- Pernyataan kontroversial Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel menuai kecaman dari seluruh dunia.

Langkah Trump tersebut mengganggu stabilitas proses perdamaian di Timur Tengah. Apalagi Trump juga akan memindahkan kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) juga menolak keras arogansi politik Trump.


"KAMMI mengutuk klaim sepihak AS terhadap Yerusalem yang merupakan bentuk agresi terhadap kedaulatan Palestina sebagai bangsa. Sikap tersebut membuktikan standar ganda AS dalam penyelesaian masalah Palestina," kata Ketua KAMMI Kartika Nur Rakhman, Jumat, (8/12).

Melalui siaran persnya, Nur Rakhman menyatakan, tindakan AS ini mendorong eskalasi konflik dan merupakan bentuk dukungan terhadap penjajahan Israel atas Palestina. Ia juga mengatakan, tindakan sepihak itu merupakan pelanggaran atas Resolusi Dewan Kewamanan PBB.

“Pengakuan ini secara tidak langsung mendukung penjajahan Israel atas Palestina. Sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945, pemerintah Indonesia wajib melawan segala bentuk penjajahan di dunia”, kata Nur Rakhman.

Ia juga mengaku mendukung Presiden Jokowi agar bersikap lebih berani dan tegas terhadap AS. KAMMI juga meminta presiden Jokowi untuk memanggil Duta Besar AS dan memberikan tekanan politik.

Melihat pentingnya isu Yerusalem bagi umat Muslim di seluruh dunia, Nur Rakhman akan menyerukan aksi Nasional. Namun itu akan dilakukan jika Jokowi tidak juga bersikap tegas.

“Jika tidak ada respon lebih keras dari Jokowi atas masalah ini, KAMMI bersama elemen umat lainnya akan menyerukan aksi nasional dalam memperjuangkan kedaulatan Palestina. KAMMI akan menggalang massa dan mengepung kedutaan besar AS di Jakarta,” kata Nur Rakhman.

(iml/JPC)

https://www.jawapos.com/read/2017/12...-as-di-jakarta