Ratusan sopir angkot trayek M03, M08 dan M10 melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta untuk memprotes penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang.
Deni (49) sopir angkot M08 menjelaskan sejak Jalan Jatibaru Raya ditutup, pendapatan berkurang drastis.
Bahkan ia menyatakan setiap harinya harus nombok untuk membayar setoran.





Sehari narik bisa dapat Rp 150 ribu bersih, dari jam 5 pagi sampai jam 12 siang, itu sudah termasuk setoran Rp 200 ribu. Sekarang jangan kan buat bawa pulang uang, setoran aja kami nombok," tutur Deni di lokasi, Senin (22/1).

Ia pun mengatakan kini penumpang trayek M08 hanya bersisa 15 persennya saja lantaran penumpangnya lebih memilih menaiki Tanah Abang Explorer sejak ruas Jalan Jatibaru Raya ditutup.
"Gak ada lagi penumpangnya, sulit. Kalau ada dia biasanya dari sebelah kanan. Sementara mereka mau naik juga harus nyebrang, takut kan mereka," ungkapnya.
Sementara itu Cecep (52) mengatakan tak bisa menunggu lebih lama lagi meski Pemprov DKI Jakarta menyebutkan kebijakan tersebut hanya bersifat sementara saja.
"Anak istri kita kelaparan pak kalau nunggu 2-3 tahun lagi baru di buka Jalan Jatibaru. Ini saja sudah 1 bulan kami gak bisa memberikan makan anak-istri, apalagi nunggu 2-3 tahun, menderita kami," ungkap Cecep. (abs)




http://wartakota.tribunnews.com/2018...pan-balai-kota


Buat kebijakan yang rasional bagi semua elemen masyarakat