Melihat perbaikan tanggul Jati Padang yang jebol. (Foto: Panji Al-Hadromi)
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan solusi mengatasi banjir di Jati Padang, Jakarta Selatan, adalah melebarkan Kali Pulo. Warga di bantaran kali setuju, namun minta ganti untung.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua RW 06 Jati Padang Arief Syarifuddin kepada detikcom di lokasi tanggul jebol, Gang Annur III RT 14, Jati Padang, Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2017)
Arief menjelaskan beberapa minggu lalu warga sudah berkumpul terkait masalah banjir yang kerap terjadi di Jati Padang akibat jebolnya tanggul Kali Pulo. Warga yang tinggal di bantaran kali bersedia dinormalisasi namun dengan catatan.
Pertama, warga meminta normalisasi dilakukan hanya 5 meter, bukan 20 meter sesuai regulasi.
"Normalisasi itu ketentuannya harus 20 meter, sedangkan warga bersedia kalau lebarnya hanya 5 meter," kata Arief.
"Kedua, harus ada ganti untung, bukan ganti rugi," sambungnya. Menurut Arief, ganti untung itu artinya warga yang tinggal di bantaran kali bersedia dinormalisasi jika ada ganti rugi terhadap rumahnya di atas nilai jual objek pajak (NJOP).
Arief sebelumnya menjelaskan, di Jati Padang ada banyak warga yang mendirikan rumah permanen di bantaran, bahkan di atas Kali Pulo. Awalnya warga mendirikan rumah di bantaran, namun sekitar 2010 makin banyak yang mendirikan tempat tinggal di atas kali.
Bicara soal normalisasi dengan jarak 5 meter, menurut Arief, ada 121 rumah permanen di wilayah RW 06 yang dibangun di bantaran dan di atas Kali Pulo. Beberapa malah punya sertifikat hak milik (SHM).
"Kalau normalisasinya 20 meter, berarti bisa lebih," ujar Arief.
(hri/hri)
https://news.detik.com/berita/d-3779...a-ganti-untung
bangun d atas kali bisa ada SHM nya..