Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Kelalaian Berujung Kematian Ratusan Pohon


TAK ada sehelai daun pun yang melekat pada batang-batang pohon itu.



Di sebuah area di hutan Kota Bekasi, deretan batang pohon mahoni yang kering hingga ke rantingnya itu menjadi pemandangan yang kontras dengan pohon-pohon di sekitarnya yang tampak sehat.



Mereka mati hingga ke akar.



Tak tanggung-tanggung, jumlah pohon yang mati di hutan kota itu sekitar 200 batang.



Hampir dua pekan berlalu sejak informasi tentang matinya ratusan pohon di hutan Kota Bekasi dikonfirmasikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).



Namun, mereka belum juga merilis hasil investigasi terhadap kondisi tanah di area ratusan pohon mati.



Menurut pantauan Media Indonesia, pohon-pohon yang kering hingga ke

rantingnya itu terkonsentrasi di satu area.



Batang hingga ranting itu tampak cokelat kehitaman. Sementara itu, pohon-pohon di area yang jauh dari sana masih tumbuh subur dan hijau.



Dugaan awal penyebab matinya ratusan pohon itu, yang juga diakui dinas, ialah akibat tercemarnya tanah di hutan tersebut.



Bukan oleh limbah perusahaan atau rumah tangga.



Tanah itu diduga justru terkontaminasi oleh tanah urukan yang dibawa dinas sendiri.



Sejak awal 2017, DLH melakukan proyek pengurukan tanah setinggi 1,5 meter.



Kepala DLH Kota Bekasi Jumhana Luthfi mengatakan pengurukan itu dilakukan agar kontur tanah hutan Kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Barat, tersebut, lebih tinggi daripada permukaan tanah sekitarnya.



Luthfi menduga tanah dan lumpur hasil sedimentasi saluran itu mengandung limbah domestik.



Tidak ada proses pengecekan sebelumnya.



Namun, ia mengaku tanah itu merupakan buangan normalisasi saluran sekunder yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi.



"Niatnya agar lumpur dan tanah itu tidak mubazir.Eh pohonnya malah kekeringan lalu mati," tuturnya.



Apa lacur, akar-akar pohon yang tumbuh subur sejak 10 tahun lalu itu telanjur tertimbun oleh tanah dan lumpur yang diduga mengandung racun tersebut. Bulan berganti bulan, jumlah pohon mati kian banyak.



"Kami menyesal, salah prediksi, berniat baik malah mematikan tanaman. Kami belum ada pengujian unsur haranya. Kami kira musim hujan akan berkembang lagi, nyatanya kondisinya tetap sama," kata Luthfi kepada Media Indonesia, 16 November lalu.



Belum diteliti



Penyebab pastinya hingga kini belum diketahui. Begitu pula jawaban atas seberapa buruk kondisi tanah dan tingkat pencemarannya.



"Memang belum pasti, tapi kami duga karena tanah yang digunakan mengandung limbah berbahaya," aku Luthfi.



Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Hutan Kota DLH Kota Bekasi yang menangani langsung hutan kota itu mengaku belum ada penelitian mengenai kasus matinya ratusan pohon tersebut.



Tak hanya pemerintah kota yang belum ambil tindakan. Kasus matinya ratusan pohon mahoni tersebut juga belum diketahui publik dan organisasi-organisasi di bidang lingkungan.



Padahal, hutan Kota Bekasi itu tak hanya tergolong sebagai area rekreasi favorit warga, tapi juga salah satu penyuplai ruang terbuka hijau (RTH) penting di Kota Bekasi.



Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta Puput TD Putra mengaku belum pernah mendapat laporan tersebut.



"Akan segera kami cari tahu," ujar Puput, Minggu (26/11).



Menurut Puput, jika benar DLH menggunakan tanah sendimentasi, itu merupakan kelalaian fatal. Tanah sedimentasi dari saluran mana pun, ujarnya, memang tidak boleh digunakan untuk pemupukan atau pengurukan.

"

Apalagi, sendimentasi yang diambil dari Kali Bekasi yang sudah tercemar," lanjutnya.



Namun, menurutnya, saat ini Walhi belum dapat berkomentar dan menganalisis lebih jauh karena belum melakukan observasi.



"Penyebab pastinya akan kami cari tahu terlebih dahulu," jelas dia.



Usaha sia-sia



Meski belum melakukan penelitian, bukan berarti UPTD Taman Hutan Kota DLH berdiam diri.



Namun, selama beberapa bulan, mereka tak kunjung paham akan kondisi yang terjadi ketika satu demi satu pohon terlihat mengering lalu mati.



Mereka hanya bisa menduga.



Semula mereka masih berusaha memupuk ataupun mengganti tanah.



Bahkan secara teratur menyirami pohon-pohon kering dengan harapan tumbuh pucuk baru.



Namun, hal itu tak berguna.



Setelah melihat kenyataan pohon-pohon itu tak kembali hidup, mereka melakukan penggantian pohon agar tanaman di RTH tersebut tidak berkurang.



"Meski pohon baru kami tanam, kami masih tetap pertahankan yang lama sambil menunggu izin penebangan terhadap pohon-pohon yang mati tersebut," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Taman Hutan Kota DLH Kota Bekasi Anto Sugianto. (J-4)






Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...hon/2017-11-28

---

Kumpulan Berita Terkait :

- MK Tegaskan Anggota Legislatif Harus Mundur saat Maju Pilkada

- Jokowi Dapat Piringan Hitam Metallica dari PM Denmark

- Bekasi Hapuskan Tiga Sekolah Dasar

anasabila
tien212700
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
1.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Media Indonesia
Media IndonesiaKASKUS Official
30.6KThread1.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.