Ilustrasi pelaku pelecehan seksual terhadap pasien.
Pelarian JA, terduga pelaku pelecehan pasien di rumah sakit National Hospital Surabaya, berakhir. Polrestabes Surabaya berhasil meringkusnya di sebuah hotel di kota itu pada Jumat (26/1/2018).

Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan dalam lansiran Kompas.com mengatakan bahwa polisi harus menelusuri segala informasi untuk menemukan terduga pelaku. Maklum, alamat domisili yang terdaftar di rumah sakit ternyata tak lagi ditempatinya.

Bahkan informasi terbaru mengatakan, terduga pelaku berinisial JA itu tinggal di Sidorarjo dalam sebulan terakhir. "Setelah dilakukan penelusuran akhirnya tadi subuh pelaku ditangkap di sebuah hotel," ujarnya pada Jumat.

JA, yang sudah dipecat oleh National Hospital, ternyata sudah memiliki istri. Saat menghilang, JN sempat menemui istrinya di Malang. Lalu ia kembali ke Surabaya dan menginap di sebuah hotel.

"Saat mau check out kami lakukan pencocokan ternyata benar dan langsung kami amankan. Kami juga amankan sebuah motor milik dia," kata Rudi dikutip detikcom.

Pada hari Sabtu (27/1), JA pun resmi mendapat status tersangka. Rudi menjelaskan status itu ditetapkan setelah polisi menggelar perkara dengan mengumpulkan sejumlah barang bukti dan keterangan para saksi.

Rudi menceritakan bahwa JA (30) melakukan pelecehan setelah korban W menjalani operasi rahim dan masih dalam pengaruh bius. JA yang berasal dari Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu mengaku terangsang karena pakaian W hanya seadanya.

JA pun mengakui perbuatannya seperti halnya dalam video awal yang beredar. Pada video JA sempat pula meminta maaf kepada korban dan keluarganya.

JA pun menyesal dan mengklaim perbuatan tak senonoh itu baru sekali. Ia pun meminta maaf kepada semua pihak, korban dan keluarga, serta rekan-rekan kerja dan perawat di National Hospital (h/t CNNIndonesia.com).

"Saya juga minta maaf kepada keluarga saya, istri dan ibu," katanya diiringi tangis.

Di sisi lain, dari rumah sakit yang sama juga muncul dugaan pelecehan seksual yang lain. Dugaan peristiwa terjadi pada sekitar Agustus 2017 ketika M menjadi calon perawat dan diuji oleh dokter RZ.

Saat menjelaskan seusai melapor ke Polrestabes Surabaya, M (23) menceritakan pelecehan itu terjadi saat dirinya diuji RZ untuk menjadi perawat di National Hospital.

RZ diklaim meremas payudara dan memasukkan tangan ke kelamin M. Semua dilakukan dengan alasan pemeriksaan tubuh dan kesehatan.

Dalam Merdeka, M mengatakan tak bisa berbuat banyak dan takut ketika RZ melakukan itu. Selain itu pintu ruangan dokter RZ tertutup dan kaca dilapisi tirai.

"...tidak ada orang," imbuh M yang merupakan warga Karang Pilang, Surabaya, ini, Sabtu.

Kasus ini sebenarnya sudah bergulir di pengadilan negeri Surabaya, bahkan sudah memasuki tahap persidangan. M menggugat rumah sakit secara perdata, namun pengadilan masih melakukan mediasi (h/t JPNN).

Laporan juga sudah diajukan ke Mapolda Jawa Timur pada 25 Agustus 2017. Namun hingga kini belum ada titik terang. Kabid Humas Polda Jatim, Frans Barung Mangera, mengatakan dokter yang diadukan sudah dimintai keterangan (h/t Viva).

Selain sang dokter, polisi juga juga menggali keterangan dari rumah sakit dan ikatan dokter Indonesia (IDI) soal standar operasional prosedur tes kesehatan pada seseorang.

Polisi juga sudah memanggil dua saksi (lelaki calon perawat lain) yang sempat diuji pula oleh dokter R pada hari yang sama dengan M. Dari hasil pemeriksaan saksi, Frans menyatakan tidak ada dugaan dokter meraba dan memasukkan jari ke kelamin korban.

Namun begitu, ujar Frans ditulis PojokSatu, polisi akan memanggil sang dokter untuk melengkapi dan menguatkan bukti. Tak diketahui kapan pemanggilan itu terjadi.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...en-di-surabaya

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Alwaleed dan tebusan di balik kebebasannya

- Sudah 70 orang meninggal akibat krisis kesehatan di Asmat

- Bertepuk sebelah visa kunjungan demi turis mancanegara