Ketika sudah dealuntuk mengajar, tentu saja ane diberi dulu brief mengenai materi yang harus diajarkan, metode yang dilaksanakan, serta suplemen-suplemen yang harus disampaikan. It seemed easy at first sampai akhirnya ane berdiri di kelas yang sesungguhnya. Ternyata dugaan ane salah, mengajar tidak semudah yang dibayangkan!

Ane harus mengalokasikan waktu secara tepat sehingga tidak terjadi "materi habis sebelum waktu selesai", atau sebaliknya, "waktu habis dan materi belum tersampaikan semua". Belum lagi ane kudu me-manage stress, grogi, dan pola bicara ane yang masih newbie dalam mengajar. Satu kata untuk sesi mengajar pertama ane: BERANTAKAN! Sampai-sampai guru ane yang supervisi ane kudu berkali-kali mengoreksi dan akhirnya mengambil alih kelas

Masalah akan menjadi masalah kalau kita melihatnya sebagai masalah, dan akan menjadi sahabat bila kita cerdas mencari solusi.

Ane sempet ngerasa gak berbakat dalam mengajar dan pengen "udahan" aja. Tapi guru ane bilang ada potensi yang masih belum keluar di diri ane. Beliau pantang menyerah men-training ane dalam hal mengajar. Mengajari bikin lesson plan,memberi tips alokasi waktu yang baik, public speaking yang apik, memimpin sebuah fun game, dan fitur-fitur lain yang bisa mendukung lancarnya proses belajar-mengajar.

Tidak mudah, tapi ane terus berusaha (maklum ane kuliah bukan jurusan pendidikan).

Pelan-pelan, ane mulai menemukan pola yang pas untuk ane mengajar, strategi yang asyik, dan pola komunikasi yang nyaman. Trial and Error is a must. Sampai akhirnya ane ngerasa ada kenyamanan dan kesenangan dalam dunia mengajar ini, ane mulai sangat menikmatinya. Apalagi ketika murid ane mengerti tentang materi yang diajarkan, ada kepuasan tersendiri di situ.

Ane mulai sangat menikmati mengajar. Ane menantikan jadwal-jadwal ane bertemu murid-murid ane, ane lebih nyaman melatih pola komunikasi ane sekarang.

Apakah ini merupakan sebuah hobi?Menurut kbbi, hobi adalah:

Hingga akhirnya ada koneksi khusus antara hobi mengajar ane ini dengan keresahan ane melihat lingkungan sekitar rumah ane. Para remaja di lingkungan rumah ane itu doyannya nongkrong-nongkrong, gitaran di pinggir jalan, cewek-ceweknya suka motoran bonceng 3 .

Akhirnya ane mulai kumpulin beberapa orang, ane tawarin mau apa ngga belajar Bahasa Inggris di rumah ane, gratis. Beberapa antusias, beberapa lagi ga mau ikut dan tetep enjoy dengan kegiatan yang tadi itu.

Ngga apa-apa, seadanya saja. Semoga ini langkah awal dari kebaikan yang lebih luas lagi. Dan semoga apa yang ane lakuin ini bisa memberi manfaat bagi mereka. Karena bukankah sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat bagi manusia lainnya?

Sayang sekali ane udah gak punya dokumentasi kegiatan kami waktu itu, karena udah ganti hp berapa kali, dan rusak memory card berapa kali

Setelah lulus kuliah, ane sempet bekerja sebagai guru di salah satu lembaga kursus di kota Bandung, tapi tidak bertahan lama karena ane sempet ada di titik jenuh dalam mengajar. Normal kan? Sesuka apapun kamu terhadap hobimu, pasti akan ketemu dengan yang namanya titik jenuh.

Akhirnya ane resign, dan memutuskan buat berhijrah ke bidang lain. Ane bekerja di salah satu perusahaan swasta, masih di kota yang sama.

Tapiiiii....

Jalan beberapa bulan, ane kangen lagi ngajar

Akhirnya di sela kesibukan ane di tempat bekerja yang sekarang, ane dan istri buka tempat les kecil-kecilan di rumah, sebagai sarana penyaluran hobi, sebagai ajang mencari penghasilan tambahan, dan sebagai sarana berbagi manfaat melalui ilmu yang ane miliki. Insya Allah...








Selain itu belum lama ini, di tempat ane kerja sekarang, alhamdulillah ane dipercaya buat ngisi salah satu posisi di Human Resources Development, mengajar lagi sepertinya sudah seharusnya ane mendedikasikan diri ane di bidang yang selama ini udah menemani ane...