Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Konsumen banyak keluhkan pelayanan toko daring
Konsumen banyak keluhkan pelayanan toko daring
Foto ilustrasi belanja daring
Lambatnya respon komplain, belum diterimanya barang, dan sistem merugikan adalah tiga keluhan terbesar yang diajukan konsumen saat melakukan transaksi perniagaan daring sepanjang 2017.

Staf Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Abdul Baasith, mengatakan jumlah keluhan bahkan meningkat sebanyak 46 persen saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 12 Desember 2017.

"Ini meningkat 40 persen dari bulan Desember 2016 yang hanya 6 persen," ucap Basith dalam lansiran ANTARA, Jumat (19/1/2018).

Secara keseluruhan, jumlah pengaduan tercatat meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir, bahkan naik 100 persen dari tahun 2016 yang hanya menyumbang 8 persen pengaduan. Pada 2017, YLKI menerima total 101 pengaduan khusus untuk belanja daring (16 persen).

Angka ini juga membalap keluhan konsumen terhadap perbankan yang sebelumnya berada di urutan pertama. Selama 2017, keluhan terhadap perbankan hanya datang sebanyak 83 aduan atau sebesar 13 persen.

Meski begitu, keluhan belanja daring tetap berada di peringkat kedua keluhan terbanyak yang diterima YLKI setelah layanan perjalanan haji.

Selain tiga keluhan tadi, keluhan lain yang sering diajukan konsumen adalah tidak diberikannya uang pengembalian (refund) sebanyak 17 persen, dugaan penipuan (11 persen), barang yang dibeli tidak sesuai (9 persen), dugaan kejahatan siber (8 persen), cacat produk (6 persen), pelayanan (2 persen), harga (1 persen), informasi (1 persen), dan terlambatnya penerimaan barang (1 persen).

Lazada, salah satu penyedia layanan dagang elektronik (e-commerce) di bawah asuhan Alibaba Group, menjadi toko daring yang mendapatkan aduan terbanyak dari konsumen.

Sepanjang 2017, Lazada mendapatkan 18 aduan disusul Akulaku (14 aduan), Tokopedia (11 aduan), Bukalapak (9 aduan), Shopee (7 aduan), Blibli (5 aduan), JD.id (4 aduan), dan Elevania (3 aduan).

Pada saat Harbolnas, Lazada juga menerima aduan terbanyak dari konsumen. YLKI mencatat ada 9 aduan saat itu. Selain Lazada, Shopee juga menerima 3 aduan, Tokopedia sebanyak 3 aduan, Akulaku sebanyak 2 aduan, Blibli sebanyak 2 aduan.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam Katadata mengungkap maraknya aduan tersebut dikarenakan belum adanya regulasi tegas yang mengatur belanja daring.

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) soal Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (TPMSE) yang disusun Kementerian Perdagangan sebagai payung untuk niaga elektronik belum juga disahkan.

Kondisi ini juga diperburuk dengan belum adanya itikad baik dari penyedia jasa layanan belanja daring terhadap pengaduan konsumen.

Hal ini terjadi tak hanya untuk produk-produk mewah dan mahal, melainkan juga untuk semua jenis produk dengan harga menengah ke bawah.

Karenanya, Tulus juga mengimbau konsumen untuk berhati-hati dan selektif dalam memilih produk yang akan dibeli. Sebab, apa yang dihadirkan melalui iklan-iklan daring di dunia maya tak selalu terjamin keasliannya.

Lazada belum berkomentar terkait laporan YLKI, sambil menyebut akan mempelajarinya terlebih dahulu. Sementara Shopee Indonesia, dilansir Akurat, mengaku akan memberikan langkah preventif untuk menanggulangi ketidakpuasan konsumen akibat barang yang tidak sesuai produk atau adanya permasalahan dalam transaksi daring.

"Pelanggan sangat penting bagi kita, dan kita memastikan bahwa semua diatur dengan baik. Kita punya tim Customer Service yang mendedikasikan diri untuk menjawab semua pertanyaan konsumen, jumlahnya ada ratusan," ucap CEO Shopee, Chris Feng, Jumat (19/1/2018).

Di sisi lain, sebuah riset yang dilakukan oleh Google dan lembaga informasi konsumen GfK Indonesia menunjukkan, sepanjang 2017 konsumen dari Surabaya adalah yang paling sering melakukan belanja daring dengan presentasi mencapai 71 persen, disusul Medan (68 persen), dan Jakarta (66 persen).

Konsumen di Surabaya bisa menghabiskan waktu untuk belanja daring selama 5,8 jam. Sementara, untuk konsumen di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi menghabiskan waktu 5,2 jam, dan konsumen di Jakarta menghabiskan waktu 4,7 jam.
Konsumen banyak keluhkan pelayanan toko daring


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...an-toko-daring

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Konsumen banyak keluhkan pelayanan toko daring Verifikasi faktual berlanjut, durasi dan metode diubah

- Konsumen banyak keluhkan pelayanan toko daring Selasar runtuh, duka Cranberries, dan La Nyalla yang antiklimaks

- Konsumen banyak keluhkan pelayanan toko daring Laporan kekayaan para kandidat kepala daerah

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.5K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread743Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.