Bicara kata Maling, rampok, begal, copet, jambret, nyolong dan nyuri memang tak ada habisnya setiap hari pastinya ada saja kegiatannya.

Bahkan di televisi dan media elektronik lainnya, untuk berita tentang hal ini tak pernah mati, bahkan kadang ada juga loh yang menggunakan senjata api. Entahlah negeri ini memang lucu dan membuat banyak orang terperangah, apakah ini negeri orang yang katanya ramah dan tamah.



Semakin mahalnya kebutuhan hidup dan gaya hidup memang banyak orang mengambil jalan pintas, dengan menjadi maling untuk sebuah profesi. Bahkan hingga profesi ini jadi hiburan untuk rakyat yang bertemakan lucu dan jenaka di sebuah media layar kaca.



Namun seorang maling pun terbagi dari tiga kasta, maling yang melakukan pekerjaannya dengan kontak fisik, senjata api maupun maling yang menggunakan akal dan difikiran.

Bahkan di negeri ini dimana pribahasanya hukum itu tajam dibawah namun tumpul diatas, yah itulah yang terjadi di hukum negara ini.



Nah perlakuan maling dari tiga kasta ini pun berbeda, bahkan anda mungkin sudah sering menyaksikan sendiri bagaimana maling di perlakukan hingga terkadang aksi main hakim sendiri sering terjadi.

Perlakuan Maling Di Tengah Masyarakat



Maling dari masyarakat tak punya beking, atau power seperti maling ayam, maling jemuran, maling kasta terendah ini bila tertangkap pastinya akan bonyok dan tak jarang dengan aksi sok jagoan dengan main hakim sendiri membuat mereka meregang nyawa.



Maling dari masyarakat yang menggunakan senjata api biasanya jarang tertangkap, karena yang ingin menolong pun takut mati bahkan maling berdarah dingin ini tak peduli aksinya di siang hari, dan tak segan korbannya di buat mati. Masyarakat biasanya tak berani langsung menangkap namun menunggu pihak kepolisian.



Maling kasta tertinggi ini biasanya famous di tengah masyarakat, ia menggunakan kepintarannya bahkan tak segan membantu di lingkungannya membuat masyarakat pun segan dan masih merindukannya, mereka ini biasanya maling dengan jumlah tinggi dari ratusan juta, miliaran hingga triliunan. Memang yang di maling uang negara sehingga masyarakat banyak tak merasa dirinya sudah di maling. Perlakuan masyarakat terhadap maling di kasta ini tetap di hormati, tak jarang mereka yang tertangkap layaknya pahlawan sambil menebar senyum dan dadah-dadah, namun terkadang ada saja yang main drama hingga benjol segede bakpao.

Perlakuan Maling Di Penegak Hukum Negara



Untuk kasta terendah biasanya masuk bui dengan satu sel banyak penghuninya namun biasanya tak lama 1-2 tahun bisa bebas lagi, maklum saja oknum tak dapat apa-apa bahkan negara harus memberikan makan gratis bagi napi kasta terendah ini. Namun biasanya masuk bui dalam keadaan yang hancur alias bonyok di hajar massa.



Kasta kedua maling ini bila tertangkap, petugas negara yang menangkap bisa naik pangkat, bahkan aksi tembak menembak pun sering terjadi, banyak juga yang mati dalam aksi penangkapan. Bila di bui pun hukumannya ngeri bila tersangka maling sudah membunuh korban, hukuman tertinggi yang diterima bisa mati.



Dan yang terakhir kasta maling tertinggi disini mereka masih dianggap orang hebat, dan pastinya dengan uang yang berlimpah penjaranya pun mewah layaknya sebuah losmen yang bersih, tak jarang bisnis yang dikelola masih bisa di jalankan dari balik jeruji. Bahkan dengan kekuatan uang mereka pun kerap jalan-jalan menghirup udara bebas, sering juga disediakan tempat untuk bercinta untuk yang sudah menikah. Semuanya bisa di dapat asal bayarannya sesuai kepada petugas penjara jadi bisa dibilang ini golongan ekslusif di dunia lapas.



Itulah artikel asal goblek tentang ragam maling yang ada di negeri tercinta ini, namun yang pasti hukuman akhirat tak dapat dibeli. Ketika hukuman dunia enak hukuman Tuhan siap menanti jadi untuk apa menjadi maling ?? Hak orang lain kita ambil paksa dan semuanya itu tentu saja tak berkah.



Daripada jadi maling mending kita kerja dan usaha, sebelum kerja yuk kita sruupputt kopi dolo kawan...



Penulis c4punk