Polisi membongkar praktik penjualan bahan bakar minyak (BBM) pertalite oplosan di wilayah Indramayu. Dari bisnis ilegal tersebut, pelaku meraih keuntungan Rp 8,4 juta setiap bulan.

Pelaku berinisial MN (34) berhasil ditangkap di blok Bugel RT 14 RW 06 Desa Leuwigede, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Saat ditangkap pertengahan bulan Desember, polisi turut menyita ribuan liter bahan baku oplosan BBM.

Kapolda Jabar, Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, MN menggunakan Konsendat yang dicampur dengan Bleaching (bahan kimia).

"Campuran bahan baku itu diendapkan selama 5 jam," kata Agung di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (26/12/2017).

Setelah mengendap dan menghasilkan cairan bening, kemudian dipisahkan dan dioplos dengan BBM jenis Pertalite. Cairan itu biasanya sebanyak 10 persen dari penjualan BBM Pertalite.

"Misalnya ada konsumen yang pesan 20 liter Pertalite, (dari jumlah itu ada campuran) Konsendat sebanyak 2 liter," kata Agung.

Pertalite oplosan tersebut lalu dijual kepada SPBU mini di wilayah Indramayu dengan harga Rp 7.600 perliter. Sedikitnya, 4,8 ton BBM Pertalite beredar di SPBU Mini Indramayu.

Terkait bahan baku oplosan pertalite itu, Agung sebut pelaku mendapatkannya dari PT Harindo Putra Jaya melalui seseorang berinisial ML yang masih buron. Mereka terancam dengan hukuman 6 tahun penjara

"Kami masih mengejar pelaku lainnya yang diduga menyuplai bahan baku," tegasnya.

Dari hasil sitaan barang bukti, polisi mengamankan 29 drum berisi Konsendat, 1 buah kempu berisi 1.000 liter diduga Konsendat, 1 buah kempu berisi 500 liter diduga Konsendat, 1 buah jerigen berisi 20 liter minyak hasil olahan, 7 karung tepung kimia untuk pemurnian, 1 buah jerigen berisi 20 liter cairan warna hijau.

Sumber: Merdekacom