Quote:
JawaPos.com - Program One Karcis One Trip (OK OTrip) telah disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut berjalan hingga 3 bulan ke depan. Harapannya dengan adanya program itu, masyarakat dapat berpindah moda transportasi dengan mudah.
Bukan hanya memudahkan penumpang, sopir angkutan pun juga mendapatkan kenyamanan saat berkendara. Hadi, 58, salah seorang sopir angkutan KWK Kampung Melayu - Duren Sawit mengaku sekarang mengemudi dengan tertib.
"Sebelum ada OK OTrip kita nyetir sesuka hati karena rebutan penumpang. Sekarang kecepatan harus 30 sampai 40 km/jam, menurunkan penumpang juga harus di bus stop," tutur pria paruh baya itu saat ditemui JawaPos.com, Selasa (16/1).
Selain itu program OK OTrip juga memberikan sopir gaji sekitar Rp 3,6 juta atau sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP) setiap bulannya, sehingga sopir angkutan tidak lagi saling sikut-sikutan dengan supir lain untuk mendapatkan penumpang atau setoran.
"Alhamdulillah, jadi nggak harus saling berebut penumpang. Kita juga mendapat gaji UMR dari Transjakarta," ungkap Hadi sambil fokus menyetir mobil.
Namun begitu untuk menjadi sopir OK OTrip harus lulus beberapa kualifikasi yang telah ditetapkan. Di antaranya memiliki kartu surat izin mengemudi (SIM), KTP, dan KK, kemudian syarat-syarat tersebut di fotokopi dan diberikan kepada pengurus OK OTrip.
"Jadi yang belum punya SIM harus bikin SIM dulu. Untung saya masih ada SIM-nya," pungkasnya senang.
Saat mengoperasikan kendaraan, sopir juga diwajibkan memakai atribut seperti memakai seragam yang telah ditentukan, celana panjang dan juga sepatu.
https://www.jawapos.com/read/2018/01/16/181737/begini-kesan-sopir-angkot-ikuti-program-ok-otrip
Dengar berita begini nastaik semakin menderita