GARDANASIONAL, JAKARTA - Tepat 72 tahun lalu tentara Jepang berhasil menduduki kota Balikpapan yang dikuasai oleh Belanda pada saat itu. Pasukan yang dipimpin Mayjen Shizuo Sakaguchi dari Detasemen Sakaguchi itu mengincar ladang minyak yang belum hancur di Balikpapan.

Kapten Yoshibumi Okamoto dari resimen infantri ke-146 mulai bergerak memasuki medan pertempuran dengan bantuan angkatan laut Jepang. Mereka dengan cepat menduduki beberapa tempat seperti Moeara Oeja, Bongkang, Tandjoeng, Amoentai, Barabai, Kandangan dan Rantaoe.



Sementara armada laut Jepang hanya bergerak membantu oprasi di malam hari dan melancarkan serangan mendadak ke Kotabaru di Pulau Laut. Alhasil, Banjarmasin diduduki Jepang tanpa perlawanan. Unit Belanda di bawah komando Letkol H. T. Halkema pun menarik diri untuk mempertahankan lapangan udara Kotawaringin di Kalimantan Tengah.




Tanpa diduga, pada 23 Januari 1942 sembilan serangan pengebom Martin Model 166 (B-10) milik Belanda menyerang konvoi Jepang. Serangan itu menyebabkan kapal pengangkut Tatsugami Maru rusak dan Nana Maru tenggelam.

Dekat Balikpapan, kapal selam Belanda K-XVIII di bawah Letnan Komodor van Well Groeneveld juga menyerang dan menenggelamkan kapal Tsuruga Maru pada tengah malam.





Meski Belanda berhasil menyerang dua kapal laut milik Jepang, kota Balikpapan tetap dibawah kendali Jepang. Hingga pada bulan Juli 1945, unit tentara Jepang dikalahkan oleh pasukan Australia. Kekalahan Jepang itu kini ditandai dengan berdirinya sebuah monumen di Balikpapan beserta beberapa makan prajurit yang gugur dalam perang tersebut.