Kita bisa lihat dari dua hal besar yang sangat mencolok dan bisa kita perhatikan dampaknya secara langsung.

Pertama adalah bentuk negara. Indonesia negara kesatuan atau negara federal ?

Hukum tertulisnya sih masih kesatuan, tertera di UUD 1945 mengenai bentuk negara, tapi pelaksanaanya sangat federal! Indonesia mengenal yang namanya Pemilihan Kepala Daerah, mengenal yang namanya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, mengenal yang namanya Otonomi Khusus seperti yang terjadi di Aceh dan Papua, dan presiden selaku kepala negara tidak berdaya memberi tindakan kepada para kepala daerah.

Hal ini tidak akan pernah terjadi di negara kesatuan. Sistem negara kesatuan memberi kewenangan mutlak kepada presiden untuk menindak tegas para kepala daerah. Berbeda dengan sistem negara federal dimana daerah memiliki kewenangan untuk mengurus daerahnya sendiri, bahkan untuk memilih kepala daerahnya sendiri. Lebih jauh lagi, Provinsi Naggroe Aceh Darusallam dan Provinsi Papua malah bisa dilihat bukan lagi provinsi tapi sudah menjadi negara bagian, karena di Aceh dan Papua diperbolehkan melaksanakan hukum sendiri yang sesuai dengan adat istiadat setempat seperti hukum syariah.

Dampaknya, sangat jelas regulasi produk hukum tumpang tindih satu sama lain, pembangunan sangat tidak merata, bahkan kewenangan yang masih tidak jelas untuk beberapa hal sampai saat ini.

Jadi, Indonesia itu negara kesatuan atau negara federal ?


Kedua adalah sistem sepakbola Indonesia, amatir atau profesional ?

Pada masa lalu, di sepakbola Indonesia sangat tegas pembeda dan pemisahan antara amatir dan profesional, baik itu regulasi maupun praktik. Liga amatir ada di Perserikatan dan Liga profesional ada di Galatama. Tidak ada satupun anggota liga amatir yang memiliki pendanaan sendiri, semuanya murni dari APBD daerah, dan tidak ada satupun anggota liga profesional yang menggunakan dana APBD, semuanya murni dari dana pengusaha. Semua sangat jelas, semua sangat tersistem rapi, tinggal butuh pematangan dan penyempurnaan seiring waktu.

Namun PSSI dengan konyolnya menggabungkan dua sistem rapi tersebut ke dalam sistem superkacau bernama Liga Indonesia yang eksis sampai hari ini. Batasan jelas mengenai apa itu profesional dan apa itu amatir menjadi sangat abu - abu. Liganya tertulis profesional, tapi pendanaannya nyaris semuanya berasal dari APBD, bahkan hingga saat ini. Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya yang asalnya adalah perserikatan atau organisasi daerah yang memiliki klub internal seperti Menteng FC, Indonesia Muda atau PS Bara Siliwangi kini dipaksa menjadi klub. Hanya di Indonesia klub sepakbola punya klub lagi di bawahnya.

Dampaknya, prestasi klub dan timnas Indonesia tidak pernah bisa sehebat saat kejelasan itu masih ada, saat klub klub Kramayuda Tiga berlian, Pupuk Kaltim, Pelita Jaya dan PSM Makssar jadi langganan tiga besar Liga Champions Asia, atau saat timnas Indonesia tidak kesulitan menyabet medali emas Sea Games.

Jadi, sepakbola Indonesia itu amatir atau profesional ?