[LOVE LETTER 2] To my dearest lost friend (Ohh... How i miss you so badly)

Beranda

...

Sista
[LOVE LETTER 2] To my dearest lost friend (Ohh... How i miss you so badly)

star.picker

31-01-2018 08:09

[LOVE LETTER 2] To my dearest lost friend (Ohh... How i miss you so badly)

Quote:

Life is short, don't make it complicated just by doing silly things
By me ~ Vandy

بِسْمِ اللهِ الرحْمَنِ الرحِيم

Quote:

There are no words,
to paint a picture of you girl
Your eyes, those curves, it's like you're from some other world
You walk my way, oh God is so frustrating...

Joe Brookss ~ Superman

---------

It has been a long time since you goneya, Dec. Senandung lirik indah dari penggalan lagu favoritku yang senantiasa menghempaskanku kembali ke masa lalu. Ya, pada saat itu adalah masa dimana aku dan engkau tahu akan perasaan kita berdua masing-masing, perasaan yang berbeda dari teman sebaya kita pada masa SMP dulu. Aneh rasanya ketika engkau dengan malu-malu untuk meminta tolong kepada adik laki-laki sepupumu untuk meminjam sebuah "gunting" dirumahku. Aku datang ke rumahmu dari arah depan rumahku yang hanya berjarak 9 meter dan memberikanmu sebuah "gunting" dan, ketika ku lihat dirimu membuka pintu dengan sigap engkau memposisikan dirimu dibalik pintu dengan tatapan yang malu-malu sambil tersenyum yang terukir indah di bibirmu, argh... is it what they called as Love at first sight?. And guess what, pada saat itu adalah awal pertama kali kita bertemu.

Berawal dari pertemuan itu pada tahun 200- kita menjadi saling akrab dan saling "melemparkan" canda dan tawa, saling "menangkap" suka dan duka, saling "merangkul" kebahagiaan yang kita alami dan, saling "melepas" suka duka yang kita alami bersama. Walaupun kita dekat akan tetapi jarak sekolah kitalah yang jadi pemisah. Ya, aku tahu pada saat itu aku adalah orang yang "terbodoh" dan tidak peka atas perasaan yang saling menyelimuti kita berdua, aku terlalu naif atas keegoisan yang melekat didalam hatiku bahwa engkau memiliki perasaan yang lebih dari sekadar teman kepadaku, begitu pula yang ada pada diriku ke dirimu. Rasa nyaman yang tumbuh pada diriku membuatku terlena atas perlakuan yang engkau berikan kepadaku. Ternyata memang benar bahwa ada pepatah yang mengatakan "Penyesalan itu datang belakang", dan aku pun hanya bisa memberikan senyum yang tersungging dari bibirku ketika mengetahui bahwa engkau yang baru saja masuk ke sekolah barumu itu dan menjelang beberapa hari sudah mendapatkan sosok yang dengan sigapnya menyatakan perasaannya ke dirimu. And then i realized, how stupid i am sambil tetap tersenyum ketika pada siang itu engkau pulang diantar langsung oleh seorang sosok yang biasa disebut dengan sebutan Boyfriend, sebagai ungkapan oleh seorang perempuan kepada seorang laki-laki ketika mereka menjalin sebuah hubungan yang biasa orang-orang menyebutnya sebagai pacaran.

Entahlah, apakah senyuman yang aku keluarkan itu senyuman yang berkiaskan kalimat "selamat, karena engkau telah menemukan orang yang tidak seceroboh diriku" atau "maaf, akan ketidak peka'anku Dec". Tetapi, satu hal yang kusadari bahwa akupun harus menerima itu dengan lapang dada because, i totally deserved it. Walaupun sosok laki-laki tesebut sudah memilikimu sebagai pacar, akan tetapi hati kita berdua tidak bisa berbohong. Seiring berjalannya waktu akupun lulus SMP dan melanjutkan petualanganku menjadi seorang siswa SMA, akupun berangan-angan agar ketika tahun berikutnya pada saat engkau lulus, engkau bisa masuk ke satu sekolah yang sama bersamaku walaupun pada akhirnya lagi, engkau masuk ke sekolah yang berbeda denganku.

Hal tersebut tetaplah bukan sebuah hambatan karena setiap haripun kita masih saling berjumpa dan bercanda gurau. Sampai pada puncaknya ketika aku lulus SMA dan harus melanjutkan pertualanganku keluar pulau nan jauh disana, sangat jauh untukku dan untukmu untuk saling bertatap muka. "Ikhlas", ya kata itu yang terucap oleh pikiranku ketika aku sudah menginjakkan kaki ditanah asing yang belum pernah terlintas dalam benakku ini. "Penyesalan tidaklah berguna" ketika setahun kemudian aku mendengarkan sebuah kabar bahwa engkau yang rupawan nan cantik jelita, sang primadona sekolah dan komplek tempat kita tinggal, dengan kulit yang putih seputih susu dan juga dengan mata "elang"mu telah kembali pulang kekampung halamanmu.

"Ahh... Kamu curang ya nyembunyiin kartu AS kelornya. Ga boleh C-U-R-A-N-G, ok?"
"Ciyee.... Pagi-pagi yang mau olahraga"
"Kita jalan santai ke bukit yuk, pagi-pagi gini kan mayan bisa dapat sunrise"
"Dec, kalau main bulu tangkis itu ketika smash kamu harus ayunkan raketnya dari arah atas kebawah bukannya dari arah samping"
"Dec, Thanks ya sudah ngejenguk aku... eh, masakkin nasi goreng lagi ya, aku lapar hehe"

Ya, itu hanyalah sebagian kecil memori kita berdua yang telah terekam didalam otakku yang ingin sekali lagi aku ungkapkan kembali ketika aku pulang kerumah nanti. Pada saat itu aku merasakan apa yang banyak orang bilang "Sakit tapi tak berdarah" dan akupun hanya mengekspresikannya dengan senyuman seraya berkata "Dec, kenapa ga ngabarin aku sebelum kamu pindah?". Lagi, ketidak peka'anku yang terulang seolah memori yang ada dihatiku dengan senangnya mengulang tindakanku tersebut, dengan alasan klise kesibukkanku akan kuliahku serta pekerjaanku. Dan, penyesalan terbesarku ketika mengetahui dari adik sepupumu yang mengatakan padaku bahwa engkau telah menanamkan benih rasa Cinta kepadaku jauh sebelum aku mengantarkan gunting kerumahmu ketika kita masih duduk dibangku SMP. Lagi, ketidak peka'anku yang menguasai pikiran dan hatiku untuk menuruti egoku ini.

Semoga pada suatu hari nanti kita akan berjumpa kembali, apapun status yang sudah terlekat pada diri kita disuatu saat nanti ya,
Dec* ******* emoticon-heart