Public Speaking atau berbicara di depan umum adalah salah satu kemampuan yang paling bermanfaat di era global seperti sekarang ini. Alasan terbesarnya adalah karena perkembangan zaman dan teknologi memaksa kita untuk bisa meningkatkan kualitas diri di depan umum, meningkatkan kemampuan berbicara, melatih kepemimpinan, dan juga bisa untuk menghilangkan rasa takut berbicara di depan orang banyak.

Jujur kepada orang lain masih lebih mudah dibanding jujur pada diri kita sendiri. Kemampuan ini sangat sangat dan sangat sulit untuk di latih, tapi manfaat yang diberikannya sangat besar. Manfaat jujur pada diri sendiri adalah tidak merasa terbebani, memiliki kepercayaan diri, dan juga orang lain akan merasa nyaman dekat dengan agan/sista.

Having confidence atau memiliki kepercayaan diri sekali lagi gan/sis, kita harus bisa lebih dulu untuk jujur kepada diri sendiri. Jika kita sudah bisa jujur pada diri sendiri, kita juga bisa memiliki kepercayaan dan harga diri yang tinggi. Manfaat memiliki kepercayaan diri adalah agan/sista akan berani dan tidak ragu-ragu untuk melakukan sesuatu yang agan/sista anggap benar.

Siapa yang tidak mengenal Nelson Mandela? Semua orang di dunia mengenalnya sebagai "A Great Leader". Nelson Mandela pernah ditanya suatu hari, "Bagaimana caranya anda menjadi pemimpin yang baik?" Nelson Mandela menjawab dengan bercerita, "Suatu aku masih kecil, aku ikut dengan ayahku ke pertemuan suku. Ayahku adalah salah satu pembesar suku. Dari pertemuan itu aku mempelajari dua hal. Pertama, orang-orang selalu duduk membuat lingkaran. Kedua, ayahku selalu menjadi orang yang paling terakhir berbicara."

Jadi, kemampuan mendengarkan di sini adalah "kemampuan untuk berbicara paling akhir". Jika agan/sista adalah seorang pemimpin, dan agan/sista sedang berdiskusi tentang masalah tertentu, ada dua manfaat yang bisa di dapat dengan pemimpin yang berbicara paling terakhir. Pertama agan/sista bisa melihat bagaimana semua orang berkontribusi. Kedua agan/sista bisa mengambil manfaat dari semua opini yang ada sebelum akhirnya agan/sista berbicara.

Generasi sekarang adalah generasi yang secara bertahap dipengaruhi melalui hiburan, melalui media, melalui televisi, melalui segala cara, kita hidup dalam generasi yang bodoh karena kita telah menukar efektivitas untuk kesibukan. Generasi sekarang lebih sibuk dari generasi lain dalam tiga sampai 400 tahun terakhir. Kita begitu sibuk. Kita bahkan lebih sibuk dari Tentara Nasional Indonesia. Lalu kita berpikir karena kita sibuk, kita efektif.

Tapi ane ingin menantang agan/sista menghentikan jadwal agan/sista sejenak dan bertanya pada diri sendiri; Apakah agan/sista benar-benar efektif dalam hidup, atau apakah hidup agan/sista berantakan dengan segala macam hal yang menuntut agan/sista dan menghabiskan waktu agan/sista dan menghentikan agan/sista menjadi diri sendiri?

Satu tahun lalu, ane dan (someone special) ane memainkan permainan keren gan/sis. Namanya No Whining Wednesdays atau hari Rabu tanpa merengek yang dipelopori oleh Iyanla Vanzant. Aturannya mudah, setiap hari rabu, agan/sista tidak boleh merengek, komplain, mengkritik. Dan setiap agan/sista melakukannya, agan/sista harus menandainya di buku atau mencatatnya (kalo ane dulu masukin kelereng ke dalam toples).

Seharian agan/sista tidak boleh merengek "aku tidak bisa", "aku tidak mau". "kenapa selalu aku?", "aku capek" atau keluhan apapun itu gan/sis. Malamnya atau besok paginya, ane kaget pas liat ternyata toples ane penuh. Sumpah, ane ga sadar kalo dalam sehari, ane merengek, mengeluh, mengkritik sebanyak itu.

Yang dimaksud di sini adalah kita sebaiknya tidak membahas hidup di masa lalu ataupun membahas hidup di masa depan. Kita hanya harus hidup di masa ini. Jika kita mengingat kehidupan di masa lalu, kita hanya akan depresi karena mengingat kenangan (bahagia) misalnya yang tidak akan pernah terulang lagi. Jika membahas kehidupan di masa depan, kita hanya akan menjadi gelisah karena kita akan mengantisipasi apa yang akan datang. Jadi, kemampuan untuk menjalani kehidupan tanpa mengingat masa lalu dan tanpa membahas masa depan adalah salah satu kemampuan yang sangat sulit.

Sepertinya agan/sista juga sudah mengetahui bahwa menjadi konsisten bukanlah hal yang mudah. Jika memang kenyataannya demikian, kita harus kembali pada kesadaran kita. Prinsipnya kerjakan sekarang dan saat ini juga dan tetap konsisten. Jangan pernah berpikir sia-sia karena hasil yang didapatkan kecil. Jangan hanya berorientasi pada materi sebagai tujuan pekerjaan kita. Itu hanya akan semakin memperberat ketidakkonsistenan kita pada perjuangan hidup. Kita harus menjalani dengan konsisten segala sesuatu yang kita pikir akan memberikan manfaat bagi kehidupan. Sekecil apapun manfaatnya kita harus optimis. Terkadang sesuatu yang kecil bagi kita akan sangat besar bagi orang lain.

Seperti yang sudah ane bahas di atas, generasi sekarang adalah generasi paling sibuk dari semua generasi yang kita tahu. Kemampuan tidur cukup 7-8 jam sehari saat ini adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Faktanya, lamanya waktu tidur adalah cerminan kualitas hidup, jika agan/sista tidur dengan waktu yang cukup, itu membuktikan agan/sista tidak sedang depresi atau tertekan. Kebalikannya, jika agan/sista waktu tidurnya kurang, itu mencerminkan bahwa agan/sista memiliki banyak masalah, sedang depresi, atau merasa tertekan oleh masalah tertentu. Sengaja ane taruh ini di nomor 9 karena jika kita sudah melakukan 8 poin pertama yang ane bahas, poin no 9 ini, yaitu memiliki waktu tidur yang cukup, akan datang dengan sendirinya.

Terakhir tapi tidak kalah penting adalah kemampuan memiliki rasa empati. Selain kepada orang lain, kita juga harus memiliki kemampuan berempati pada diri sendiri. Meskipun kita tidak menolong orang secara langsung, tapi memiliki rasa empati adalah pondasi untuk melakukan itu. Karena jika kita beempati kepada orang lain dan diri sendiri, kita bisa memahami perspektif, kebutuhan, dan tujuan dari orang lain dan diri sendiri. Manfaat empati sendiri adalah untuk mengurangi prasangka buruk, intimidasi, dan juga orang yang memiliki rasa empati yang tinggi cenderung mengutamakan menolong orang lain meski harus menyingkirkan kepentingan dirinya sendiri.