- Beranda
- Sejarah & Xenology
Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2
...
![rwu777](https://s.kaskus.id/user/avatar/2017/07/11/avatar9825388_2.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
rwu777
Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222100513.jpg)
Quote:
Selama tahun 1940-an di era perang dunia 2, sekitar 20.000 pelaut Cina direkrut oleh Inggris dari Shanghai, Singapura dan Hong Kong untuk melengkapi armada laut Britania Raya dan melakukan tugas konvoi berbahaya di perairan Atlantik Utara yang penuh dengan kapal selam Nazi Jerman.
Liverpool adalah markas 'de facto' pelaut-pelaut Cina ini.
Sejarah mencatat, Ratusan bahkan ribuan pelaut akhirnya bertemu dan jatuh cinta pada wanita Inggris setelah menetap di Liverpool.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222100620.jpg)
Tapi sayang begitu perang usai karena begitu banyak yang terlibat cinta serta menikah dengan wanita kulit putih, Pelaut-pelaut Cina tersebut akhirnya dideportasi paksa oleh pihak Inggris.
Di ujung pelabuhan Liverpool kini berdiri sebuah plakat marmer hitam berisi penghargaan atas jasa para pelaut Cina yang dahulu berada disana, yang terlihat dari arah Samudra Atlantik.
Diresmikan satu dekade lalu, plakat dalam bahasa Inggris dan Cina ini, didedikasikan untuk mengenang pelaut Cina yang bertugas di armada laut Inggris selama perang dunia kedua.
Liverpool adalah markas 'de facto' pelaut-pelaut Cina ini.
Sejarah mencatat, Ratusan bahkan ribuan pelaut akhirnya bertemu dan jatuh cinta pada wanita Inggris setelah menetap di Liverpool.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222100620.jpg)
Tapi sayang begitu perang usai karena begitu banyak yang terlibat cinta serta menikah dengan wanita kulit putih, Pelaut-pelaut Cina tersebut akhirnya dideportasi paksa oleh pihak Inggris.
Di ujung pelabuhan Liverpool kini berdiri sebuah plakat marmer hitam berisi penghargaan atas jasa para pelaut Cina yang dahulu berada disana, yang terlihat dari arah Samudra Atlantik.
Diresmikan satu dekade lalu, plakat dalam bahasa Inggris dan Cina ini, didedikasikan untuk mengenang pelaut Cina yang bertugas di armada laut Inggris selama perang dunia kedua.
Quote:
Inggris Merekrut Pelaut Asing Selama Perang Dunia Dua
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222100817.jpg)
Pelaut Cina di sebuah hostel di Liverpool pada tahun 1942
Selama Perang Dunia Kedua, Liverpool adalah markas pasukan koalisi Barat, wilayah Atlantik yang terletak di sebelah barat Kepulauan Inggris, markas pelindung konvoi armada Atlantik dan markas armada laut penting pembawa persediaan logistik yang sangat dibutuhkan selama masa perang.
Setelah kehilangan banyak kapal dan pasukan, Angkatan Laut Inggris mulai merekrut pelaut dari negara-negara Sekutu di seluruh dunia.
Lebih dari 20.000 pelaut Cina yang terlatih dari Shanghai, Ningbo di provinsi Zhejiang, Hong Kong, provinsi Shandong dan Singapura lalu mulai dipekerjakan di Liverpool.
Pelaut-pelaut Cina ini banyak yg tewas akibat serangan U-boat, armada kapal selam Nazi Jerman selama tugas mereka, namun kisah mereka tidak banyak diketahui - tidak hanya oleh masyarakat Inggris, tapi juga masyarakat Cina.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222100817.jpg)
Pelaut Cina di sebuah hostel di Liverpool pada tahun 1942
Selama Perang Dunia Kedua, Liverpool adalah markas pasukan koalisi Barat, wilayah Atlantik yang terletak di sebelah barat Kepulauan Inggris, markas pelindung konvoi armada Atlantik dan markas armada laut penting pembawa persediaan logistik yang sangat dibutuhkan selama masa perang.
Setelah kehilangan banyak kapal dan pasukan, Angkatan Laut Inggris mulai merekrut pelaut dari negara-negara Sekutu di seluruh dunia.
Lebih dari 20.000 pelaut Cina yang terlatih dari Shanghai, Ningbo di provinsi Zhejiang, Hong Kong, provinsi Shandong dan Singapura lalu mulai dipekerjakan di Liverpool.
Pelaut-pelaut Cina ini banyak yg tewas akibat serangan U-boat, armada kapal selam Nazi Jerman selama tugas mereka, namun kisah mereka tidak banyak diketahui - tidak hanya oleh masyarakat Inggris, tapi juga masyarakat Cina.
Quote:
Pelaut-Pelaut Cina Banyak Yang Bercinta Dengan Wanita Inggris
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222102117.jpg)
Sebuah upacara pernikahan di Liverpool pada tahun 1943 antara pelaut Cina dan wanita Inggris.
Sebagian besar pelaut Cina bekerja sebagai awak kapal kelas bawah di kapal dagang Eropa, menurut penelitian Han Qing, seorang profesor sejarah dan budaya maritim di Dalian Maritime University di provinsi Liaoning.
Mereka bekerja sebagai kru kamar mesin dan dek namun hanya dibayar sekitar sepertiga dari gaji pelaut Inggris.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222101927.jpg)
Pada tahun 1939, gaji bulanan seorang pelaut Inggris sekitar £ 9, tapi pelaut Cina dibayar hanya £ 4 untuk pekerjaan yang sama.
"Pelaut Cina tidak hanya lebih murah, mereka juga patuh, pekerja keras dan tidak minum serta membuat masalah," kata Prof Han. "Bahkan sebelum perang, pelaut Cina telah memiliki reputasi yang baik di Eropa."
Shanghai, khususnya, memiliki reputasi tinggi sebagai gudangnya mekanik terampil kala itu yang banyak direkrut Inggris.
Ayah Yvonne Foley adalah salah satunya. Banyak pelaut Cina memulai hubungan dengan wanita Inggris tak berapa lama setelah menetap di Liverpool, termasuk dengan Grace Isherwood, Ibu Yvonne.
Pria yang kini Yvonne panggil sebagai "Ayah" bukanlah ayah kandungnya, tapi suami ibunya setelah Grace menikah lagi. Sebaliknya, ayah kandungnya adalah Nan Young, seorang ahli mesin kapal dari Cina yang bertemu ibunya di Liverpool pada tahun 1943.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222101133.jpg)
Yvonne Foley dan sang ibu Grace Isherwood.
Grace dan Nan bertemu di Universitas Liverpool. Saat itu Grace bekerja di kantin kampus dan Nan Young sedang mempelajari teknik mesin kapal. Hubungan mereka berakhir saat Nan lenyap secara tiba-tiba pada tahun 1945.
Hubungan campuran tidak disukai saat itu, Tidak hanya oleh pihak keluarga wanita tapi juga oleh mayoritas masyarakat Inggris.
Menurut penelitian Prof Han, sekitar 6.000 pelaut Cina menikah dengan wanita setempat selama berada di Inggris di masa perang dunia kedua, yang menghasilkan lebih dari 1.300 anak-anak Eurasian (indo Eropa).
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222102414.jpg)
Yvonne Foley di tahun 70an
"Ada kekhawatiran saat itu bahwa hubungan dengan para pelaut tersebut tidak akan berhasil," jelas Yvonne.
Meski ditentang keluarganya, hal itu tidak menghalangi cinta Grace yang berusia 18 tahun dengan pelaut muda Cina tersebut.
"Salah satu kakak perempuan ibu menemukan foto ayah saya yang disembunyikan di bawah kasur," Yvonne menjelaskan, "Ia memperlihatkannya ke kakekku, yang melarang ibuku untuk menemui pelaut Cina itu lagi."
Tapi itu tetap tidak menghentikan Grace. Tak peduli dengan anggapan orang bagi seorang gadis Katolik yang belum menikah, ia pindah mengikuti Nan.
Grace masih terlalu muda untuk menikah tanpa izin orang tuanya. Tapi Yvonne mengatakan saat itu ibunya sudah menganggap dirinya sebagai istri Nan.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222102732.jpg)
Yvonne dan suaminya.
Banyak wanita ragu untuk menikah dengan orang asing di jaman itu karena undang-undang Inggris dapat menyebabkan hilangnya kewarganegaraan Inggris sang wanita dan juga hak pilih serta beberapa subsidi negara.
Grace dan Nan ingin melepaskan diri dari orang tua yang tidak setuju dan lalu pindah dari Liverpool ke sebuah rumah di Hull.
Rumah itu memiliki nomor 88, yang merupakan angka keberuntungan bagi orang Cina.
Grace hamil pada bulan Mei 1945. Mereka waktu itu telah berencana untuk memulai sebuah keluarga baru.
Tapi beberapa bulan sebelum Yvonne lahir, Nan Young pergi.
Pada bulan September 1945 pemerintah Inggris mulai secara paksa memulangkan pelaut-pelaut itu.
Banyak yang tak diberi kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga karena mereka ditangkap di jalan-jalan dan dikirim langsung ke kapal yang membawa mereka kembali ke Cina.
Kepergian mendadak pelaut-pelaut Cina tersebut sangat berdampak kepada istri dan keluarga yang mereka tinggali.
"Waktu itu kami tidak pernsh mengajukan pertanyaan, dan bagi ibuku, ia selalu mengira telah ditinggalkan, jadi ada luka yang membuatnya sulit untuk melupakan."
Beberapa bulan berlalu dan Grace kembali ke Liverpool.
Yvonne berkata: "kakekku telah menyuruh ibuku untuk menggugurkanku dan memulai hidupnya lagi, ibuku menolak dan tetap melahirkanku."
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222111757.jpg)
Yvonne dan ayah tirinya, Edward Lindsay.
Grace akhirnya bertemu dan menikah dengan Edward Lindsay pada tahun 1948. Perkimpoian keduanya ini telah memberi Yvonne seorang saudara perempuan, Mary.
Untuk lebih mengingat ayahnya dan pelaut Cina lainnya, Yvonne bersama komunitas anak-anak pelaut Cina mendirikan sebuah plakat peringatan yang dipasang di dermaga Liverpool, menghadap ke laut.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222102911.JPG)
Dalam bahasa Inggris dan Cina tulisan di plakat tersebut berbunyi: "Untuk pelaut-pelaut Cina yang melayani negara ini dengan baik.
Juga untuk istri dan pasangan mereka yang ditinggalkan dalam ketidaktahuan akan apa yang terjadi dan untuk anak-anak yang tidak pernah mengenal ayah mereka."
Yvonne sering mengingat bagaimana ibunya sering berkata, betapa mirip karakternya dengan sang ayah.
"Saya tidak bermaksud mencari ayah saya selama ini tapi saya ingin mengetahui apa yang terjadi dengan ayah saat itu dan di sepanjang jalan, saya sadar bahwa saya menemukan ayah saya di dalam diri saya," katanya.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222102117.jpg)
Sebuah upacara pernikahan di Liverpool pada tahun 1943 antara pelaut Cina dan wanita Inggris.
Sebagian besar pelaut Cina bekerja sebagai awak kapal kelas bawah di kapal dagang Eropa, menurut penelitian Han Qing, seorang profesor sejarah dan budaya maritim di Dalian Maritime University di provinsi Liaoning.
Mereka bekerja sebagai kru kamar mesin dan dek namun hanya dibayar sekitar sepertiga dari gaji pelaut Inggris.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222101927.jpg)
Pada tahun 1939, gaji bulanan seorang pelaut Inggris sekitar £ 9, tapi pelaut Cina dibayar hanya £ 4 untuk pekerjaan yang sama.
"Pelaut Cina tidak hanya lebih murah, mereka juga patuh, pekerja keras dan tidak minum serta membuat masalah," kata Prof Han. "Bahkan sebelum perang, pelaut Cina telah memiliki reputasi yang baik di Eropa."
Shanghai, khususnya, memiliki reputasi tinggi sebagai gudangnya mekanik terampil kala itu yang banyak direkrut Inggris.
Ayah Yvonne Foley adalah salah satunya. Banyak pelaut Cina memulai hubungan dengan wanita Inggris tak berapa lama setelah menetap di Liverpool, termasuk dengan Grace Isherwood, Ibu Yvonne.
Pria yang kini Yvonne panggil sebagai "Ayah" bukanlah ayah kandungnya, tapi suami ibunya setelah Grace menikah lagi. Sebaliknya, ayah kandungnya adalah Nan Young, seorang ahli mesin kapal dari Cina yang bertemu ibunya di Liverpool pada tahun 1943.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222101133.jpg)
Yvonne Foley dan sang ibu Grace Isherwood.
Grace dan Nan bertemu di Universitas Liverpool. Saat itu Grace bekerja di kantin kampus dan Nan Young sedang mempelajari teknik mesin kapal. Hubungan mereka berakhir saat Nan lenyap secara tiba-tiba pada tahun 1945.
Hubungan campuran tidak disukai saat itu, Tidak hanya oleh pihak keluarga wanita tapi juga oleh mayoritas masyarakat Inggris.
Menurut penelitian Prof Han, sekitar 6.000 pelaut Cina menikah dengan wanita setempat selama berada di Inggris di masa perang dunia kedua, yang menghasilkan lebih dari 1.300 anak-anak Eurasian (indo Eropa).
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222102414.jpg)
Yvonne Foley di tahun 70an
"Ada kekhawatiran saat itu bahwa hubungan dengan para pelaut tersebut tidak akan berhasil," jelas Yvonne.
Meski ditentang keluarganya, hal itu tidak menghalangi cinta Grace yang berusia 18 tahun dengan pelaut muda Cina tersebut.
"Salah satu kakak perempuan ibu menemukan foto ayah saya yang disembunyikan di bawah kasur," Yvonne menjelaskan, "Ia memperlihatkannya ke kakekku, yang melarang ibuku untuk menemui pelaut Cina itu lagi."
Tapi itu tetap tidak menghentikan Grace. Tak peduli dengan anggapan orang bagi seorang gadis Katolik yang belum menikah, ia pindah mengikuti Nan.
Grace masih terlalu muda untuk menikah tanpa izin orang tuanya. Tapi Yvonne mengatakan saat itu ibunya sudah menganggap dirinya sebagai istri Nan.
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222102732.jpg)
Yvonne dan suaminya.
Banyak wanita ragu untuk menikah dengan orang asing di jaman itu karena undang-undang Inggris dapat menyebabkan hilangnya kewarganegaraan Inggris sang wanita dan juga hak pilih serta beberapa subsidi negara.
Grace dan Nan ingin melepaskan diri dari orang tua yang tidak setuju dan lalu pindah dari Liverpool ke sebuah rumah di Hull.
Rumah itu memiliki nomor 88, yang merupakan angka keberuntungan bagi orang Cina.
Grace hamil pada bulan Mei 1945. Mereka waktu itu telah berencana untuk memulai sebuah keluarga baru.
Tapi beberapa bulan sebelum Yvonne lahir, Nan Young pergi.
Pada bulan September 1945 pemerintah Inggris mulai secara paksa memulangkan pelaut-pelaut itu.
Banyak yang tak diberi kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga karena mereka ditangkap di jalan-jalan dan dikirim langsung ke kapal yang membawa mereka kembali ke Cina.
Kepergian mendadak pelaut-pelaut Cina tersebut sangat berdampak kepada istri dan keluarga yang mereka tinggali.
"Waktu itu kami tidak pernsh mengajukan pertanyaan, dan bagi ibuku, ia selalu mengira telah ditinggalkan, jadi ada luka yang membuatnya sulit untuk melupakan."
Beberapa bulan berlalu dan Grace kembali ke Liverpool.
Yvonne berkata: "kakekku telah menyuruh ibuku untuk menggugurkanku dan memulai hidupnya lagi, ibuku menolak dan tetap melahirkanku."
![Ribuan Pelaut Cina Tinggalkan Istri Kulit Putih Mereka Di Inggris Saat Perang Dunia 2](https://s.kaskus.id/images/2017/12/22/9825388_20171222111757.jpg)
Yvonne dan ayah tirinya, Edward Lindsay.
Grace akhirnya bertemu dan menikah dengan Edward Lindsay pada tahun 1948. Perkimpoian keduanya ini telah memberi Yvonne seorang saudara perempuan, Mary.
Untuk lebih mengingat ayahnya dan pelaut Cina lainnya, Yvonne bersama komunitas anak-anak pelaut Cina mendirikan sebuah plakat peringatan yang dipasang di dermaga Liverpool, menghadap ke laut.
Dalam bahasa Inggris dan Cina tulisan di plakat tersebut berbunyi: "Untuk pelaut-pelaut Cina yang melayani negara ini dengan baik.
Juga untuk istri dan pasangan mereka yang ditinggalkan dalam ketidaktahuan akan apa yang terjadi dan untuk anak-anak yang tidak pernah mengenal ayah mereka."
Yvonne sering mengingat bagaimana ibunya sering berkata, betapa mirip karakternya dengan sang ayah.
"Saya tidak bermaksud mencari ayah saya selama ini tapi saya ingin mengetahui apa yang terjadi dengan ayah saat itu dan di sepanjang jalan, saya sadar bahwa saya menemukan ayah saya di dalam diri saya," katanya.
Quote:
Sumber:
http://www.bbc.com/news/magazine-33962179
http://www.telegraph.co.uk/news/world/china-watch/society/chinese-sailors-war-remembrance/
http://m.scmp.com/magazines/post-magazine/long-reads/article/2118142/why-did-300-chinese-fathers-vanish-liverpool-1946
Diubah oleh rwu777 22-12-2017 19:10
![tien212700](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/12/18/avatar10974720_1.gif)
tien212700 memberi reputasi
1
6.4K
Kutip
39
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Sejarah & Xenology](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-246.png)
Sejarah & Xenology![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
6.5KThread•10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok