• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sejarah Bandar Udara Internasional Kemayoran Sekarang Menjadi JAKARTA FAIR

kikirakakiAvatar border
TS
kikirakaki
Sejarah Bandar Udara Internasional Kemayoran Sekarang Menjadi JAKARTA FAIR


[CENTER][CENTER]Yooo wazzaaap bre, kembali lagi bersama kikirakaki
Tentunya udah ga asing lagi dong dengan nama Pekan Raya Jakarta atau PRJ ?
Yuppp Jakarta Fair ini lokasinya di Kemayoran... Tapi sebelumnya udah tau belum sejarah bangunan disitu?
Sebelum menjadi Jakarta Fair seperti sekarang ini, dulunya tempat tersebut merupakan BANDARA loh !
Yang membuat makin keren, ini merupakan bandar udara pertama Indonesia..

Yuk langsung kita simak aja sejarahnya.

Bandar Udara Internasional Kemayoran

Bandar Udara Internasional Kemayoran merupakan bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan internasional. Landasan bandar udara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tanggal 8 Juli 1940. Namun sebenarnya mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandar udara ini sudah mulai beroperasi dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij) yang diterbangkan dari Lapangan Terbang Tjililitan. Tercatat pesawat ini beroperasi di Kemayoran sampai akhir beroperasi.

Bandar udara yang dahulu terkenal dengan nama Kemajoran ini perlahan mulai berhenti beroperasi pada tanggal 1 Januari 1983 dan resmi berhenti beroperasi pada tanggal 31 Maret 1985 dengan dimulainya pemindahan aktivitas penerbangan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang baru saja diresmikan.

Bandar udara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu utara-selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu barat-timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter.

Bandar Udara pernah dikuasai Jepang

Era Pemerintahan Kekaisaran Jepang
Pada bulan Maret 1942, Bandar udara ini mulai diambil alih oleh Kekaisaran Jepang. Pesawat-pesawat buatan Jepang yang pernah singgah di Kemayoran antara lain :

Mitsubishi A6M Zero
Showa/Nakajima L2D
Nakajima Ki-43 Hayabusa
Tachikawa Ki-9
Tachikawa Ki-36

Bandar Udara pada era perang kemerdekaan

Setelah peristiwa Hiroshima dan Nagasaki yang memaksa Jepang menyerah kepada Sekutu pada Agustus 1945, Bandar udara ini langsung diambil alih oleh Sekutu dan Nederlandsch Indië Civil Administratie karena pada saat itu pemerintah Indonesia berkedudukan di Yogyakarta. Kemudian Kemayoran mulai dihuni oleh pesawat-pesawat milik Sekutu seperti :

Supermarine Spitfire
North American B-25 Mitchell
North American P-51 Mustang.
Selain itu juga berdatangan pesawat-pesawat penumpang, di antaranya :

Douglas DC-4
C-54 Skymaster
Douglas DC-6
Boeing 377 Stratocruiser
Lockheed Constelation
Pada tanggal 1 Agustus 1947, Bandar Udara Internasional Kemayoran menjadi saksi lahirnya maskapai penerbangan KLM Interinsulair Bedrijf yang kemudian dinasionalisasikan menjadi maskapai penerbangan nasional pertama di Indonesia, yaitu Garuda Indonesian Airways.

Era pemerintahan Indonesia

]
Pada tahun 1950-an setelah selesai perang kemerdekaan, pengelolaan penerbangan sipil dan pelabuhan udara langsung dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Baru pada tahun 1958 dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil, yang sekarang lebih dikenal sebagai Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Antara tahun 1960 pengelolaan Kemayoran diserahkan kepada BUMN yang diberi nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran. Untuk ini, pemerintah menanam modal awal sebesar Rp 15 Juta Rupiah pada masa itu. Selanjutnya pemerintah menambah modal dengan mengalihkan bangunan terminal, bangunan penunjang lain, runway, taxiway, apron, hanggar dan peralatan operasional. Sampai akhir beroperasi pada tahun 1985 pengelolaan dilakukan oleh Perum Angkasa Pura I setelah berganti nama sesuai perkembangan.

Bandar Udara Internasional Kemayoran mengalami masa fase-fase bersejarah Indonesia dari masa pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang hingga kemerdekaan Indonesia (Orde Lama, dan Orde Baru), terutama sekali di dunia penerbangan. Dari pesawat-pesawat sipil hingga pesawat militer mulai awal perkembangannya dengan bermesin piston, proSENSOR hingga turbojet mendarat di sini. Misalkan tercatat pesawat jenis Fokker dari mulai Fokker F-VIIb-3 dengan mesin torak, Fokker Friendship dengan mesin turbo hingga Fokker F-28 yang bermesin jet mendarat di sini. Kemudian pesawat jenis DC-3 Dakota yang tercatat mendarat dan terbang dari sejak awal dan akhir dioperasikannya bandar udara ini. Serta hadirnya pesawat berbadan lebar generasi awal seperti Boeing 747 seri 200, DC-10 dan Airbus A-300.

Selain itu, beberapa peristiwa kelam juga mewarnai pengoperasian bandar udara ini. Antara lain pesawat Beechcraft yang kecelakaan ketika mendarat, kemudian Convair-340 yang mendarat tanpa roda, pesawat DC-3 Dakota yang terbakar dan pesawat DC-9 yang mengalami patah badan ketika mendarat di landasan. Kemudian pesawat Fokker F-27 yang ketika tinggal landas menukik dan membelok kebawah hingga hancur terbakar dalam penerbangan latihan. Tercatat pula pesawat yang tidak pernah kembali setelah lepas landas dari Kemayoran.

Kemayoran menjadi sibuk di era 1970-an, sehingga pemerintah untuk sementara waktu memindahkan penerbangan internasional ke Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada tanggal 10 Januari 1974. Namun penerbangan domestik seluruhnya masih bertahan di Kemayoran. Kesibukan Kemayoran pada saat itu hanya ditandingi oleh Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan, yang saat itu ramai dalam kegiatan pertambangan, perminyakan dan perkayuan.

Pemindahan lokasi dan penutupan bandar udara

menjelang pertengahan tahun 1970-an, Kemayoran dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional. Hal itu yang kemudian pemerintah berencana untuk memindahkan aktifitas Bandar Udara ini ke Bandar Udara yang baru. Dengan bantuan USAID, dipilihlah Cengkareng sebagai lokasi Bandar Udara yang baru.

Sesuai dengan diresmikannya Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Kemayoran perlahan mulai ditutup dan hingga akhirnya resmi berhenti beroperasi pada tanggal 31 Maret 1985 tepatnya pukul 00:00 WIB. Pada saat itu seluruh penumpang yang sudah boarding di Kemayoran langsung dibawa oleh bus menuju Soekarno-Hatta karena seluruh penerbangan dari Kemayoran sudah dipindahkan ke bandar udara tersebut.

Perkembangan setelah bandar udara tidak dioperasikan

Sebelum benar-benar beralih fungsi, Kemayoran pernah menjadi tempat test flight pesawat buatan Industri Pesawat Terbang Nusantara, CN-235 dan sempat menjadi tuan rumah ajang dirgantara bergengsi Indonesian Air Show di tahun 1986.

Setelah dihentikan kegiatan operasionalnya, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No 31 tahun 1985, untuk menghindarkan perebutan kewenangan antar instansi terhadap areal bekas bandar udara itu, berdasarkan peraturan itu, kekayaan negara yang merupakan sebagian modal Perum Angkasa Pura I ditarik kembali sebagai kekayaan negara.

Untuk pemanfaatan lebih lanjut, maka dibentuklah Badan Pengelola Komplek Kemayoran (BPKK) berdasarkan Keputusan Presiden RI no. 53 Tahun 1985 jo Keppres No. 73 tahun 1999. Sebagai pelaksana, diunjuklah DP3KK yang melaksanakan pembangunan dengan memanfaatkan pihak swasta di Indonesia. Pembangunan dimulai pada 1990-an dengan rumah susun sederhana pada tahun 1988 di bekas Apron bandar udara dengan nama jalan-jalan yang mengambil nama pesawat seperti Jl. Dakota. Kemudian pembangunan kondominium dan proyek kotabaru Kemayoran yang sempat menuai masalah. Juga sempat diselenggarakan proyek Menara Jakarta (Jakarta Tower) dengan ketinggian 558 meter di depan gedung perkantoran PT Jakarta International Trade Fair Corporation. Namun rencana ini kandas karena badai Krisis Asia pada tahun 1990. Bahkan ironisnya, pada saat krisis ekonomi tersebut, menara ini dijuluki masyarakat sebagai Menara Kesenjangan.

Selain itu, di bekas Bandar Udara Kemayoran juga diselenggarakan Jakarta Fairground Kemayoran (JFK) yang dulu dikenal sebagai Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang sebelumnya diselenggarakan di taman Monumen Nasional (Monas) Jakarta yang diselenggarakan setiap hari ulang tahun DKI Jakarta setiap 22 Juni.

Rencana lain, kawasan ini adalah dijadikan sebagai kawasan hutan wisata yang selanjutnya akan dijadikan sebagai suaka margasatwa atau bird sanctuary bagi burung-burung di kawasan ini, namun karena banyaknya proyek konstruksi, maka kawasan bird sanctuary ditempatkan di Pulau Rambut, salah satu dari gugusan Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta. Suaka Margasatwa ini juga akan memelihara menara pemandangan serta bekas tower bandar udara yang akan dipertahankan sebagai kawasan situs bersejarah bahwa dahulunya tempat ini adalah Bandar Udara Internasional.

Sementara dua landasan pacu tetap dipertahankan sebagai jalan utama dengan median (pembatas jalan) yang tidak permanen untuk sewaktu waktu digunakan sebagai landasan pacu guna kepentingan militer karena struktur landasannya yang menggunakan konstruksi standar landas pacu bandar udara internasional yang kuat. Pada bekas landas pacu utara-selatan diberi nama Jalan Benyamin Sueb, nama seorang tokoh dan artis serbabisa kelahiran Jakarta yang merupakan warga asli Kemayoran, oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Sesuai dengan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, bekas menara ATC Bandar Udara Kemayoran dijadikan Bangunan Cagar Budaya yang harus dilestarikan. Surat Keputusan tersebut langsung ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirja.

Karena bandar udara ini dinilai bersejarah dalam perkembangan kedirgantaraan Indonesia, maka banyak komunitas-komunitas pencinta kedirgantaraan Indonesia yang menginginkan agar bekas bandar udara ini segera dilestarikan, serta dimuseumkan. Mereka adalah Komunitas Tintin Indonesia, Komunitas Save Ex Airport Kemajoran-Kemayoran (KMO), IndoFlyer, dan Komunitas ATCO Indonesia yang bersama-sama membuat petisi lalu akan segera diserahkan kepada Presiden Republik Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta.

Namun, baru-baru ini pihak PT Angkasa Pura I, Komunitas Save Ex Airport Kemajoran-Kemayoran (KMO), dan Komunitas Tintin Indonesia, mengadakan pertemuan pada tanggal 31 Mei 2016 di Jakarta. Pertemuan ini adalah membahas mengenai rencana pembangunan sebuah Museum Bandar Udara Kemajoran Indonesia di bekas terminal Bandar udara. Gagasan ini rupanya disambut positif oleh Pusat Pengelola Kawasan (PPK) Kemayoran, yang ditindak lanjuti dengan napak tilas ke lokasi pada tanggal 5 Juni 2016.

Spoiler for Penampakan Bandar Udara Internasional Kemayoran:


[CENTER]Trit bermutu ane lainnya

DALIT kasta terhina di India ( HT )

Sejarah Bandara pertama indonesia Bandar Udara Kemayoran ( HT )

SOCOTRA pulau dengan sebutan penjara Dajjal ( HT )

Tambora tempat di Jakarta yang tidak terkena matahari (HT)

Mitos orang Tionghua yang sering kita dengar ( HT )

Sejuta manfaat JALI JALI/BARLEY ( HT )

POKER PERMAINAN KARTU BERHADIAH MILIARAN ( HT )

Bahaya ngerokok

Gambar Lucu dota 2

Komik strip dota 2

Modus pencurian motor terbaru

Eksperimen Brutal di Penjara

Cacing guinea, cacing berbahaya bagi tubuh

Yuk intip sejarah berdirinya DUFAN alias DUNIA FANTASI

DALIT kasta terhina di India ( HT )


Sumber : Wikipedia - Google
Diubah oleh kikirakaki 01-03-2018 03:27
0
35.8K
130
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.