Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Indigofera dan Alang-Alang di Semarang Akan Diindustrikan
Indigofera dan Alang-Alang di Semarang Akan Diindustrikan

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tanaman Tarum atau Indonesiaofera zollingeriana yang tumbuh subur di lahan-lahan di Kabupaten Semarang, terutama sekitar danau Rawa Pening, memiliki prospek ekonomi yang besar.

Sekelompok petani yang tergabung dalam Forum Tani Muda Jawa Tengah menggelar diskusi di pondok pesantren WALI, desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/1/2018).

Diskusi yang mengambil tema “Indigofera & Enceng Gondok, Alternatif Pengolahannya Sebagai Pakan Ternak Bermutu Tinggi” ini adalah persiapan menuju prodiuksi secara komersial.

Para petani muda itu akan membentuk kolaborasi mengindustrikan tanaman ini agar menjadi komoditas yang menyejahterakan banyak orang.

Guru besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Luki Abdullah yang diundang sebagai salah satu keynote speaker pada acara itu menjelaskan, Indigofera sangat bagus sebagai pakan ternak dalam bentuk olahan.

Dengan sebuah proses yang tidak begitu rumit, bahan ini bisa diolah menjadi tepung. Dalam bentuk inilah Indigofera dapat dikemas dan menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi.

“Pemrosesan bahan ini tidak rumit dan bisa dilakukan oleh kelompok petani,” katanya.

Konsultan senior yang juga direktur utama PT Wadantra Nilatama, Sudjarwo Marsoem, yang diminta menilai aspek ekonomi tanaman ini mengaku optimis bila tanaman ini diproduksi masal. Selama ini Indigofera belum begitu memberikan sumbangan ekonomi yang signifikan.

“Bila semua pihak menyatukan sumberdaya, hal ini pasti segera terwujud,” katanya.

Di sekitar Rawa Pening, lahan-lahan subur ditumbuihi banyak tanaman yang oleh petani tidak dilihat potensinya.

Hal ini disayangkan oleh kalangan industri. Adam Satria Bhakti dari PT Jamu Air Mancur, yang hadir pada acara itu mengungkapkan, industri Jamu membutuhkan bahan-bahan tanaman perdu yang selama ini tumbuh liar.

“Saya melihat tanaman alang-alang dan suket teki dibabat dan dibakar oleh petani,” katanya. Daun Turi juga hanya dibuang begitu saja, padahal pihaknya siap menampung bahan ini dengan harga yang bagus.

Menurut Adam, satu pak jamu itu membutuhkan sekitar 10 -12 macam tanaman. “Bila salah satu tidak ada maka tidak akan jadi jamu,” katanya.

Maka dari itu industri jamu di Indonesia pasti akan menyerap tanaman-tanaman itu. Petani bisa memanfaatkan lahan-lahan kosong di waktu-waktu kosong untuk menambah penghasilan dengan cara ini.

Anggota Komisi B DPRD Jateng, Ahsin Maruf mengatakan, para petani harus kreatif memanfaatkan lahan yang ada.

“Kami akan mengupayakan bantuan semaksimal mungkin agar petani dapat melakukan pengolahan lahan secara cerdas dan berteknologi,” katanya.


Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...-diindustrikan

---

Baca Juga :

- Pelaku Menghabisi Nyawa Sopir Daring Hanya Dalam Waktu 7 Menit

- Istri Korban Histeris Lihat Reka Ulang Pembunuhan Suaminya yang Merupakan Sopir Taksi Daring

- Ganjar Pranowo: Solo Great Sale 2018 Cara Kreatif yang Solo Banget

0
358
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tribunnews.com
Tribunnews.comKASKUS Official
192.3KThread2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.