Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.

Akhir - akhir ini sebuah video tawuran pelajar sedang viral di media sosial. Bahkan saking viralnya, media online pun mengangkat berita yang satu ini. Bukan tanpa sebab video ini menjadi viral, jika hanya tawuran pelajar biasa saja mungkin sudah sering kita lihat, baik di tayangan berita ataupun melihatnya secara langsung, bahkan mungkin Gansis pernah ikut tawuran juga. .

Tapi video yang saat ini sedang viral, mendapat perhatian yang lebih karena yang tawuran bukan pelajar SMP atau SMA yang notabene sering tawuran, tapi di lakukan oleh pelajar yang masih duduk di bangku SD. Bukan hanya itu saja, penyebab dari tawuran ini juga bikin kita geleng - geleng kepala. Seorang bocah yang mestinya masih main gundu, malah tawuran gara - gara cinta segitiga.



Ya, Gansis tidak salah baca. Penyebab tawuran ini karena cinta segitiga. Dilansir dari kompas.compuluhan murid sekolah dasar di Makassar Sulawesi Selatan terlibat tawuran pada saat jam pelajaran dan melibatkan murid dari 2 sekolah. Menurut Kepala Sekolah SD Sudirman III, salah satu sekolah yang muridnya terlibat tawuran,
Muchtar menjelaskan tawuran ini berawal saat empat orang siswa SD Gaddong mendatangi kawasan SD Sudirman.

Masih menurut beliau, salah satu siswa SD Gaddong menaruh hati pada siswi SD Sudirman yang juga merupakan tetangganya. Siswa SD Gaddong ini mengajak teman - temannya untuk melihat murid pria SD Sudirman yang juga jatuh cinta pada pujaan hatinya. Kebetulan pada saat itu, siswa SD Sudirman sudah jam pulang sekolah dan mereka berpapasan. Siswa - siswa dari SD Sudirman mengejek murid dari SD Gaddong dengan meneriaki "kasihan cintanya di tolak". Siswa SD Gaddong pun tidak terima hingga akhirnya mereka kejar - kejaran dan pecah tawuran.



Bahkan layaknya tawuran antar mahasiswa, mereka ada yang membawa balok kayu. Dan kejadian ini pun di rekam oleh salah satu pengguna jalan raya dan di upload di media sosial youtube.





Menilik pada peristiwa ini, ada beberapa hal yang layak di perhatikan.

Dewasa terlalu dini.

Tak dapat di pungkiri, saat ini perkembangan teknologi sudah tidak bisa di bendung lagi, terutama penggunaan smartphone yang bebas. Bebas di gunakan oleh siapapun termasuk oleh anak - anak, apalagi jika tanpa adanya pengawasan dari orang tua. Mereka dengan bebas mengakses konten yang belum layak mereka konsumsi, termasuk konten cinta - cintaanyang membuat mereka menjadi dewasa lebih dini.

Anak - anak adalah peniru ulung.

Dari apa yang mereka lihat, yang mereka dengar menjadi guru mereka yang sesungguhnya. Tontonan di layar kaca yang banyak memperlihatkan adegan pertengkaran di jalanan menjadi contoh yang nyata buat mereka. Kesan bahwa menyelesaikan sebuah masalah dengan cara bertengkar terpatri di otak mereka. Belum lagi adegan cinta - cintaan yang sering mereka lihat, juga menjadi hal yang mereka tiru.

Butuh peran orang tua dan guru.

Saat di rumah, peran orang tua sangat penting untuk memastikan apa yang di lihat oleh anaknya memang layak. Saat menggunakan smartphone, orang tua harus punya batasan. Begitu juga saat melihat tayangan di televisi. Guru yang merupakan orang tua saat di sekolah juga punya kewajiban mengawasi mereka, tentu selain tugas utamanya sebagai pendidik.










Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur : Opini pribadi TS dan Ini