Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

taufiqulaxel23Avatar border
TS
taufiqulaxel23
Soeharto Bukanlah Presiden Ke-2 Indonesia. Lalu Siapa?
Menurut sejarah yang kita pelajari sejak Sekolah Dasar memang benar bahwa Soeharto merupakan Presiden ke-2 Indonesia yang dimana ia menjabat selama kurang lebih 32 tahun selama orde baru. Namun ada satu orang pahlawan yang kita lupakan atau mungkin memang sengaja di skenario agar pahlawan ini hilang dari sejarah dan dilupakan. Yang dimana seharusnya ialah yang menjadi Presiden ke-2 RI. Lah kok bisa? Emang siapa sih pahlawan itu?


Soeharto Bukanlah Presiden Ke-2 Indonesia. Lalu Siapa?


Tan Malaka, ya begitulah namanya. Mungkin banyak dari agan-agan yang tidak mengetahui dengan sosok tersebut. Dan mungkin juga banyak yang tahu dengan sosok pahlawan tersebut. Ya mungkin di sini ane bisa berbagi info sedikit lah tentang Bapak Republik yang satu ini. Tan Malaka lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1987. Ia merupakan seorang yang memegang paham Marxisme-Leninisme atau yang kita ketahui sekarang adalah paham Komunis. Meskipun begitu, ia merupakan seorang Muslim yang sangat taat pada agamanya. Loh? kok bisa ya? bukannya seorang Komunis itu tidak memiliki agama (Atheis)? nah pemikiran seperti inilah yang ingin ia ubah, bahwasannya Komunis itu bukannya tidak punya Tuhan (Atheis) tetapi dalam paham Komunis ini agama itu hanyalah sebagai candu. Seperti halnya yang dikatakan oleh Karl Marx bahwa agama adalah candu. Jadi wajar saja dia berpaham komunis dan merupakan seorang muslim yang taat. "Dihadapan Tuhan saya merupakan seorang muslim, namun dihadapan manusia saya adalah seorang Komunis". Inilah kata-kata yang sangat menunjukkan diri seorang Tan Malaka yang muslim namun berpaham komunis.

Tan merupakan seorang pahlawan revolusi bawah tanah yang bergerak secara diam-diam. Ia diibaratkan seorang agen yang menyamar ke berbagai negara di belahan dunia. Menurut catatan, Tan telah mengunjungi kurang lebih 11 Negara di dua benua dengan total perjalanan sepanjang 89 ribu kilometer, dua kali jarang yang ditempuh Che Guevera di Amerika Latin. Tan pun memiliki 23 nama yang dimana ia memakai nama tersebut berbeda-beda tiap kota dan negara yang ia kunjungi tersebut. Misalnya ia memakai nama Alisio Rivera di Filiphina, kemudian memakai nama Cheung Kun Tat di China. Wah luar biasa, udah kaya' nonton film James Bond aja kalau kita liat perjalannya Tan ini ya. Dan yang tak kalah pentingnya, Tan menguasai 8 Bahasa yakni Minang, Indonesia, Belanda, Rusia, Jerman, Inggris, Mandarin dan Tagalog. Tan juga pernah masuk ke dalam beberapa organisasi yang salah satu diantaranya adalah menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia tahun 1921-1922.

Tanpa kita ketahui ia merupakan penggagas utama adanya konsep Republik Indonesia dengan tulisannya Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada tahun 1925, jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta yang menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) pada tahun 1928 di depan pengadilan Belanda di Den Haag dan jauh lebih dulu dibandingkan Bung Karno yang menulis Menuju Indonesia Merdeka pada tahun 1933. Kemudian diseputar Proklamasi Tan menorehkan perannya yang penting. Tan menggerakkan para pemuda ke rapat raksasa di Lapangan Ikada (kawasan Monas sekarang) pada 19 September 1945. Inilah rapat yang menunjukkan dukungan massa pertama terhadap proklamasi kemerdekaan yang waktu itu belum diketahui oleh banyak orang dan masih sebatas catatan di atas kertas. Menurut catatan Tan, ia menulis aksi itu sebagai bentuk uji kekuatan untuk memisahkan kawan dan lawan. Setelah rapat itu dilaksanakan perlawanan terhadap Jepang kian berani dan gencar. Ada cerita unik dibalik kehadiran Tan di Lapangan Ikada tersebut yang dimana para sahabat Tan tidak banyak yang mengetahui keberadaan Tan di lapangan tersebut. Memang benar adanya bahwa Tan melakukan semua aksinya secara diam-diam. Hingga akhirnya kehadiran Tan ini diketahui oleh Soekarno yang sangat senang dengan kehadiran Tan tersebut.

Soekarno pun pernah mengeluarkan sebuah testamen saat ia didesak oleh pihak Belanda untuk melakukan perundingan. Testamen tersebut berbunyi "Jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan pimpinan revolusi kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner, Tan malaka". Artinya apabila Soekarno dan Hatta ditangkap oleh pihak Belanda, maka tongkat estafet pemerintahan akan dipegang oleh Tan Malaka yang berarti Ia akan menjadi Presiden ke-2 Indonesia saat itu. Namun hal inilah yang membuat Tan Malaka sangat kecewa dengan Soekarno karena menyetujui perundingan yang akan dijalankan oleh kedua negara (Indonesia dan Belanda) tersebut. Ia sangat menentang keputusan soekarno tersebut. Hingga ia pernah mengeluarkan sebuah kata-kata yang membangkitkan jiwa nasionalisme rakyat Indonesia. "siapa yang mau berunding dengan maling di rumahnya sendiri". Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut seorang pahlawan revolusioner Tan Malaka. Akhirnya hal inilah yang membuat Soekarno marah dengan tindakan dan pernyataan yang diperlihatkan oleh Tan Malaka tersebut. Ia akhirnya membakar testamen tersebut. Ada beberapa versi yang menyebutkan bahwa testamen tersebut dibakar dan ada juga yang menyatakan bahwa testamen tersebut di simpan oleh Soeharto yang tak ingin seorang yang berpaham Komunis menjadi pemimpin negara Indonesia ini. Tan akhirnya dipenjara oleh Soekarno selama 2,5 tahun tanpa pengadilan dengan tuduhan bahwa ia akan mengkudeta Soekarno-Hatta. Meskipun ditahan, ia tetap aktif menulis buku yang tujuannya adalah untuk membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Madilog (Materialisme Dialektika dan Logika) merupakan karyanya yang sangat terkenal hingga saat sekarang ini. Pada 16 September 1948 Tan dibebaskan. Setelah bebas Tan kemudian mendirikan partai murba pada 7 November 1948. Akhir riwayatnya, Tan ditangkap oleh Tentara Republik Indonesia pada 21 Februari 1949 di Gunung Wilis dengan tuduhan bahwa ia melawan Soekarno-Hatta yang kala itu Tan bersama Jenderal Soedirman tengah berjuang melawan agresi militer Belanda di Yogyakarta.

Orde Baru telah melabur hitamkan peran sejarahnya (Tan Malaka). Tapi, harus diakui, Tan memiliki daya tarik tak tertankan di mata sebagian anak muda. Ia merupakan pahlawan revolusioner sekaligus Bapak Republik Indonesia yang tak seharusnya dilupakan. Semua karya-karyanya disebarluaskan secara klandestin (diam-diam). Berpuluh-puluh tahun namanya absen dari buku-buku sejarah, dua-tiga generasi di antara kita mungkin hanya mengenal samar-samar pahlawan revolusioner ini. Meski pada akhirnya politik telah menenggelamkan namanya.




Soeharto Bukanlah Presiden Ke-2 Indonesia. Lalu Siapa?
Tan Malaka, Bapak Republik yang dilupakan.

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
Apakah thread yang saya buat ini menambah pengetahuan dan informasi agan dan sist?
Ya, sangat menambah pengetahuan saya.
100%
Cukup menambah pengetahuan saya.
0%
Tidak, sebelumnya saya juga telah mengetahui hal tersebut.
0%
Diubah oleh taufiqulaxel23 02-02-2018 03:21
0
1.7K
7
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.