- Beranda
- Sejarah & Xenology
Kronologi Sejarah Sulawesi / Celebes (40.000 SM - 2018)
...
TS
maslazardi
Kronologi Sejarah Sulawesi / Celebes (40.000 SM - 2018)
Bismillahirrahmanirrahim...
Selamat malam, agan dan aganwati sekalian. Kembali lagi bersama ane dengan satu lagi video peta sejarah Indonesia! Kali ini ane ingin berbagi peta sejarah Sulawesi dari tahun 40.000 SM - 2018. Dimulai dari munculnya kebudayaan maju pertama di Maros, timbulnya peradaban awal seperti Toraja dan Minahasa, hingga zaman kerajaan-kerajaan besar seperti Luwu, Buton, Ternate, Gowa-Tallo, dan Bone. Dilanjutkan dengan masa pendudukan Eropa dan Jepang, dan diakhiri dengan masa pemerintahan Republik Indonesia saat ini!
Trit ini bisa dianggap sebagai lanjutan dari trit ini, ini, dan ini. Untuk sumber info, ane ambil dari kompilasi hikayat, kitab, pustaka kerajaan, kronik, naskah, buku sejarah, wiki, serta laporan peneliti dan berbagai blog/situs pecinta sejarah. Ane coba bikin seakurat yang ane bisa, jadi kalo agan nemu ada yang salah mohon dikoreksi ya!
(Catatan: Trit kali ini sedikit berbeda dari tiga trit sebelumnya, yakni dengan turut ditambahkannya sejarah pembentukan provinsi dari zaman Hindia Belanda, Jepang, hingga Indonesia; serta dibagi menjadi dua video yang berbeda)
Oke, langsung saja:
Quote:
Quote:
Kronologi:
Quote:
Spoiler for Sebelum Masehi:
- 40000 SM - Kebudayaan Leang-Leang (Maros-Pangkajene) muncul di Sulawesi Selatan.
- 7000 SM - Kebudayaan Muna muncul di Sulawesi Tenggara.
- 6000 SM - Kebudayaan Minahasa muncul di Sulawesi Utara.
- 5000 SM - Kebudayaan Moronene muncul di Sulawesi Tenggara. Kebudayaan Toala muncul menggantikan kebudayaan Leang-Leang.
- 3000 SM - Kebudayaan Toraja dan Topongko (Wotu) diperkirakan muncul di Sulawesi Selatan. Kebudayaan Pamona (Poso-Sigi) dan Banawa (Donggala-Parigi) muncul di Sulawesi Tengah. Kebudayaan Mandar muncul di Sulawesi Barat.
- 2000 SM - Kebudayaan Tolaki muncul di Sulawesi Tenggara, hidup berdampingan dengan masyarakat Moronene yang telah eksis sebelumnya.
Quote:
Spoiler for Abad 2-12:
- 200 - Arca Buddha Sampaga. Peradaban awal mulai berkembang di pesisir barat Mamuju, Sulawesi Barat. Agama Buddha diperkirakan turut serta menyebar, kemungkinan dibawa oleh wangsa Satawahana dari India, dilihat dari kemiripan antara arca Sampaga dengan arca peninggalan wangsa tersebut. Peradaban Padangguni diperkirakan muncul di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kebudayaan Tolaiwoi dan Tounenapo muncul di Kolaka. Kebudayaan Topongko terpecah menjadi dua, Toluwu (Toliu) di pesisir dan Toriu di pedalaman.
- 400 - Teluk Gorontalo kuno lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Akibatnya, manusia mulai menempati daratan baru bekas teluk purba tersebut. Kebudayaan maju pun muncul di daerah itu, yakni Pidodotiya di Limboto-Gorontalo dan Witohiya di Bone Bolango.
- 500 - Kebudayaan Pidodotiya dan Witohiya menggabungkan diri menjadi peradaban Suwawa. Ayudugiya menjadi pemimpin pertama peradaban tersebut. Kebudayaan Toala kemungkinan digantikan oleh Tougi (Bugis). Padangguni diperkirakan berkembang menjadi kerajaan. Di masa yang sama, kemungkinan tiga negeri Tolaki kuno lain turut muncul, yakni Wawolesea, Besulutu, dan Tambosupa.
- 600 - Kebudayaan Toluwu berkembang menjadi peradaban Luwu. Kebudayaan Loinang (Saluan-Togean) diperkirakan muncul di Sulawesi Timur. Toraja kemungkinan juga telah berkembang menjadi peradaban awal.
- 670 - Prasasti Pinawetengan. Minahasa berkembang menjadi peradaban, melalui musyawarah antara para anak-anak suku di Minahasa yang sepakat berdamai dan membentuk suatu peradaban awal berbentuk konfederasi suku (Pakasa'na).
- 700 - Suwawa berkembang menjadi kerajaan. Kebudayaan maju diperkirakan muncul di kepulauan Banggai.
- 800 - Kebudayaan Banggai berkembang menjadi peradaban awal.
- 900 - Melalui bantuan Kerajaan Sriwijaya, Luwu berkembang menjadi sebuah negara berbentuk Kedatuan. Batara Guru (putra sulung pangeran I Lapuangge Lebba' dari Luwu dengan putri Palinge' Mutia dari Sriwijaya) menobatkan diri sebagai penguasa pertamanya. Di bawah pemerintahannya, Luwu semakin mempererat hubungannya dengan Sriwijaya yang merupakan negara terkuat di Asia Tenggara kala itu. Para bangsawan Bugis dan Luwu memanggil kerajaan ini dengan julukan 'Senrijawa'. Kira-kira di masa yang sama, dua kerajaan lain kemungkinan turut muncul, bernama Wewang Nriwuk (di Makassar-Bugis) dan Tompotika (di Kolaka-Banggai). Namun keduanya dianggap sebagai kerajaan semi-mitologi, karena hanya disebutkan dalam naskah epos I La Galigo. Meskipun Tompotika masih eksis sebagai sebuah nama kerajaan yang berpusat di Bualemo (Banggai Darat), Sulawesi Timur hingga abad ke-16. Padangguni menaklukkan negeri-negeri Tolaki di sekitarnya, mempersatukan sebagian besar daratan Sulawesi Tenggara ke dalam kekuasaannya.
- 948 - Batara Lattu naik tahta sebagai Datu Luwu. Putranya, Sawerigading, mengadakan pengembaraan laut ke berbagai daerah di seluruh Nusantara, bahkan juga dipercaya telah mengunjungi Kekaisaran Cina.. Padangguni berganti nama menjadi Konawe. Ratu Wekoila dilantik sebagai penguasa pertamanya dengan gelar Mokole I. Ia menempatkan ibukota kerajaannya di Unaaha.
- 1000 - Luwu mulai memasuki masa kejayaannya, dimana wilayah kekuasaannya sejak tahun ini diperkirakan telah meliputi sebagian besar Sulawesi, menaungi tanah Poso, Banawa, Mamuju, Bugis, Kolaka, Bungku, Morowali, dan Moronene. Kerajaan Siang diperkirakan berdiri di Pangkajene, menguasai tanah Makassar serta kepulauan Pangkajene dan Selayar. Perjanjian Bocco Tallu. Pembentukan tiga kerajaan di Lita' Mandar, yakni Allu', Sendana, dan Taramanuq menjadi sebuah persekutuan yang bersatu.
- 1019 - Ketomundoan Buko dan Bulagi berdiri di pulau Peling, Banggai Kepulauan. Tumba Pande dilantik sebagai Tomundo (Raja) pertama di Bulagi.
- 1100 - Kemungkinan sejak tahun ini wilayah kekuasaan Siang telah mencapai daerah pesisir Barru di utara Pangkajene. Kerajaan ini pun mulai memasuki masa kejayaannya. Serangkaian kerajaan kecil muncul di Sulawesi Timur, yakni di Banggai Darat (Motiandok, Balalowa, Gori-Gori), Banggai Kepulauan (Bongganan, serta Sisipan, Lipotomundo, Kadupadang, Salaup, Peling; bersatu menjadi Persekutuan Liang-Peling), dan Banggai Laut (Babolau, Kokini, Katapean, Singgolok; bersatu menjadi Persekutuan Tano Bolukan). Kerajaan Tabulahan diperkirakan berdiri di Mandar. Peradaban Wawuno Liwu (Delapan Kampung) diperkirakan muncul di pulau Muna.
- 1178 - Negeri-negeri di Banggai dipersatukan menjadi koloni dari Kerajaan Kediri dari Jawa, berdasarkan buku catatan Lingwai Taita dan Zhu Fan Zhi dari syahbandar Dinasti Sung Cina, yang berisi laporan mengenai negeri-negeri di Asia Tenggara saat itu. Dalam kedua buku tersebut, Banggai dikenal dengan julukan 'P'ing-ya-yi'.
- 1200 - Lasattung Pogi mendirikan Kedatuan Cina Pammana di Wajo. Kekaraengan Bantaeng berdiri di ujung selatan Sulawesi Selatan. Serangkaian kerajaan kecil diperkirakan muncul di pulau Buton (Butuni/Butung), yakni Todanga, Batauga, Wabula, dan Kamaru. Perjanjian Sibunoang. Pembaharuan perjanjian Bocco Tallu sebagai pengingat dan pegangan bagi rakyat dan pemimpin ketiga kerajaan Mandar yang bersekutu.
Quote:
Spoiler for Abad 13:
- 1220 - Kerajaan Banawa Lama (Pujananti) diperkirakan berdiri di Donggala, Sulawesi Tengah.
- 1222 - Negeri-negeri di Banggai berganti menjadi koloni Kerajaan Tumapel (Singhasari), setelah pusat Kediri di Jawa Timur jatuh ke tangan Ken Arok, penguasa Tumapel.
- 1235 - Karaeng Mangkasara mendirikan Kekaraengan Tallo di Makassar. Ia naik tahta dengan gelar Makkadae Daeng Manrangka Karaeng Mangkasara Somba Tallo I. Ia melepaskan diri dari hegemoni Siang, kemudian mengadakan ekspansi wilayah ke sepanjang pesisir Takalar dan Jeneponto, serta kepulauan Selayar dan Pangkajene.
- 1236 - Mia Patamiana (Empat Manusia Awal), konon merupakan sekelompok bangsawan Melayu asal Johor, Pasai, dan Pariaman bernama Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, dan Sijawangkati, tiba di Buton. Mereka mendirikan suatu konfederasi empat wilayah (Patalimbona) bernama negeri Wolio. Kekuasaannya terbentang dari Muna bagian selatan hingga ujung timur Buton di Baluwu, dengan Bau-Bau sebagai pusat pemerintahannya.
- 1254 - Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.
- 1268 - Datu Simpurusiang naik tahta di Luwu.
- 1293 - Negeri-negeri di Banggai berganti menjadi bawahan Kerajaan Majapahit, setelah Singhasari hancur akibat pemberontakan Kediri dan serangan bangsa Mongol. Dalam perang melawan Majapahit, pasukan Mongol mengalami kekalahan dan terpaksa mundur kembali ke kota Khanbaliq (pusat pemerintahan Kekaisaran Yuan-Mongol di Tiongkok). Namun, satu armada Mongol pimpinan Panglima Kau Hsing (Gao Xing) justru berlayar ke arah timur. Armada ini mendarat di pulau Buton. Di sini, Kau Hsing mendirikan sebuah kerajaan bernama Tobe-Tobe, dan menobatkan dirinya sebagai penguasa dengan nama Dungku Cangia. Datu Anakaji naik tahta di Luwu.
- 1295 - Kerajaan Tampungan Lawo berdiri di Sangihe, Sulawesi Utara. Didirikan oleh seorang bangsawan Sangil asal Cotabato, Mindanao bernama Gumansalangi, kekuasannya terbentang dari Mindanao Selatan, Sarangani, Talaud, Mahengateng, Sitaro, dan pulau-pulau sekitarnya, dengan Sangihe sebagai pusatnya. Gumansalangi mengangkat dirinya sebagai Kulano (Raja) dan menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan Gapi (Ternate/Taranati) di Maluku Utara.
- 1300 - La Paukke, seorang pangeran Cina Pammana mendirikan Kerajaan Cinnotabi sebagai bawahan Cina. Kerajaan Mekongga dan Soppeng diperkirakan berdiri, melepaskan diri dari Luwu. Kawasan Moronene kemungkinan juga turut lepas dari Luwu. Peradaban Minahasa melebarkan pengaruhnya ke daerah Mongondow di barat. Suatu konfederasi bernama Bate Salapang (Sembilang Kasuwiang) diperkirakan muncul di Butta Mangkasara, merupakan cikal bakal dari Kekaraengan Gowa. Kerajaan Buayan berdiri di Mindanao, lepas dari Tampungan Lawo.
Quote:
Spoiler for Abad 14:
- 1320 - Kekaraengan Gowa berdiri di Butta Mangkasara, sebagai hasil musyawarah dari para pemimpin Bate Salapang. Ratu Tomanurung Baine dilantik sebagai penguasa pertamanya, yang kemudian menikah dengan seorang bangsawan Bajau asal Bantaeng bernama Karaeng Bayo. Sang Karaeng tiba di Gowa bersama Lakipadada, sahabatnya yang kemudian pergi ke pedalaman Toraja, dimana ia diangkat sebagai salah seorang pemimpin di sana. Raja Mooduto naik tahta di Suwawa, setelah menyingkirkan kakaknya, Pulumoduyon. Sang kakak yang kecewa pun merantau ke timur. Di sana, ia mendirikan sebuah kerajaan bernama Bolaang Mongondow, yang di kemudian hari mendatangkan malapetaka bagi Suwawa.
- 1326 - Kerajaan Bone berdiri di Tana Ugi (Bugis). Kerajaan Limboto muncul di Gorontalo, melepaskan diri dari Suwawa.
- 1330 - Datu Tampa Balusu naik tahta di Luwu. Kerajaan Atinggola, Kaidipang, dan Bintauna berdiri di Sulawesi Utara, memerdekakan diri dari Suwawa.
- 1332 - Para penguasa Melayu di Wolio, bersama dengan Dungku Cangia dan para pemimpin lokal lain di pulau Buton, bersatu membentuk sebuah kerajaan bernama Buton. Ratu Wa Kaa Kaa dilantik sebagai penguasa pertama negeri tersebut. Kemungkinan kepulauan Wakatobi (Tukangbesi) telah diintegrasikan ke dalam kekuasaan Buton sejak tahun ini.
- 1338 - Ratu Wa Kaa Kaa menikah dengan Sibatara, seorang pangeran Jawa yang konon merupakan putra dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Keduanya pun bersama-sama memerintah Kerajaan Buton, secara tak langsung telah menempatkan negeri tersebut ke dalam lingkup pengaruh Majapahit.
- 1345 - Tumasalangga Baraya naik tahta sebagai Karaeng Gowa II.
- 1350 - Raja Mooduto menikah dengan Putri Rawe, seorang putri Bugis asal Luwu yang merantau ke Sinandaha di kawasan dataran tinggi Bangio. Pernikahan ini menjadi awal asimilasi antara suku Suwawa dan Bugis. Raja Mooduto menghadiahkan tanah Tinonggihia di Suwawa Selatan kepada istrinya. Di sini, sang Putri mendirikan kerajaan mandiri bernama Bone-Suwawa.
- 1355 - Kulano Melintangnusa naik tahta di Tampungan Lawo.
- 1357 - Majapahit mengadakan ekspedisi ke Indonesia Timur, mendirikan koloni di wilayah-wilayah tersebut. Dengan armada berjumlah sekitar 3000 orang prajurit di bawah pimpinan Laksamana Nala, kerajaan ini berhasil menundukkan Selayar, Sumbawa, dan Flores. Majapahit lalu menjadikan kerajaan Bantaeng dan Makassar (Tallo) sebagai negara bawahannya. Kerajaan ini juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kedatuan Luwu, ditandai dengan pernikahan seorang putri Jawa dengan seorang pangeran Luwu. Keduanya juga menjalin hubungan dagang yang saling menguntungkan, dimana Luwu yang terkenal dengan komoditas besi dan keris, menjadi pemasok utama kedua barang tersebut kepada Majapahit yang membutuhkannya dalam jumlah besar.
- 1365 - Datu Tanra Balusu naik tahta di Luwu. Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud diperkirakan jatuh ke tangan Majapahit, yang menyatukan ketiga kepulauan tersebut menjadi sebuah koloni bernama Udamakatraya. Hal ini kemungkinan membuat Tampungan Lawo, yang beribukota di Sangihe, memindahkan pusat pemerintahannya ke Mindanao.
- 1369 - Majapahit meninggalkan Udamakatraya, yang kemudian direbut kembali oleh Tampungan Lawo.
- 1370 - Kerajaan Suppa, Sawitto, Alitta (cikal bakal federasi Ajatappareng) dan Sidenreng (cikal bakal federasi Massenrempulu) berdiri di Pinrang, Sulawesi Selatan, melepaskan diri dari Luwu. Karaeng Puang Loe Lembang naik tahta di Gowa.
- 1371 - Kerajaan Muna dan Tiworo berdiri di pulau Muna, dimana Muna menjadi penguasa selat Muna, Muna Tengah, dan Buton Utara, sementara Tiworo menguasai selat Tiworo dan Muna Utara.
- 1380 - Kerajaan Buol berdiri di Sulawesi Tengah, memerdekakan diri dari Suwawa.
- 1385 - Matanotingga mendirikan Kerajaan Gorontalo (Hulontalo), merdeka dari Suwawa.
- 1392 - Arumpone Matasilompoe (Manurungnge ri Matajang) naik tahta di Bone.
- 1395 - Karaeng Tuniata Tanri naik tahta di Gowa.
- 1399 - Kerajaan Wajo berdiri di Sulawesi Selatan, menggantikan kedudukan Cinnotabi, dan kemungkinan masih tetap menjadi bawahan Cina Pammana. La Tenribali diangkat sebagai penguasa pertamanya dengan gelar Batara Wajo. Kerajaan Bowontehu (Bawontehu/Babontehu) berdiri di Manado, Sulawesi Utara. Negeri ini berhasil menguasai Toli-Toli dan menjadikan Buol sebagai bawahannya.
- 1400 - Punu' Mokodoludut naik tahta di Bolaang Mongondow. Kerajaan Bungku (Tombuku/Tobungku) diperkirakan berdiri di Sulawesi Timur. Marhum Sangiang Kinambuka dinobatkan sebagai penguasa pertama negeri tersebut. Kerajaan Passokkorang diperkirakan muncul di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kerajaan Tampungan Lawo di Sangihe terpecah menjadi dua negara, yakni Sahabe (Lumango) di utara, dan Manuwo (Salurang) di selatan. Sahabe dan Manuwo hidup berdampingan hingga lebih dari 100 tahun kemudian.
Lanjutnya di bawah gan!
kurnhyalcantara memberi reputasi
1
34.6K
Kutip
106
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
6.5KThread•11.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya