Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kabay4nAvatar border
TS
kabay4n
Aroma Revolusi 1979 Kembali Tercium di Iran
Aroma Revolusi 1979 Kembali Tercium di Iran

Aroma Revolusi 1979 Kembali Tercium di Iran
Demonstrasi berlangsung ricuh di Teheran, Iran.(Foto: Social media via Reuters)

Puluhan ribu orang pada Minggu (31/12) tumpah ruah di jalanan puluhan kota di Iran. Mereka berteriak dan merusak. Mobil-mobil polisi terbalik, fasilitas kota dibakar. Minggu itu adalah hari keempat aksi protes anti-pemerintah pecah di Iran.
Aksi ini bermula sejak Kamis (28/12), sebuah aksi kecil-kecilan, di kota terbesar kedua Iran setelah Teheran, Mashhad. Massa kala itu memprotes tingginya harga kebutuhan bahan makanan. Salah satu yang paling meroket adalah harga telur yang naik 40 persen. Apalagi, pemerintah Presiden Hassan Rouhani berencana menaikkan harga bahan bakar hingga 50 persen pada 2015.
Tiga hari kemudian, semua orang seakan ikut bersuara di Negeri Para Mullah itu. Puluhan ribu orang turun ke jalan, tidak peduli seruan Rouhani agar rakyat tenang dan menahan diri. Serangan demonstran dialamatkan ke pos-pos polisi dan pangkalan militer. Seorang polisi dilaporkan tewas. Hingga artikel ini diturunkan, sudah 21 orang tewas dalam aksi protes di Iran.

[TW]946881886147764225[/TW]

Perut yang lapar karena tingginya harga makanan picu amarah. Aksi protes besar memang jarang terjadi di Iran, terakhir pada 2009 usai pemilu yang memenangkan Mahmoud Ahmadinejad, namun gerakan massa kali ini dipastikan bikin pemerintahan Rouhani dan Ayatullah Khamenei ketar-ketir.
Protes kali ini berbeda dengan aksi besar 1999 dan 2009 yang kebanyakan digalang mahasiswa. Kala itu, protes ditujukan untuk pemerintah. Kali ini tidak hanya pemerintah, tapi juga kepemimpinan Ayatullah Khamenei "Yang Dipertuan Agung" Syiah Iran.
Perbedaan lainnya, tidak diketahui dengan pasti siapa pemimpin dalam protes pekan ini. Seakan rakyat bergerak sendiri, spontan saja turun ke jalan. Tidak seperti pada aksi 2009 yang dengan mudah diredam oleh pasukan khusus Garda Revolusi, Basij, yang membunuh lebih dari 72 orang.
Massa pada aksi 2009 melempem setelah pemimpin mereka Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, rival Ahmadinejad dalam pemilu, ditangkap dan hingga sekarang masih disekap dalam tahanan rumah.

Aroma Revolusi 1979 Kembali Tercium di Iran
Demo di Iran (Foto: AFP/STR )

Aroma Revolusi
Teriakan-teriakan demonstran tidak hanya "Matilah Rouhani", tapi juga "Matilah Khamenei". Bahkan di sarangnya para ulama Syiah, kota Qom, massa pada Jumat lalu meneriakkan yel-yel "Khamenei, tinggalkan negara ini!".
Teriakan-teriakan ini mirip suara-suara yang lantang terdengar pada Revolusi 1979 yang menggulingkan Shah Reva Pahlavi oleh gerakan Syiah yang dipimpin Ayatullah Khameini. Ketika itu, masyarakat yang jengah dengan resesi ekonomi dan monarki tidak hanya meminta reformasi, tapi pergantian rezim.



SUMUR

**Setelah Iran menjadi aktor pemenang pada konflik Irak, Suriah, dan Yaman sekaligus mengeliminasi kekuatan negara-negara Teluk (GCC), kini Iran dihantam dengan gelombang demonstrasi yang sejatinya menjadi pertanda dari sebuah “revolusi” yang sebelumnya melanda Timur Tengah 2011.

Kini benih-benih revolusi mulai muncul ke permukaan. Seperti petir di “siang bolong”, 28 Desember 2017, ribuan massa dari berbagai elemen melakukan aksi protes di kota Masshad, kota terbesar kedua setelah Teheran. Menentang kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro kepada rakyat. Naiknya harga bahan pokok, pengangguran, dan korupsi adalah motivasi mereka
Diubah oleh kabay4n 05-01-2018 01:46
sebelahblog
anasabila
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.3K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.