Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Zoid17Avatar border
TS
Zoid17
Donald Trump : "Saatnya Korea Utara di Bom!!!"
Menghancurkan senjata nuklir Pyongyang masih menjadi kepentingan nasional Amerika. Menurut penulis Edward Luttwak, salah satu alasan yang salah untuk menolak menyerang Korea Utara adalah takut terhadap balas dendam langsung Korea Utara. Menurut opininya, setiap kerusakan yang dilakukan terhadap Seoul, tidak boleh melemahkan Amerika Serikat dalam menghadapi bahaya besar bagi kepentingan nasionalnya sendiri.

Oleh: Edward Luttwak (Foreign Policy)

Tidak ada yang bisa diketahui mengenai pembicaraan pada minggu ini antara Korea Utara dan Korea Selatan, selain kemungkinan hasil mereka. Seperti dalam setiap pertemuan sebelumnya, Korea Selatan hampir pasti akan menghargai kesalahan Korea Utara yang keterlaluan dengan memberikan sejumlah besar uang, sehingga menghapus sanksi lama yang diberlakukan baru-baru ini oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara itu, Korea Utara akan terus mencapai tujuannya untuk menyebar rudal balistik antar-benua yang bersenjata nuklir, dan memiliki alat peledak nuklir yang telah diuji coba pada bulan Oktober 2006, Mei 2009, Februari 2013, Januari 2016, September 2016, dan September 2017.

Setiap uji coba akan menjadi kesempatan yang sangat baik bagi Amerika Serikat (AS), untuk akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu terhadap Korea Utara, seperti yang Israel lakukan terhadap Irak pada tahun 1981, dan terhadap Suriah pada tahun 2007—yaitu, menggunakan senjata konvensional yang dapat diarahkan dengan baik, untuk melawan senjata nuklir milik rezim yang seharusnya tidak memiliki senjata api, apalagi senjata pemusnah massal. Untungnya, masih ada waktu bagi Washington untuk meluncurkan serangan semacam itu untuk menghancurkan senjata nuklir Korea Utara. Hal ini harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan bukannya ditolak mentah-mentah.

Tentu saja, terdapat alasan untuk tidak bertindak melawan Korea Utara. Tapi yang paling sering dikutip, jauh lebih lemah daripada yang diakui secara umum.

Spoiler for Dua Lancer B-1B yang diapit oleh F-15 Korea Selatan. (Foto: US Air Force):


Salah satu alasan yang salah untuk menolak menyerang Korea Utara adalah takut terhadap balas dendam langsung Korea Utara.

Komunitas intelijen AS telah dilaporkan mengklaim bahwa Korea Utara memiliki rudal balistik dengan hulu ledak nuklir yang bisa menjangkau Amerika Serikat. Tapi ini berlebihan, atau lebih tepatnya antisipasi terhadap masa depan yang masih bisa dihindari dengan tindakan yang segera dilakukan. Perangkat nuklir Korea Utara pertama yang berpotensi memiliki miniatur hulu ledak untuk rudal balistik jarak jauh, diuji pada tanggal 3 September 2017, sementara ICBM skala penuh pertamanya baru saja diuji pada tanggal 28 November 2017.

Jika Korea Utara berhasil menyelesaikan pengembangan skala penuh dan produksi awal rudal balistik operasional dengan hulu ledak nuklir dalam waktu singkat sejak saat itu—dan dengan total anggaran mereka yang kecil—maka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknik mereka sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat fenomenal. Namun kemungkinan mereka belum membuat hulu ledak dan rudal menjadi senjata operasional.

Memang benar bahwa Korea Utara dapat membalas serangan apa pun dengan menggunakan artileri roket konvensionalnya untuk melawan ibu kota Korea Selatan Seoul dan sekitarnya, di mana hampir 20 juta penduduk tinggal dalam jarak 35 mil dari jalur gencatan senjata. Perwira militer AS telah mengutip ketakutan akan “lautan api” untuk membenarkan kelambanannya dalam mengambil tindakan. Namun, kekhawatiran ini seharusnya tidak melumpuhkan kebijakan AS karena satu alasan sederhana: Ini adalah masalah yang sebagian besar disebabkan oleh Korea Selatan sendiri.

Spoiler for Kapal induk AS USS Ronald Reagan. (Foto: US Navy/Dylan McCord):


Ketika Presiden AS saat itu Jimmy Carter memutuskan untuk menarik seluruh pasukan Angkatan Bersenjata AS dari Korea Selatan 40 tahun yang lalu, para penasihat pertahanan dibawa untuk membantu—termasuk saya—dan mendesak pemerintah Korea untuk memindahkan kementerian dan badan milik pemerintahnya, jauh dari perbatasan utara negara itu, dan memberikan dorongan pemindahan yang kuat kepada perusahaan-perusahaan swasta.

Korea Selatan juga diperintahkan untuk menyediakan tempat penampungan yang layak—seperti di Zurich misalnya—di mana setiap bangunan baru harus memiliki tempat penampungan sendiri (saat pengeboman, korban akan meningkat secara dramatis jika orang-orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan). Dalam beberapa tahun terakhir, terlebih lagi, Korea Selatan memiliki pilihan untuk mengimpor—dengan harga yang sedang—baterai Kubah Besi, yang diproduksi oleh Israel dan Amerika Serikat, yang mampu mencegat 95 persen roket Korea Utara yang menuju bangunan berpenghuni.

Tapi selama empat dekade terakhir ini, pemerintah Korea Selatan hampir tidak melakukan hal-hal ini. 3.257 tempat penampungan resmi yang terdaftar di Seoul tidak lebih dari pusat perbelanjaan bawah tanah, stasiun kereta bawah tanah, dan tempat parkir hotel, tanpa persediaan makanan atau air, peralatan medis atau masker gas. Sedangkan untuk impor baterai Kubah Besi, Korea Selatan lebih memilih menghabiskan uang mereka untuk mengembangkan pengebom yang ditujukan ke Jepang.

Bahkan sekarang, para korban masih bisa dikurangi secara drastis dengan program ketahanan kecelakaan. Hal ini harus melibatkan pembersihan dan penguatan dengan dongkrak, alat peraga, dan balok baja di ruang bawah tanah di bangunan-bangunan dengan segala ukuran; segera memasok kebutuhan di 3.257 tempat penampungan resmi, dan menyediakan penanda yang lebih jelas untuk mencapai tempat penampungan dan mendapatkan pasokan tersebut; dan, tentu saja, mengevakuasi sebanyak mungkin korban sebelumnya (sebagian besar dari 20 juta atau lebih yang berisiko, akan cukup aman bahkan bila berada hanya 20 mil lebih jauh ke arah selatan). Amerika Serikat, pada bagiannya, harus mempertimbangkan untuk menambahkan serangan baterai perlawanan yang kuat dalam setiap serangan udara terhadap Korea Utara.

Meskipun demikian, mengingat kelalaian Korea Selatan yang disengaja selama bertahun-tahun, setiap kerusakan yang dilakukan terhadap Seoul, tidak boleh melemahkan Amerika Serikat dalam menghadapi bahaya besar bagi kepentingan nasionalnya sendiri, dan bagi sekutu lainnya di dunia. Korea Utara sudah menjual rudal balistiknya, ke Iran terutama; Tidak sulit membayangkan jika Korea Utara menjual senjata nuklir juga.

Alasan lain yang sering dikutip Amerika Serikat untuk tidak melakukan serangan—bahwa hal itu akan sangat sulit dilakukan—bahkan kurang meyakinkan. Klaimnya adalah bahwa menghancurkan fasilitas nuklir Korea Utara akan membutuhkan ribuan pengeboman. Tapi semua fasilitas nuklir Korea Utara—yang diketahui dan yang memungkinkan—hampir pasti hanya terdiri dari beberapa belas instalasi, dan sebagian besar hanya berukuran kecil. Tidak ada rencana militer yang masuk akal, yang mengharuskan ribuan serangan udara untuk menghancurkan fasilitas tersebut.

Sumber : ‘Sekarang Saatnya Mengebom Korea Utara!’
Diubah oleh Zoid17 20-01-2018 17:28
0
4.1K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.