Sebaiknya Pak Jokowi Berduet dengan Rajawali Ngepret
TS
aghilfath
Sebaiknya Pak Jokowi Berduet dengan Rajawali Ngepret
Spoiler for Sebaiknya Pak Jokowi Berduet dengan Rajawali Ngepret:
Quote:
jpnn.com, JAKARTA - Relawan pendukung Joko Widodo yang tergabung dalam Seknas JOKOWI mulai mengggadang-gadang mantan Menko Maritim Rizal Ramli sebagai kandidat calon wakil presiden pada Pemilu 2019. Tokoh yang beken dengan julukan Rajawali Ngepret itu dianggap pantas diusung pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi.
Menurut Sekjen Seknas JOKOWI Osmar Tanjung, selama ini memang ada yang menyebut hubungan Presiden Jokowi dengan Rizal kurang harmonis. Padahal, kata Osmar, yang terjadi justru sebaliknya.
Osmar mengatakan, hubungan dan komunikasi Jokowi dengan Rizal Ramli bisa dikatakan baik-baik saja dan makin lancar. “Bahkan makin harmonis ketika Rizal Ramli keluar dari Kabinet Kerja,” ujar Osmar melalui pesan singkat, Jumat (8/12).
Lebih lanjut Osmar mengatakan, wacana menduetkan Jokowi dengan Rizal Ramli di Pilpres 2019 bukannya tanpa pertimbangan. Bahkan, Sultan Tidore Husain Syah juga melontarkan wacana serupa.
Osmar menyebut wacana yang digulirkan Sultan Husain juga merupakan cerminan suara dari Indonesia timur. Selain itu, dukungan tentang ide tersebut juga datang dari tokoh senior Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Soko Sudarso.
Osmar menambahkan, Rizal bukan hanya ekonom senior yang mumpuni. Tokoh kelahiran Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954 itu juga lama menjadi penasihat TNI.
Rizal yang terlahir dari keluarga sederhana dan menjadi anak yatim sejak kecil, sambung Osmar, dikenal gigih dan tanpa lelah membela kaum duafa. Selain itu, pendiri ECONIT Advisory Group tersebut juga getol menyuarakan pluralisme.
Karena itu Osmar menyebut Rizal hanya milik masyarakat Minangkabau, namun juga kepunyaan masyarakat Indonesia dan dunia sebagaimana Proklamator RI Bung Hatta.
Osmar juga menyinggung pertumbuhan ekonomi yang setagnan di angka 5 persen. Padahal, janji Joko Widodo-Jusuf Kalla pada masa kampanye adalah menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen.
“Bagi Rizal Ramli kegagalan ini karena kebijakan ekonomi neoliberalisme yang diterapkan Sri Mulyani dan menko perekonomian (Darmin Nasution, red). Kebijakan neolib menteri keuangan ini makin memperlemah daya beli rakyat,” tegasnya.