Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Education
  • Inilah Langkah Belajar Dengan Mudah Menggunakan Sistem Deliberate Practice

lapar.bangAvatar border
TS
lapar.bang
Inilah Langkah Belajar Dengan Mudah Menggunakan Sistem Deliberate Practice



HT #16

emoticon-Selamatemoticon-Selamatemoticon-Selamat




SELAMAT MALAM PARA SESEPUH FORUM EDUCATION DAN PARA MODERATOR YANG SAYA CINTAI
emoticon-Pelukemoticon-Peluk


Sebelum membaca alangkah baiknya sebagai warga kaskuser yang berbudiman untuk

RATEemoticon-Rate 5 Star
KOMENemoticon-nulisah
SHAREemoticon-pencet
CENDOLemoticon-Toast




Spoiler for cek repsol:




SELAMAT MEMBACA






Merasa sudah belajar tapi tidak paham-paham dengan konsepnya, sudah latihan keras tapi tidak ada peningkatan kemampuan sama sekali.

Deliberate practice adalah solusinya.

Deliberate practice adalah metode latihan/belajar terus menerus dengan cara yang benar. Jadi, aktivitas latihan direncanakan secara khusus untuk meningkatkan performance dan mencapai tujuan spesifik tertentu.

Istilah ini mulai dikenalkan oleh Anders Ericsson, seorang peneliti dari Florida State University yang menghabisakan sebagian besar hidupnya untuk meneliti para expert, apa yang mereka lakukan untuk menjadi expert.

Di Indonesia sendiri, istilah deliberate practice cukup populer setelah sering digunakan oleh Zenius.

Kadang pengertian tentang deliberate practice dianggap sama aja dengan latihan biasa. Padahal beda banget.

Kesalahan umum yang terjadi tentang deliberate practice adalah jika ingin menguasai bidang tertentu kamu harus melakukannya secara terus-menerus, karena practice makes perfect.Padahal tidak begitu.

Deliberate practice berkata,


Practice not makes perfect, perfect practice that makes perfect.


Jadi untuk menjadi ahli, kamu tak bisa hanya sekadar melakukan pengulangan. Kamu juga perlu memperhatikan cara pengulangannya. Bukan hanya memperhatikan kuantitas latihan, melainkan juga kualitasnya.



Anders Ericsson dalam hasil penelitiannya, The Role of Deliberate Practice in the Acquisition of Expert Performance dan juga buku-bukunya mengenalkan elemen yang perlu ditempuh dalam melakukan deliberate practice.

  • Motivasi
  • Latihan yang terencana
  • Feedback
  • Pengulangan


Kamu harus melengkapi keempat elemen penting tersebut untuk mencapai hasil dari deliberate practice.

Ini tidak mudah, percayalah. Dengan membaca tulisan ini pun tak ada jaminan kalau kamu akan menjadi seorang expert. Kamu harus mempraktekkannya.

Ini langkah yang perlu kamu lakukan, beserta contoh nyatanya (bisa kamu sesuaikan seperti kebutuhanmu):



1. Motivasi



Kamu perlu memiliki motivasi besar untuk melakukan hal ini. Ketika kamu sudah mengerti tujuan kamu dan motivasi kamu besar untuk mencapainya, kamu bisa melakukan deliberate practice untuk mengembangkan kemampuanmu. Ingat, jangan pernah takut untuk menantang dirimu lebih dan lebih lagi.

Ada dua unsur untuk memotivasi diri kamu

Contoh:


  • (Unsur Intrinsik) Saya ingin menjadi pemain sepak bola dunia nelebihi Ronaldo, dan saya tidak ingin mengecewakan klub yang telah menggaji saya, saat saya sudah seperti itu maka saya akan merasakan kepuasan batin karena saya sudah bermain baik terhadap klub saya.
  • (Unsur Ekstrinsik) Jika saya sudah menguasai materi tentang bagaimana cara dribble yang baik maka saya makan sate karena saya sudah menguasai dribble dengan baik, jika tidak saya tidak akan makan sate sebelum saya berhasil menguasai materi dribble.


Dari kedua motivasi ini, motivasi intinsik lah yang terbukti bisa bertahan lebih lama, karena didasarkan atas kepuasan yang kamu peroleh dari aktivitas itu sendiri.

Untuk menemukannya kamu hanya perlu menemukan aktivitas yang benar-benar kamu sukai, lakukan apa yang membuat kamu suka, jangan melakukan sesuatu karena terpaksa.

Namun bukan berarti motivasi ekstrinsik juga tidak penting, apalagi yang kamu lakukan berkaitan dengan profesi.




Dalam hal ini, kamu harus belajar banyak hal dari Larry Bird, seorang legenda MBA.

Di puncak kejayaannya mungkin dia merupakan pemain paling hebat di MBA. Tetapi Lary tidaklah mendapatkannya dengan mudah. Meskipun dia mendapatkan penghargaan sebagai pendatang baru terbaik di MBA pada tahun 1980 dan pernah mendapatkan penghargaan Most Valuable Player(MPV) di liga MBA tiga kali berturut-turut, Lary tidak bisa meloncat lebih tinggi atau berlari leih cepat dibanding rata-rata pemain lainnya.

Untunglah dia tahu bagaimana pentingnya motivasi dan manfaat berlatih. Dia telah berlatih bola basket sejak usia empat tahun dan masih berlatih keras di masa-masa kejayaannya.

Bahkan saat liburan pun, Lary lebih memilih waktu untuk bermain bola basket karena itulah kecintaannya, bukan materi yang dihasilkannya.




2. Target



Apa target dari latihan kamu? Tanpa target dan rencana yang jelas kamu tidak akan mencapai apa-apa. Kobe Bryant, pemain basket NBA, misalnya. Dia memiliki satu target utama dalam latihannya: mampu melakukan lemparan three-point dari area manapun. Rencana latihannya sederhana: melakukan 1300 lemparan three-point setiap harinya.

Pada dasarnya latihan dalam deliberate practice di desain secara khusus buat ningkatin kemampuan kita. Sebelum membuat target atau sasaran yang jelas terhadap apa yang ingin kita kuasai. Dengan adanya target yang jelas kita bakal lebih Fokus dengan hal yang ingin kita improve.

Contoh lain:

Seorang pemain sepak bola. Sebut saja misalnya Steven Gerrard, kapten tim Inggris dan Liverpool FC (dulu). Apakah dia main bola setiap hari? Well, dia main bola setiap minggu tentunya. Tapi dia nggak main bola setiap hari. Yang bener adalah dia latihan setiap hari. Latihannya itu ngapain? Dia latihan strength and fitness setiap hari (supaya nggak kalah kalau adu body). Dia latihan kelincahan lari. Dia latihan ngebangun serangan. Dia latihan passing (passing yang udah jago banget itu masih terus dilatih lagi, Men. Biar makin perfect). Dia latihan shooting, latihan corner kick, latihan free kick, dst.




3. Buat Jadwal Rutin



Satu lagi elemen deliberate practice yang penting adalah dia harus bisa diulang berkali-kali. Maka dari itu kamu butuh untuk membuat jadwal rutin.

1300 lemparan setiap hari, kebayang kan? Perlu diingat, bukan sekadar mengulangi namun pengulangan dengan perbaikan. Fokus pada hal yang perlu kamu perbaiki supaya performa kamu semakin baik. Bukan sebaliknya, mengulang-ulang hal yang sudah kamu mampu lakukan secara otomatis.

Terus, kalau konteksnya di pelajaran gimana? Nah, ini sebenernya jelas banget. Semisal contoh di matematika aja nih - ada banyak banget, misalnya latihan aljabar, latihan aritmatika, latihan pemfaktoran, latihan penggunaan vektor, dst. Itu semua adalah latihan yang bisa diulang-ulang. Semakin sering kamu melakukan hal itu, maka kamu akan semakin jago.

menurut Ericsson, para ahli juga memiliki kemiripan dalam melakukan rutinitas latihan:


  • Mereka berlatih tanpa beristirahat kurang lebih selama satu jam.
  • Mereka berlatih di pagi hari dengan pikiran yang segar.
  • Mereka berlatih dalam jumlah yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan.
  • Mereka berlatih 4-5 kali sehari, masing-masing sekitar satu jam.
  • Bila mereka tidak cukup beristirahat, mereka dapat cedera dan mengalami kelelahan.


Jadwal rutin lebih baik daripada kamu berlatih di satu waktu secara marathon. Latihan secara marathon membuat tubuh dan pikiranmu lelah dan tidak bisa menangkap hasil belajar dengan baik.

Sementara itu, berlatih secara rutin lebih ringan dilakukan dan membuat pikiranmu lebih mudah menerima masukan.




4. Konsentrasi



Ericsson menambahkan, bahwa aktivitas deliberate practice ini memang tidak menyenangkan dan membutuhkan mental yang sangat tinggi. Butuh fokus dan butuh konsentrasi yang tinggi. Jadi kalau belajar kamu masih berasa santai-santai aja, berarti itu kurang.

Jadi gini. Kalau kanu mau meningkatkan kemampuan kamu, apa yang akan kamu lakuin? Pilih dari 2 pilihan ini:


  • Lakukan hal yang udah bisa kamu lakukan.
  • kamu berusaha keras melakukan hal-hal yang biasanya gak bisa kamu lakuin, dengan harapan kamu jadi bisa nantinya.


Iya, kamu harus pilih yang kedua. Kenapa? Kalau kamu pilih yang pertama, kemampuan kanu tidak akan meningkat. Kalau kamu pilih yang ke dua, kemampuan kamu bisa meningkat. Nah, itulah kenapa Deliberate Practice itu nggak terlalu menyenangkan. Soalnya emang kamu harus memaksa diri kamu untuk melakukan hal yang belum bisa.

Oleh karena itu, kita perlu memiliki motivasi  yang cukup untuk melakukan deliberate practice. Tanpa motivasi yang cukup, kita dapat bosan dan menyerah di tengah jalan. Salah satu caranya adalah dengan menemukan alasan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Deliberate practice yang bener juga akan menguras banyak energi. Pernah ada studi neurosains juga tentang hal ini. Orang-orang yang berpikir keras otaknya akan mengkonsumsi banyak glukosa yang ada di darah kamu. Makanya kalau lagi belajar serius, kamu gampang merasa lapar. Ini karena glukosanya banyak dikonsumsi otak.




5. Feedback



Dalam melakukan deliberate practice ada hal penting yang perlu di perhatikan yaitu adanya feedback atau timbal balik yang bagus dari latihan tersebut. Dengan adanya feedback ini kita bakal yahu apakah latihan yang selama ini kita lakukan sudah efektif atau belum. Jika belum dibagian mana kita harus memperbaikinnya. Dari feedback ini lah yang nantinya akan memberikan arahan kepada kita.

Jadwal rutin, pengulangan, motivasi dan konsentrasi saja tidak akan membuat kamu menguasai bidang tertentu. Kamu harus membandingkan hasil capaianmu dengan standar yang ada.

Kamu harus menemukan kesalahan-kesalahan, lalu memperbaikinya. Dan disinilah pentingnya suatu umpan balik (feedback).

Ada beberapa cara untuk mendapatkan feedback:


  • Bandingkan sendiri kemampuanmu terhadap para ahli atau standard yang ada.
  • Cari mentor (teman, guru, dll) yang akan memberimu feedback.
  • Ikut kompetisi.




Salah satu contoh terbaik dari melakukan deliberate practice dengan kekuatan umpan balik adalah Benjamin Fraklin.

Ketika dia ingin belajar menjadi penulis yang baik, dia belajar dari artikel-artikel yang diterbitkan Spectator, sebuah majalah terkenal dari inggris kala itu. Dia akan memilih dan membaca artikel yang disukainya.

Beberapa hari kemudian, dia mencoba menulis ulang artikel tersebut dengan kata-katanya sendiri. Lalu dia membandingkan dengan artikel aslinya untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Melalui umpan balik itu, Benjamin Franklin menjelma menjadi salah satu penulis Amerika Serikat terbaik pada masanya.

Jadi, yuk mulai sekarang kita coba belajar yang bener dengan menggunakan Deliberat Practice, agar kita expert dalam bidang keahlian kita masing-masing.




6. Lakukan Dengan Baik

Tak ada seorang ahli renang professional yang menjadi ahli dengan hanya membaca buku tutorial renang. Begitu pula dengan langkah-langkah ini yang tidak ada artinya kalau kamu tak melakukannya dengan baik.

Demikian…

Deliberate Practice bukan sekedar mengulang-ulang. Ia membutuhkan komitmen, fokus, usaha, dan ketahanan mental yang kuat.

Jika kamu berhasil melalui semua tahapnya, kamu akan mendapatkan peningkatan performa dan menjadi expert di bidangmu.


emoticon-terimakasihemoticon-terimakasih




Sumber:

Diubah oleh lapar.bang 17-03-2018 00:34
0
22.7K
117
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.