Kantor Pusat PT Lion Air di Jakarta, Kamis, 19 Mei 2016.
Kementerian Perhubungan mengabulkan permintaan Lion Air untuk mengurangi dan bahkan menunda frekuensi penerbangannya selama satu bulan.

Setidaknya ada 217 frekuensi penerbangan dari 93 penerbangan domestik dan 2 penerbangan internasional yang akan ditunda terhitung sejak 18 Mei 2016 atau dua hari setelah manajemen Lion Air mengajukan surat resmi kepada Kementerian Perhubungan.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo, menduga usulan penundaan penerbangan dilayangkan lantaran bertepatan dengan masuknya periode permintaan rendah untuk bepergian.

Suprasetyo memastikan tidak akan ada kekacauan yang diakibatkan oleh penundaan 95 rute penerbangan Lion Air tersebut.

Keberadaan maskapai seperti Sriwijaya, Citilink, dan Garuda Indonesia, bisa menjadi alternatif bagi penumpang untuk rute penundaan Lion Air. Kemenhub juga telah menyiapkan antisipasi jika terjadi kekurangan maskapai untuk melayani penumpang.

Sementara untuk penumpang Lion Air yang sudah terlanjur membeli tiket di rute penerbangan yang ditunda, maka akan dialihkan ke anak perusahaan seperti Wings Air, Batik Air, atau ke maskapai lain dan tidak dikenakan biaya tambahan.

"Jika ada konsumen dikenakan biaya oleh Lion, bisa menghubungi contact center Kemenhub: 151," tegasnya.

Adapun rincian frekuensi penerbangan Lion Air yang dikurangi antara lain:
Banjarmasin menuju Jakarta dengan nomor penerbangan JT 323Banjarmasin menuju Jakarta dengan nomor penerbangan JT 329Banjarmasin menuju Jakarta dengan nomor penerbangan JT 527Jakarta menuju Banjarmasin dengan nomor penerbangan JT 320Jakarta menuju Banjarmasin dengan nomor penerbangan JT 326Jakarta menuju Banjarmasin dengan nomor penerbangan JT 328Banjarmasin menuju Surabaya dengan nomor penerbangan JT 211Banjarmasin menuju Surabaya dengan nomor penerbangan JT 225Banjarmasin menuju Surabaya dengan nomor penerbangan JT 315Banjarmasin menuju Surabaya dengan nomor penerbangan JT 319Surabaya menuju Banjarmasin dengan nomor penerbangan JT 220 Surabaya menuju Banjarmasin dengan nomor penerbangan JT 224Surabaya menuju Banjarmasin dengan nomor penerbangan JT 310Surabaya menuju Banjarmasin dengan nomor penerbangan JT 318Bandung menuju Denpasar dengan nomor penerbangan JT 904Denpasar menuju Bandung dengan nomor penerbangan JT 905Bandung menuju Surabaya dengan nomor penerbangan JT 127Surabaya menuju Bandung dengan nomor penerbangan JT 126Bengkulu menuju Jakarta dengan nomor penerbangan JT 631Bengkulu menuju Jakarta dengan nomor penerbangan JT 633.
Terkait sanksi pembekuan jasa pelayanan penjemputan penumpang dan barang atau ground handling, PT Lion Air telah memutuskan untuk menggunakan self handling dalam layanan operasinya.

Direktur Utama PT Lion Grup, Edward Sirait, keputusan tersebut diambil karena waktu lima hari yang diberikan Kementerian Perhubungan tak cukup untuk mencari ground handler yang bersedia mengisi kekosongan sementara tersebut.

Jadi, kata Edward, daripada mencari ground handler lain pihaknya memutuskan untuk membuat divisi self handling di bawah Lion Air dan bukan Lion Group. Menurutnya hal tersebut bisa dilakukan dan tak menyalahi aturan.

Hanya saja Edward pun mengakui bahwa ide tersebut bukan suatu hal yang mudah karena itu artinya Lion Air harus "berburu" sertifikat yang menjadi syarat wajib untuk setiap pegawai ground handling.

"Kalian kira mudah untuk mendapatkan sertifikat atau mengganti tanda pengenal," ujarnya.

Pembekuan ground handling milik PT Lion Air di Bandara Internasional Soekarno-Hatta baru akan berlaku lima hari sejak surat keputusan pembekuan dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.

Dengan kata lain, pembekuan ground handling baru akan berjalan pada Rabu (25/5/2016) karena SK-nya baru keluar pada Selasa (17/5/2016) malam dan berlaku terhitung sejak Rabu (18/5/2016).


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ai-tanpa-biaya

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Lion Air tunda 227 penerbangan

- Tiket pesawat kelas ekonomi kini bisa diuangkan kembali

- Asal-usul pengadangan pesawat Lion Air di Bandara Soetta