Belum sebuan video skandal antara anak kecil dan wanita dewasa beredar, jagat maya kembali dihebohkan dengan kemunculan video salah satu kontestan Indonesian Idol bernama Marion Jola. Wanita dalam video tersebut di sebut oleh netizen sebagai dirinya karena samanya jam yang digunakannya.


google image

Dalam video tersebut tampak sang laki-laki sengaja merekam adegan mereka. Namun sang perempuan terlihat enggan untuk direkam karena beberapa kali memalingkan wajahnya dan beberapa kali menutupi mukanya dengan tangan. Sedangkan sang laki-laki berkali-kali menarik tangan wanita tersebut dari wajah perempuan itu.

Meluasnya video skandal ini kadang didasari oleh kebencian terhadap pelaku. Biasanya pelaku adalah mantan dari perempuan tersebut yang benci dengannya. Karena kasus disebarkannya video rekaman skandal oleh sang mantan bukanlah hal yang sekali dua kali terjadi. Banyak juga tersebar video mesum mereka karena latar kebencian.

Namun ada juga penyebab video itu tersebar karena ulah orang ketiga yang mengetahui skandal tersebut. Makanya kita harus lebih hati-hati dalam meminjamkan barang kepada teman atau saudara kita. Terutama yang suka merekam adegan mesum dirinya.

Padahal pemerintah sudah memberikan sanksi tegas terhadap pelaku yang menyebarkan video tersebut. Tapi kenapa masih saja banyak orang yang berani menyebarkan video tersebut. Kasus beredarnya video skandal Marion Jola adalah salah satu contohnya. Karena hampir setiap hari masih saja banyak video-video sejenis ini yang beredar.

Apakah hal ini menunjukkan kurang beratnya hukuman bagi pengedar video tersebut? Atau mungkin saja kurang tersebar luasnya pasal tersebut ke masyarakat luas. Terutama bagi orang-orang yang bekerja selama seharian. Karena biasanya orang yang bekerja secara penuh tidak memiliki waktu untuk melihat informasi-informasi tersebut. Karena ketika pulang bekerja mereka lebih menggunakan waktu luangnya untuk beristirahat.

Dan juga bagi orang-orang seperti para supir angkutan umum, kuli bangunan dan yang bekerja didaerah pedalaman yang kurang mendapat informasi dari dunia luar karena terbatasnya informasi yang mereka terima. Bisa karena disebabkan kurangnya media yang memadai untuk mencari informasi. Atau juga karena kurang terjangkaunya sinyal televisi dan sinyal internet di daerah pedalaman. Karena dizaman ini berita disebarkan lebih sering melalui televisi dan internet.

Seharusnya pemerintah bisa memberikan tindakan preventif agar kasus seperti ini tidak kembali beredar. Karena sesuai semboyannya lebih baik mencegah daripada mengobati. Karena mengobati lebih sulit dari pada mencegah.