Peringatan 13 tahun gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 dipusatkan di Kecamatan Leupeng, Aceh Besar.

Pada tahun ini, perayaan 13 tahun gempa dan tsunami aceh memilih tema “Melawan lupa, bangun kesadaran masyarakat menuju budaya siaga”. Diketahui Leupeng merupakan wilayah paling parah saat dilanda gempa dan tsunami pada 24 Desember 2004 lalu.

Setiap tanggal 26 Desember ditetapkan sebagai hari pantang melaut di Aceh, hal ini dilakukan untuk menghormati tragedi yang telah terjadi 13 tahun silam.

Menurut Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, keputusan tentang hari pantang melaut ini telah diputuskan lewat musyawarah yang digelar pada tahun 2005 lalu.

“Keputusan tentang hari pantang melaut setiap tanggal 26 Desember telah disepakati lewat duek pakat raya (musyawarah) ke-2 panglima laot seluruh Aceh pada tahun 2005, di Banda Aceh,” ucap Miftach.

Miftach juga menyampaikan selama tidak melaut, para nelayan diminta untuk berdoa untuk korban gempa tsunami Aceh, dan aka nada sanksi adat apabila terdapat nelayan yang melanggar aturan ini.

Menurut Miftach, sanksi adat tersebut adalah menyita hasil tangkapan nelayan hingga hukuman tidak boleh melaut minimal 3 hari.

Di Aceh sendiri, hari pantang melaut bukan hanya pada peringatan tsunami saja namun ada beberapa hari besar lainnya. Seperti hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, hari Jumat, hari Kemerdekaan 17 Agustus, dan khanduri laut.

Selain hari pantang melaut, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga memberikan perintah kepada masyarakat untuk mengibatkan bendera Merah Putih setengah tiang hingga hari rabu 27 Desember 2017.