Desa Tik Teleu berlokasi di Kecamatan pelabai, kabupaten lebong Propinsi bengkulu, Suasana pedesaan masih bisa dirasakan disini seperti lahan persawahan, kolam - kolam bahkan gemercik air disungai

Tepat disudut desa yang jauh dari hiruk pikuknya ibu kota, terdapat sebuah sekolah Madrasah Tsanawiyah (Mts) Zikir pikir yang dirintis oleh para pemuda setempat yang sempat mengenyam pendidikan di Perguruan tinggi, dari strata satu hingga gelas Master.
Sekola yang didirikan pada tahun 2011 itu terlihat memperihatinkan. Pasalnya separuh dari bangunan tersebut dibuat dari bahan papan dan semen, sedangkan pada plafon terdapat kerusakan disejumlah bagian

Dwifa adalah seorang guru perempuan sekaligus pendiri sekolah tersebut, beliau menyebutkan, sekolah itu didirikan atas dasar kekhwatiran atas tingginya angka putus sekolah '' jarak sekolah jauh dari desa'' Angka putus sekolah tingkat SD jadi tinggi, kami lalu sepakat mendirikan sekolah Madrasah,'' tuturnya

Selama dua tahun berdiri, pada tahun 2011 dan 2012 terdapat 14 pengajar, dan selama dua tahun tersebut, 14 guru itu tidak digaji sama sekali, pada dua tahun pertama tidak ada gaji. Cuma mengajar saja. Alhamdulilah bertahan. '' Ujar Dwifa''.

Lalu masuk pada tahun 2013 hingga tahun 2015, barulah para guru mendapatkan gaji dari Kementrian Agama. Dana tersebut diambil dari Bantuan Operasional Siswa (Dana Bos), Besarnya gaji yang diterima sekitar Rp 30.000 dibayarkan per 3 bulan. Jadi total 3 Bulan menerima Rp 90.000, gaji sebesar itu berlangsung hingga tahun 2016 barulah naik menjadi Rp 100.000 per bulan.

Hariani, guru lainya, menyebutkan bahwa ia adalah guru yang paling junior karena baru 6 bulan bergabung dengan sekolah itu. Ia tidak mempermasalahkan masalah gaji yang hanya Rp 100.000 per bulan, ia mengaku bahwa menjadi guru disekolah ini atas panggilan hatinya terhadap kampung halamanya. '' saya hanya berharap pengetahuan yang saya miliki dari perguruan tinggi bisa saya bagi buat para remaja didesa,'' ngkapnya.

Sukamdaani menyebutkan, saat ini sekolah memiliki tanah sekitar 1 hektar yang didapatkan dari wakaf masyrakat. Namun, pihaknya belum dapat memanfaatkan tanah wakaf tersebut dikarenakan kendala pembiayaan pembangunan gedung tersebut. '' Semoga pemerintah cepat merespon kebutuhan pembangnan gedung madrasah dan fasilitas sekolah agar dapat menunjang kebutuhan para siswa. '' Ujar Sukamdani''