BEM Mahasiswa di Mata Najwa, yang kini disiarkan oleh stasiun TV swasta yang lebih netral, tapi ada cerita dibalik aksi mereka. Seperti biasa celotehan di warung kopi, seperti layaknya pengamat politik saja, ada yang pro dan kontra tentang kartu kuning BEM UI.

Najwa Shihab sebagai host Program Mata Najwa pada saat itu menghadirkan sejumlah ketua BEM di antaranya Zaadit Taqwa (Ketua BEM UI), Gafar Revindo (Presiden Mahasiswa Trisakti), Qudsyi Ainul Fawaid (Presiden Mahasiswa IPB), Obed Kresna Widyapratistha (Presiden Mahasiswa UGM), dan Ardhi Rasy Wardhana (Presiden Keluarga Mahasiwa ITB).



Bahkan mantan aktivis dari partai moncong putih pun, membela sang raja dengan bahasa para mahasiswa harusnya mencium keringat rakyat, baru mengkritik kebijakan sang raja. Kemudian dibalas lagi dengan aksi dari partai garuda yang membela mahasiswa, tugas mahasiswa ya belajar waktunya pun sempit untuk menghabiskan waktu ke tempat terpencil, untuk itu adanya sarana media yang valid tentang keadaan disana.

Buat apa ada video, berita media yang menjadi rujukan melihat banyaknya persoalan yang belum selesai ?? Ujar kawanku yang mendukung aksi si kartu kuning. Belum lagi pembangunan yang dilakukan hanya untuk manfaat para cukong dan rakyat yang berkantong tebal saja.

Pandangan ini berbanding lurus dengan sang almamater kuning yang berkata,

"Dalam kepemimpinan Presiden Jokowi, melakukan pembangunan beribu-ribu jalan tol, yang kemudian hanya bisa dinikmati oleh masyarakat yang menggunakan mobil. Serta fasilitas-fasilitas yang hanya bisa digunakan oleh segelintir orang. Sementara teman-teman kita di Papua, ternyata di sana masih jauh dari cukup," ucap Zaadit saat tampil di Mata Najwa (7/2).



Dengan menghirup secangkir kopi robusta kawanku yang pro pada sang raja pun berkata, tunggu dulu bray (anggaplah yang bicara Hatabomba), tidak bisa segampang itu bray...pembangunan itu perlu bray, berapa orang yang bekerja disana. Tidak semuanya untuk hak rakyat kaya, apalagi pembangunan jalan di Papua itu perlu mau sampai kapan kau ke papua naik heli dan pesawat ?? Hanya untuk distribusi barang ke daerah terpencil ?? Kalau cuma lihat media ya ga kan valid kritiknya dong bray...terjun langsung lihat kondisi, percuma dong dikirim Dokter dan TNI, belum lagi dana untuk Papua besar bray...ingat bray sekarang sistem otonomi daerah, bisa jadi dana juga mampet disana, memang di papua bersih dari korupsi ?? Cuma dari sana sedikit sekali berita korupsi bray...kalau raja bener bawahannya pencuri ya sama saja hancur negara.

Kawanku yang disela pun tak mau kalah, "jalan trans papua ?? Itu dari dolo sudah ada tinggal eksekusi saja jangan mentang-mentang jadi raja sok ngaku-ngaku lah itu junjungan kau" sambil mukanya merah menahan emosi.

Aku yang melihatpun mau tak mau melerai, sabar kawan kita ini bersaudara pro kontra biasa, kritik pun wajar toh kalau tak mau di kritik janganlah jadi raja yang di pilih langsung, bikin saja dinasti seperti masa lalu, enak toh !!



Yang dikritik dan mengkritik jangan marah-marah, bicaralah dengan elegant tenangkan pikiran. Terkadang kritik tanpa solusi sering terdengar, anak TK pun bisa kalau kritik tanpa ada solusi, untuk apa harus kuliah yang keluar banyak biaya...kalau hanya bisa beraksi dengan kritik !!, toh saya pun mampu menuliskan kritik disini...

Jadi kalian ini sudah ada solusinya untuk negeri ini ?? Lalu koar-koar sok merasa paling benar dan pintar ??

Kedua kawanku yang berseteru pun sesudah menonton aksi mahasiswa di mata najwa, hanya senyam senyum sambil, garuk-garuk kepala.....kritik mudah namun solusi hal yang sulit.

Hal ini pun diungkap oleh Obed, dari UGM disini Obed mengatakan mengenai posisi yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa.



"Bangsa ini mengalami perpecahan diameteral. Orang sekarang antara dia mengkritik pemerintah lalu dikatakan sebagai anti pemerintah. Sedangkan orang yang sering kali mengatakan dia mendukung apa yang dikatakan pemerintah, dia dikatakan sebagai pro pemerintah. Ada perpecahan itu dan itu yang membuat bangsa ini pecah.

Nah, mahasiswa itu harus menjadi intermediate aktor yang mana bisa jadi jembatan antara keduanya. Ketika dia mengkritik pemerintah, bukan berarti dia antri pemerintah. Itu pun sebaliknya.

Ketika dia mendukung pemerintah, bukan berarti mahasiswa itu pro pemerintah. Lalu apa yang membuat mahasiswa itu bisa jadi intermediate aktor? yaitu rasa kemanusiaan yang dibangun melalui hasil belajar kami hidup bersama masyarakat. Ngobrol di angkringan, di burjo, dsb. Itu cara-cara kami belajar menghirup bau dari masyarakat itu sendiri. Terimakasih"

Obed, memang lebih terbuka secara logika dan nalar orang awam ya masuk akal, apalagi di angkringan penjualnya gadis cantik yang menawan...

Halah ya sudahlah kita seruuppuutt saja kawan...

emoticon-coffee




By c4punk

"Kritik mengkritik sudah biasa"

"Mahasiswa pun wajar saja mengkritik Penguasa"

"Caranya kurang elegant tak mengapa"

"Setiap kritik punya cara yang berbeda"

"Benarkah Penguasa Masih Banyak Kekurangan"

"Terima saja dan buktikan, kritik yang diterima disanggah dengan hasil nyata"

"Penguasa memang selalu di tekan, maklum saja rakyat juga ingin cari sensasi agar di kontrak di layar TV dan menjadi berita heboh yang tak basi"

"Pro Kontra sudah sering terjadi, yang tepenting kita saling bergandeng tangan membangun negeri"









Diubah oleh c4punk1950... 08-02-2018 15:26
0
57.9K
598
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.